Di
atas itu percakapan sektar lebih dari 10-an tahun lalu. Iseng sejatinya sih.
Saat mau tur keluar kota. Saat itu, “kebetulan” kami bisa sering bersama-sama,
untuk beberapa waktu. Saya bersama sahabat baik saya, alm Wawan Djuanda-nya Republic
of Entertainment, pada waktu itu berkesempatan menjadi agency untuk serangkaian tur show. So, kita jadi jalan terus
menemani...
Obrolan
ya pastinya kemana-mana. Seperti yang di atas itu. Soal lagu, ‘Radja’. Yang
ternyata bertuah bagus. Bikin mereka jadi “raja” sebenarnya. Dalam dunia musik
cadas tanah air. 20 tahun sudah usia mereka, membuktikan musik mereka dan
intensitasnya.
Restu Triandy,
kelahiran Bandung 12 Oktober 1968. Dari ayahnya (alm) Sam Kariono, ibunya
adalah Tri Hartati. Anak ke 3 dari 5 bersaudara. Beristrikan Lila Sisylia,
berputrakan Jordan, Balian dan Zilian. Saking bekennya temen baik saya, saya
jamin dah, banyak orang udah hafal luar kepala soal data pribadinya di atas.
Betul
ga, ‘ndi? Ia cuma terkekeh-kekeh. Lalu kita akan ngobrolin apaan lagi, apa lagi
yang elo belum tau bro? Dia tanya begitu, saya jawab santai, apaan aja pasti
menarik dan jadi bahan tulisan yang asyik buat gw, “Dan terutama buat pembaca
NewsMusik gw, bro...”
Yang
jelas, ia memang urat nadinya kelompok bernama Badai Band. Yang lalu berganti nama menjadi R.I.F dan lantas menjadi /rif.
Asal Bandung, tentu saja. Dan “seluruh dunia pun sudah tau keleeessss”... Mereka telah merilis Radja di 1997, disusul Salami
di tahun 1998. Keduanya bener-bener dahsyat merampas perhatian publik tanah
air. Band kafe Bandung, yang sudah wara-wiri ke Jakarta juga, langsung ngehits jack!
Nikmati Aja,
dirilis 2 tahun berikutnya. Sukses juga. Dilanjutkan dengan Dan Duniapun Tersenyum (2002). Pil Malu dirilis tahun 2006. Disusul
album 7 di 2010. Dan tahun kemarin
mereka merilis, 18 Years of Rock,
sebuah album sebagian “the best of” tapi versi live dengan ada lagu-lagu baru juga. Mereka pernah merilis
kompilasi lagu terbaik mereka pada 2004.
Nah
Andy, seiring dengan makin populernya /rif sebagai grup rock papan atas, juga
menjelma menjad sosok rocker “front-line”
terdepan. Ia rajin tampil “solo”, terutama pada konsep-konsep yang “tidak
biasa”. Misal muncul di Urban Jazz
Crossover, yang kemudian menjadi Urban
Crossover saja.
Ia
juga muncul pada beberapa album Tribute
to seperti Salute to Koes
Plus/Bersaudara dari Erwin Gutawa,
dirilis 2004. Kemudian juga Original
Sountrack film, (remake) Badai Pasti
Berlalu versi 2007.
Ah
ya banyaklah, ia merambah kemana-mana. Dan ya udahlah,dengerin eh baca aja
obrolan di bawah ini ya. Hasil ngobrol-ngeberel dimana-mana. Tapi terakhir,
kita “sok janjian” gitu di sebuah mall baru di kawasan Bintaro. Sesama warga
Bintaro soalnya, sama-sama ga mau capeklah, Bintaro aja ya bro....
Nah
ini terus terang, mulainya rada bingung juga. Dari mana nih enaknya? Eh ya
sudah, gw pilih begini deh....
NewsMusik : Bro,
pencapaian karirmu pada hari ini. Bagaimana menurutmu sih? Terutama musik,
tentu saja
Andy
/rif :
Untuk bermusik, kan itu proses. Terus menerus. Ga terputus. Jalani saja.
Tapi gw bersyukur atas apa yang telah dicapai hari ini. Apapun ya,
sebagaimanapun, ya harus disyukuri.
NM : Elo
merasa sudah populer banget?
A
/r :
Hahahaha....jadi banyak orang yang kenal? Dimana-mana teman ya? Disyukuri
brooo.... Seneng banget, jadi lebih
banyak temen
NM : Ok
dengan /rif mu. Pencapaian hari ini saja, setelah beberapa tahun kan. Kebayang
bisa bertahan hingga 17, 18 bahkan 20 tahun?
A
/r :
Ya ngebayang. Tapi tanpa target sebenarnya. Jalanin aja, ngeband bareng
yiuk. Jalan, satu, lalu dua, tiga tahun seterusnya. Tapi walau tanpa target, ga
kebayang bisa bertahan selama ini ya, cuma dari awal juga pengen bisa awet. Ga
mau kalau hanya 2, 3 tahun doang.
NM :
Seusai apa ya, keinginankah apa yang sudah dicapai oleh /rif sejauh ini?
Maksudnya, ya juga untuk semua /rif.
A
/r :
Sampai 8 album gini, waktu awal kami yakin bisa jalan. Tak terbayang
akan panjang tapi yakin aja, bahwa /rif akan jalan. Harus deh. Kita cukup
serius lah. Dan sejauh ini, harapan-harapan kami sih sudah terjadi ya... Ya
semua /rif mensyukuri saja. Nge rock sampai 20 tahun begini, ya harus disyukuri
dong, bisa bertahan....
NM :
Bro,boleh flashback dikit. Awalnya /rif itu, siapa aja di dalamnya?
A /r
: Dari Badai Band ya lalu ke RIF.
Ada termasuk Baron tuh, gitar. Iwan bass. Ade sebagai drummer. Daru
di kibor. Ada juga Dwi, juga kibor.
Lalu masuk Iyus, gitar. Sampai Andri,
juga pernah jadi gitaris RIF. Erwin
juga tuh. Ganti-ganti deh, sampai Denny
Lesmana, Jackie, termasuk Micko Protonema.
NM :
Banyak banget. Keluar masuk gitu ya bro?
A
/r :
Hahahaha, iya, bergantian aja. Baru masuk 1992 sampai 1994 gitulah, kita
mulai dengan Jikun, Magi dan Denny. Iwan atau Ones,
tetap. Iwan itu dari awal terus dengan RIF lho sampai sudah jadi /rif juga.
NM : Gw
mau tanya, kenal Jikun, gimana bro?
A
/r :
Gw kenal Jikun, liat dia adalah pemain bass yang asyik. Lalu ya kita
ngeband bareng, gw pemain gitarnya, Jikun ya harus jadi bassis dong. Mellow Cat, namanya. Ada Gema, vokal. Lalu Kiky, drummer. Ini band mainin Marillion, Yes, wah art rock atau progressive lah. Gw bukan jadi vokalis lho. Backing doang lah, yang vokalis kan Gema.
NM : Wah,
elo mainin progressive dulu? Seru juga, bro? Yang nonton ada emang?
A
/r :
Ada dong. Yaaaa, kusut-kusut ga ngerti gitu kayaknya sih, sebagian besar
penonton kita waktu itu. Tapi ada juga kok fans Marillion dan Yes gitu, yang
suka dengan Mellow Cat. Itu sih jaman kuliah ya, sekitar 1987-anlah ya. Era
1980-an banget waktu itu.
NM : Abis
Mellow Cat, kemana?
A
/r :
Nah abis itu, diem-diem Jikun sama Magi dan Trisno PAS Band, bikin band. Namanya so cute banget, Red Pinky.
Hahahaha.... Mereka ternyata butuh vokalis, nah gw diajak di situ. Iya harus
jadi vokalis. Karena gitarisnya, Jikun. Jadi Jikun ceritanya, balas dendam dia
nih... Hehehehehe.
NM : Musiknya
gimana tuh? Masih progressive?
A
/r :
Oh ini lain. Musiknya rada alternative
rock. Bawain Poison, Winger, Red Hot Chilli Peppers, kayak gitulah. Sudah
mulai masuk periode 1990-an waktu itu. Tapi harus diakui, Jikun memang makin
matang,makin keliatan dia memang pantas jadi gitaris. Bukan bassis! Dia mau
mengulik, cukup rajin. Ga kayak gw sebenarnya,jadi memang gw akui, lebih pantas
dia jadi gitaris. Tapi walau begitu, dulu jadi bassis sih Jikun juga
bagus...Hahahaha
NM :
Kalau Ovie bro? Kapan elo kenalnya? Denny digantikan Ovie kenapa?
A
/r :
Denny keluar ya, mundur aja. Ga tau juga, kita waktu itu makin kencang
jadwal kemana-mana. Waktu itu, inget ga, tiap akhir Minggu aja ada yang /rif
jalan sama elo kan bro? Atau kita sering banget ketemu. Jadi lagi mulai sangat
lancar. Denny keluar. Sementara Ovie memang, pilihan satu-satunya untuk mengisi
kekosongan setelah Denny keluar itu.
NM :
Kenalnya gimana?
A
/r :
Gw itu fans band cover-nya Ovie, Schizoprenia
namanya. Mereka pas banget jadi covernya Bon Jovi deh. Itu awal 1990-an. Di
luar U’Camp, bandnya Ovie yang
rekaman itu. Kita makin dekat dengan Ovie, waktu kita tuh rekaman ‘Tusuk
Jelangkung’ di rumahnya Ovie. Suka iseng-iseng aja main bareng, dari saat itu.
Pas lagi lowong gitu, ga sengaja sih. Ya tapi waktu itu udah ngeliat, Ovie pas
main sama kita. Dan bener kan, waktu Ovie masuk /rif prosesnya ga lama-lama.
Langsung bisa solid.
NM : Ovie
itu gimana menurutmu orangnya? Atau gini, apa yang paling menarik dari Ovie
buat elo bro?
A
/r : Tongkrongan kerenlah. Ngerock banget! Penuh
tato. Ovie masuk /rif kita semua jadi bertato deh, hahahahaha. Itu pengaruhnya.
Ovie itu orangnya sebenarnya lowprofile.
Ah elo juga tau kan dia gimana? Tapi seringkali, dia tuh suka mengejutkan, suka
konyol ngagetin. Tapi ya konyol yang
seru gitu. Hahahaha.... Yang jelas, gw dan Jikun jadi ketagihan bertato. Sekarang,
gw sih stop deh. Lihat Jikun tuh, udah rata kanan-kiri tangannya, hehehehe.
Cuma Magi yang tak tergoda untuk bikin tato....
NM : Nah,
kalau Magi, sebagai adikmu sendiri?
A
/r :
Magi, adik yang kompak. Kita bareng-bareng terus. Kompak, tapi
sebenarnya sering juga beda pendapat. Nah ini serunya, dalam /rif itu yang
sering bertikai ya antara gw dan Magi. Sama yang lain, bisa dibilang ga ada.
Tapi gw dan tanya aja Magi, merasa kita berdua kompak.
NM :
Musikalitasnya Magi, untuk /rif?
A
/r :
Apa yang diragukan lagi, Magi termasuk dari awal. Dia ikut memberi
bentuk pada musik /rif. Buat gw, Magi salah satu dari sedikitdrummer yang
pemain banget. Dia mainnya efektif. Tau persis, gimana bikin enaknya untuk
bawain sebuah lagu gitu. Magi entertainer banget sebagai drummer. Asyik liat
dan dengar dia main.
NM : Ya
ok, gimana dengan Teddy?
A
/r :
Yang dekat dengan Teddy sebenarnya Magi. Pernah main bareng. Gw sih
pernah lihat dan dengerin, eh kawin mereka berdua. Ngobrolnya mereka berdua
juga akrab dan seru banget. Jadi, waktu Iwan mundur, sebenarnya pilihan kita
yang paling pas adalah Teddy. Dia persis Iwan mainnya, juga gaulnya
kekita-kita. Dan Teddy juga sama kayak Iwan, orangnya low profile gitu. Saat
ini, hanya Teddy yang memang masih di Bandung, kami semua sih sudah pindah
tinggal di Jakarta.
NM :
Lalu, /rif menerbitkan buku ya?
A
/r :
Kami bukan membuat biografi biasa. Lebih pada sharing pengalaman saja sebenarnya. Karena banyak pertanyaan yang
datang ke kami semua di /rif. Misal, ya gimana jadi rocker, kalau rocker pasti
punya banyak cewek dan macam-macamlah. Gw pikir, kita jawab lewat buku itu
saja. Makanya judulnya, Mau Jadi Anak
Band? Semoga bisa bermanfaat, terutama buat anak-anak muda yang pengen jadi
anak band.
Selain
itu, Andy kemudian mendapat kesempatan “melebarkan sayap”, ke dunia seni peran
dan termasuk film. Ia muncul di Gerbang13
(2004), Oh Baby (2008), Seleb Kota Jogja (SKJ) dirilis 2010. Lalu terakhir, Cahaya Kecil, pada 2013.
Untuk
seni peran, nah ini nih, kamipun lantas jadi bertemu lagi. Ceritanya ada drama
musikal, DIANA karya Garin Nugroho atas ide cerita Bre Redana, dengan musik oleh Jockey Suryoprayogo. Drama musikal itu
untuk memeriahkan HUT Harian Kompas di 2010. Andy dipilih menjadi salah satu
pemeran utama, seorang jenderal. Dan saya, menjadi anggota tim organizer utama pelaksana konser musikal
itu.
Lalu
ia juga antara lain tampil di Siti
Nurbaya (Kasih Tak Sampai) atas
cerita Marah Rusli, yang dibesut
sutradara, Denny Malik. Ia menjadi
tokoh antagonis, Datuk Maringgih. Dalam musikal ini, ia bertemu kembali dengan
sesama rocker, yang menjadi lawan mainnya di Diana, Ariyo Wahab. Sebelumnya,
ia juga sempat ikut dengan Water Closet,
karyanya harpist, Maya Hasan.
Gaya
panggungnya memang sedari dulu terkesan teatrikal, ekspresif. Saya sendiri
melihat, ia seperti melakukan “mixing-style”
termasuk pada sisi ekspresi dari sekaligus beberapa nama. Sebut saja, Fish-nya Marillion, termasuk Peter Gabriel. Ada juga Adam Ant. Bono nya U2 juga. Banyak vokalis rock dan new-wave 80-an, yang memang
menginspirasinya. Termasuk ada Jagger-nye, ada Sebastian Bach-nya de el el
deh.
Dan
“kepandaian”nya berekspresi, ternyata bak keterusan. Ya nyambung ke panggung,
untuk urusan “lain dunia lagi”. Yaitu seni peran. Termasuk film. Dimana diakui,
Andy punya kemampuan, masuk ke dalam karakter peran yang harus dimainkannya.
NM : Akan
terus juga berkiprah di film dan teater?
A
/r :
Intermezzo saja. Gw sebenarnya tetap fokus di dunia musik saja.
Kesempatan itu, untuk teater dan film, ya gw juga suka sebenarnya. Nyambung
gitu dengan dunia musik. Paling ga kan, ada musiknya juga ya? Tapi kalau pas
jalan dua gitu, ya harus pinter-pinter atur waktu. Persiapan dalam sebuah
pentas teater atau musikal itu, penting banget kan? Supaya kita bisa masuk
dalam ceritanya dengan baik.. Kalau gw merasa, ga punya banyak waktu, mending
gw mundur atau tidak terima.
NM :
Kayak waktu Diana ya bro?
A
/r :
Iya, itu salah satu contoh. Lumayan panjang kan, 4-5 bulan ya? Jakarta
dan Solo. Apalagi, cerita masih dinamis, sering berganti. Dialog, gerakan, ada
perkembangan terus. Gw suka, karena juga ada nyanyian langsung, ya bawain lagu
Koes Plus secara live. Tapi itu
berat, harus sebisa mungkin mengikuti masa-masa latihannya. Nanti bisa keteter,
bahaya kan?
NM : Bro,
ngemeng-ngemeng, bakat elo datang dari mana sih? Musik deh terutama ya....
A
/r :
Dari ayahku. Ayah itu kan main dengan band Latin. Bandnya, Talamanez. Suka nonton kalau ayah gw
main di TVRI, acara musik latin. Main dengan Hasbullah, itu kan ayahnya Elfa
Secioria. Elfa juga main. Ayah gw itu main perkusi, bongo. Atraktif gitu.
Mungkin ketularan beliau, gw jadi ga bisa diam bila di atas panggung.
NM : Wah,
jadi pemain Latin ya bro, ayahmu?
A
/r :
Iya, dia pernah dijuluki, King of Bongo. Karena atraktif banget. Hahaha,
bokap tuh gayanya keren di panggung.
Grupnya dulu ya El Dolores Combo. Lalu ke Dasaria Combo. Ya baru ke Talamanez,
yang untuk TVRI itu.
NM : Eh
ibumu juga kan ya bro?
A
/r :
Iya bener. Lagu ‘Euis’ itu ya sebenarnya ciptaan nyokapku dengan kedua kakaknya. Ya yang populerin lagu ‘Euis’itu
ya, nyokap itu. Ibuku memang penyanyi, suka menyanyi dengan kakak-kakaknya. So,
begitulah ga heran kalau Magi dan gw, lalu jadi musisi begini. Walau
saudara-saudaraku yang lain ga ya. Gw juga dulu pernah kerja di bank, sempet
waktu itu ga pernah kepikiran jadi musisi beneran. Tapi ternyata jalan hidup gw
emang ke musik, ya begini nih....
NM : Elo
awalnya, melatih sendiri, untuk stage act?
A
/r :
Mungkin iya. Lupa. Tapi itu otomatis, spontan. Ada nada, kedengeran,
nikmatin aja. Badan biarin gerak. Lalu ya nyanyi. Sulit kalau menyanyi dan
tidak bergerak. Apa ya rasanya. Musik itu yang memberi enerji, untuk gw dan
anak-anak /rif melakukan stage act, mengisi performance
kita...
NM : Juga
memberi ekstra energi ya, sehingga bisa 3-4 hari dalam seminggu, elo sanggup
tampil walau di beberapa kota dan tempat?
A
/r :
Iya begitulah. Musik menghidupkan, kasih semangat. Juga respon penonton!
NM :
Alkohol?
A
/r :
Ga jamin kalau itu. Booster
sekilas saja. Tapi biar gimana kita juga harus bisa kontrol kan? Itu lebih ke social drinkers, rock n roll. Tapi jangan menganggap, tanpa alkohol kita
ga bisa manggung. Kemarin gw pernah mengalami, sebaiknya gw tidak minum
alkohol, suara gw nyaris habis. Ngomong seperlunya, hanya menyanyi saja. Minum
air putih secukupnya. Bahkan merokok gw harus kurangi.
NM : Elo
gimana jaga kondisi staminamu? Elo kan ga suka fitness? Bukan rocker yang seneng pamer sixpack perut, ya ga?
A
/r :
Hahahaha, gw berenang saja, seminggu pasti berenang sama anak-anak. Ga
tentu jadwalnya. Gw tuh ga punya resep khusus ya. Merokok ya tetap, minum
sedikit-sedikit iya. Jaga suara sih ga konsen gimana. Usahain kalau bisa, ya
istirahat cukup deh. Santailah. Fitness, emang ga sempet. Ya yang lain fitness,
gw ga aja. Lari atau jogging, ya sekali-sekali, tapi paling jalan kaki sama
keluarga. Udah itu aja.
Saya
memang melIhat, Andy ini rada unik gimana ya, sebagai seorang vokalis rock. Dia
terkesan biasa saja, memang ga menjaga ketat suaranya. Juga staminanya.”Kelewat
santai”lah, soal suaranya. Tapi dia
sanggup dan bisa-bisa aja, main di kota A malam ini, besok malam di kota B,
kemudian di kota C di hari berikutnya.
Ia
memang mencuri tidur terutama bila di perjalanan, di atas pesawat. Maka satu
ketika pernah terjadi nih, begitu naik pesawat, Andy tertidur pulas. Sangat
nyenyak. Dia benar-benar ga tau, bahwa sempat ada masalah lumayan serius dalam
pesawat itu. Bahkan pramugari sudah memberi aba-aba kepada penumpang yang duduk
dekat pintu darurat untuk menahan diri, tunggu aba-aba untuk membuka pintu
darurat.
Cukup
menegangkan untuk semua penumpang. Pesawat “Sisingaan” itu makin dekat saja
dengan lautan, di bawahnya! Ngeri dong? Keputusan pilot, pesawat yang harusnya
ke Makasar, terpaksa berbalik ke Soekarno Hatta, Cengkareng. Pesawat memang
bermasalah, pada hidroliknya.
Syukurlah,
semua kita masih diberi keselamatan, dan umur panjang! Pesawat mampu untuk
didaratkan kembali di Cengkareng. Semua penumpang turun dulu, karena harus
berganti pesawat. Andy yang tertidur pulas, begitu keluar pesawat setengah
sadar mungkin, bilang tak berdosa, “Lho, bandara Makasar sekarang udah kayak
Cengkareng ya? Mirip banget?” Kita semua tertawa.
Saya
bilang, untung elo pules bro. Ga ikut-ikutan deg-degan sama penumpang lainnya.
Pesawat hampir aja jatuh di laut. Andy mesem-mesem, rada ga percaya. Dia pikir,
kita semua becanda. Dan dia berpikir, sebenarnya pesawatnya belum take-off dari tadi dan batal terbang
saja. Dan dia mendapat seat di areal
pintu darurat!
Begitulah
cara Andy menyiasati waktu istirahatnya. Ia juga begitu masuk hotel, kalau
terbang pagi hari, akan langsung masuk kamar. Dan tertidur pulas, memohon tidak
diganggu untuk beberapa waktu. Dan usaha itu efektif, karena ia sore harinya
sudah standby dengan lumayan fit. Dan
akan fit, saat show di malam harinya!
Saktinya,
masih ada tambahan lagi, seringkali dia hafal saja lirik-lirik lagu yang mau
dinyanyiinnya. Kalaupun dia tak hafal, dia pasti sudah menyiapkan lirik-lirik
lagu itu. Dia coba hafalkan sebelum tampil, kalau dia merasa ga aman, maka ia
akan menyanyi dengan melihat teks. Walau membaca teks itu, tak berarti
mengurangi “elastisitas” gerak tubuhnya, dalam aksi panggungnya itu.
Andy,
mahir juga soal itu. Terpaksa harus liat teks, tapi ga akan membuat dia jadi
tampak kaku. Namun menurutnya, sedapat mungkin ia bisa menghafal lirik. Apalagi
bila di pergelaran konser-konser besar, ia harus berusaha semaksimal mungkin
bisa menghafalnya luar kepala.
NM :
Seorang Andy ini, apa ketakutanmu yang terbesar bro?
A
/r :
Pasti terkait musik dan nyanyi bro. Yang gw takut, gw nyanyi lalu
penonton ninggalin. Karena berarti kan, penonton ga suka penampilan gw ya suara
gw. Bahaya banget, kalau itu terjadi. Waaaahhh....! Jangan deh. Karena kan
respon penonton, sorak sorai penonton, tepuk tangan penonton, itu pemberi
semangat yang sangat berarti. Gw sangat bahagia dan senang kalau penonton
senang dan terhibur karena penampilan gw, karena suara gw. Sempurna kalau
begitu kan? Bisa tidur nyenyak deh pasti.... Hahahahaha.
NM : Ada
impianmu, dalam dunia musik, yang belum kesampaian bro?
A
/r :
Ga ada, selain album solo. Hahahaha.... standar ya.
NM : Ok,
sudah nyiapin dong? Sejauh mana bro?
A
/r :
Niatnya dulu, bayangan konsepnya. Pengennya bener-bener terbalik dari
apa yang gw lakukan dengan /rif. Harus berbeda banget. Pernah kok nyiapin dulu,
dengan pak Jan ya masih di Sony kan waktu itu. Musiknya dengan Dian HP. Ada featuring Tohpati juga,
dengan akustik. Rada bigband ya.
Sayangnya ga diterusin sampai kelar. Pak Jan
Djuhana juga keburu keluar dari Sony kan? Beberapa tahun lalu itu. Cukup
serius awalnya. Gw suka konsep dasarnya.
NM :
Bigband? Kayak Rod Stewart, Sings Greatest American Songbook?
A
/r :
Dasarnya, untuk musiknya bisa begitu ya. Menarik dan gw suka, gw sering
dengerin album Rod Stewart yang itu. Tapi lagu kan, bisa ambil dari mana-mana
ya. Bisa saja lagu baru, karya siapa. Musik bigband. Gw punya bayangan,
pokoknya harus berbeda dengan /rif. Musik bisa bigband, atau mungkin
worldmusic, atau electronica dengan live.PA
siapa gitu, kolaborasi dengan grup electronica.
NM :
Dengan electronica, mungkin bukan barang baru ya, sering kan featuring
dengan DJ-DJ di sini, bro? Tapi world music, seru juga ya?
A
/r :
Iya, tapi mungkin electronica yang grup ya, bukan single DJ. Main konsep, agak ekstrim juga pasti menarik. Tantangan.
Dengan world music, gw pernah coba lho, diajak tur ke Dubai, Qatar, Abu Dhabi.
Tampil dengan Kyai Kanjeng waktu
itu. Bawain lagu-lagu rock ya tapi dengan iringan dan instrumentasi gamelan
Jawa. Asyik juga, penonton di sana suka ternyata. Itu terjadi sekitr 6 tahun
lalu. Ya gw nyoba main dengan Iyus-nya KSP yang punya format bigband. Pernah
juga dengan Dira Sugandhi, bawain lagu-lagu Ismail Marzuki.
NM : Elo
lagi dengerin rekaman album siapa sekarang-sekarang ini sih? Yang menarik hati
dan kuping elo, bro
A
/r :
Gw lagi dengerin beberapa, salah satunya itu, Sandhy Sondoro. Gw baru dengerin tadi juga di mobil, waktu ke sini.
Gw suka karakter vokalnya, khas dan kuat banget. Dia itu sangat ekspresif ya.
Gw salut sama Sandhy. Selain itu, gw lagi dengerin beberapa materi lama lagi,
Marillion sampai Pink Floyd,
hahahaha.
NM : Loncat banget! Karena elo lagi sering bantuin
album progressive rock, Indonesia Maharddhika ya?
A
/r :
Hahaha, ga juga sih, ya gw seneng bisa bantu album itu. Juga seneng pas
diajak ikut main, tampil dengan lagu yang gw bawain dalam album itu. Gw kan kolaborasi
dengan Imanissimo dan dengan Kadri Mohammad. Marillion itu udah lama
banget gw suka, gw denger dan suka prog rock ya seperti cerita gw di atas tuh,
udah sejak 1980-an. Jadi waktu diajak Kadri dan YenNinots Journey nya, mendukung album Indonesia Maharddhika, ya
seneng-seneng aja. Udah lama ga ada album serius untuk musik prog begitu kan?
Eh bisa ketemu elo lagi kan di situ, hahahaha.... Seru kok.
NM : Elo
suka nonton konser band luar kan? Ada yang belum pernah elo nonton, secara
langsung live-nya ya, dan pengen banget elo tonton?
A
/r : Ada, salah satunya tuh Depeche Mode. 1980-an banget ya?
British, electronica gitu. Musiknya itu sadis, garang bisa, bisa centil juga.
Luar biasalah. Gw suka lihat DVD-DVD mereka, nah kepengen banget liat langsung
live mereka. Pasti konsepnya keren.
NM : Ada
ga, penyanyi luar yang elo pengen banget nyanyi duet dengannya?
A
/r :
Scott Weiland nya Stone Temple Pilot! Juga Perry Farrel nya Jane’s Addiction. 2 nama itu deh, yang pengen juga bisa nyanyi
bareng mereka. Pasti seru deh. Warna vokal, tongkrongannya itu lho. Album Song Yet To Be Sung-nya Farrel, rilis
1999 atau 12 Bar Blues-nya Weiland,
jadi salah satu inspirasi dasar untuk solo album gw. Gw suka dengan solo album
mereka itu. Gw menonton mereka, via DVD-DVDnya. Sering banget, selain dengerin
CD-nya.
NM : Bro,
family time untuk keluarga?
A
/r :
Berenang dan pantai. Kalau ada awaktu disempet-sempetin deh. Gw itu
orangnya, ga suka mengajak anak-anak gw ke tempat gw, baik sendiri atau dengan
/rif, akan konser. Ga, gimana ya, gw pasti bisa ga terlalu menghiraukan mereka.
Cuek sama mereka, karena kan gw harus
konsentrasi untuk tampil? Jadi sebaiknya jangan. Merekapun sekarang ini, makin
gede, ya makin ngerti. Mereka ga terlalu suka kok, untuk ngikut gw mau show.
NM :
Jadi, punya jadwal liburan?
A
/r :
Harus bro. Gini, gw biasanya sisihkan waktu pas mereka masuk masa libur
sekolah. Gw harus bisa punya waktu jalan-jalan sama mereka. Kemanapun, luar
negeri atau ya Bali, Lombok. Jalan-jalanlah, pantai tempat favorit kita.
Beberapa hari kita liburan. Itu gw udah commit
dengan istri dan anak-anak gw. Gw biasanya, mau liburan sekolah, pasti
minta jadwal kosong sama manager gw, untuk gw bisa pergi sama keluarga.
NM : Anak-anakmu
ada yang mulai kelihatan bakatnya,jadi penyanyi atau musisi?
A
/r :
Jordan, yang pertama kan tinggal di US ya sama mamanya. Yang sama gw
sekarang Balian dan Zilian. Balian mulai minta untuk kursus piano. Jordan, udah
dari kecil, balita ya, mulai seneng menyanyi. Zilian juga sekarang seneng
menyanyi kliatannya. Gw ga nyiapin khusus, bahwa mereka harus ikutin gw. Ga
gitulah, tapi gw pasti akan salurin, kalau mereka kepengen mencoba menjadi
pemusik atau penyanyi.
NM :
Anak-anakmu suka babenya jadi rocker?
A
/r :
Yaaa mau gimana lagi, hehehe. Mereka terima, mereka sih ok-ok aja.
Mereka tetap suka liat gw, misal lewat televisi ya, atau denger rekaman album
gw. Mereka sih rata-rata suka. Istri juga suka.... hahaha, senengnya ya....
NM :
Mungkin ini yang terakhir, lagi sibuk rekaman apa sekarang? Yang dengan Koil ya?
A
/r :
Oh iya, dengan Koil, kita itu rekaman barengan. Ya semua masuk studio,
main bareng. Lha, uniknya ternyata anak-anak Koil itu pendekatannya terhadap
lagu baru itu, kok sangat /rif ya. Ga tau deh. Dengerin aja. Judulnya jadi,
‘Party..Party...Party’. Memang kita berdua yang menulis, mainin bareng. Dan
karena Koil dan /rif kan didukung bareng semua oleh Jack Daniels, ya lagu itu dijadiin kayak theme song mereka deh. Lantas, ya Oktober kita akan tur bareng
beberapa kota. Sekalian launching single itu. Iya baru single dulu.
NM : Oh
baru single, belum album ya?
A
/r :
Kemarin tuh, kita punya waktu barengnya emang untuk bikin single. Sehari
bikin, workshop bareng, ketemu aja
rame-rame. Lalu minggu berikutnya rekaman, di bulan Agustus ya. Album, ya
mungkin saja, tapi belum ada waktu sekarang-sekarang ini. Ya nikmati sajalah
dapat single, eh bisa tur bareng. Seneng bangetlah! Ikut ga, bro?
NM :
Boleh juga, udah lama ga jalan bareng /rif..... Hehehehe. /*
No comments:
Post a Comment