Basah...basah, eh kok lagu dangdut? Padahal ini mau ngomongin The Groove. Grup asal Bandung, berdiri sekitar tahun 1997 gitulah. Mereka berawal dari grup Odyssey, grup kafe. Dan yang pasti...tidak memainkan dangdut!
Tapi
kok penontonnya bisa basah segala? Apaan
maksudnya sih? The Groove, bisa disebut sebagai salah satu nama yang melesat
relatif cepat di era 1990-an. Mereka main pertama kali di sebuah company-gathering di Surabaya. Dari
situ, mereka lantas main di lingkungan kafe atau clubs di seputaran Bandung.
Pertama
kali, cerita mereka, penonton mereka hanya 1-2 meja saja. Itu beneran terjadi! Mungkin juga, salah
satu sebab adalah karena mereka mendapat tempat di hari biasa yang bukan weekend. Tapi seru-seruan aja,mereka
main dengan serius.
Kita
sedari awal sudah memilih memainkan warna musik yang riang, goyang, upbeat.
Pilihannya sengaja begitu, walau grup entertainer
kafe pada masa itu, bisa dibilang jarang memainkan warna musik seperti yang The
Groove mainkan.
Warna
musik dasar mereka adalah seperti apa yang dimainkan macam Incognito, Brand New
Heavies, Jamiroquai. Kita juga nyelipin,
Earth, Wind & Fire atau Tower of Power. Ya, pada waktu itu sih, jarang
banget yang mainin model acid jazz.
Kita malah memilih itu, sebagai color-nya
The Groove. Memang berbeda banget. Tapi awalnya, banyak meragukan. Karena kita
juga bersikap, kepengen jadi band
entertainer tapi bukan Top-40 biasa.
Karena yang Top-40, udah banyak banget waktu itu.
Cerita
Ali Akbar, kibordis, berlanjut,”Di
Bandung ya begitu, kita awalnya memang kayak diragukan. Juga ketika kita main
di Jakarta. Kita pilih acid jazz dan kita mainin terus dan syukurlah,
pelan-pelan banyak yang suka. Dan kitapun jadi salah satu band kafe yang
mungkin ya, fans-nya paling banyak...”
Caranya
ya gitu, kita tetap aja mainin musik kita. Cerita Ali lagi,”Pernah juga ada
yang minta lagu Kopi Dangdut sama kita. Kita bilang baik-baik, kita belum bisa.
Si penonton tetap minta. Tapi ya kita tetap mainin aja musik kita. Hasilnya,
penonton itu, ya kelihatannya sih bisa menerima musik kita. Dia dan
teman-temannya, ga minta lagi Kopi
Dangdut..”
Pada
waktu itu, memang rasanya perjalanan mereka cukup cepat, untuk melaju dengan
cepat. Awalnya pengen main aja jadi entertainer band di kafe-kafe, ternyata
malah jadi salah satu grup yang paling sukses. Tidak banyak grup kafe yang
saban main, penontonnya pasti berjubel.
Saat
itu, dalam waktu tak terlalu lama, mereka sudah didekati label untuk membuat
album. Adalah Yovie Widianto, yang
memberi info dan rekomendasi pada Sony Music, untuk mempertimbangkan The
Groove. Pak Jan Djuhana,salah satu
petinggi Sony, melihat dan menikmati show mereka. Lalu setuju, untuk mengikat
kontrak. Langsung diikat 4 album.
Nah
waktu itu, kata Reza Hernanza, vokalisnya,
“Waktu ditawari rekaman, dan ditanya sudah ada lagu-lagu sendiri? Kita bilang,
sudah ada! Padahal belum ada, baru ada 1-2 lagu., Jadinya, waktu memang resmi
kontrak, kita ngebut bikin lagu.”
Pada
1999 mereka melepas, Kuingin. Yang
langsung sukses. Kata Ali dan Reza, berhasil mencapai angka penjualan hampir
100.000. Album kedua, Mata, Telinga dan
Hati dirilis dua tahun berikut. Penjualannya di bawah album perdana. Tapi
jadwal manggung mereka meningkat secara signifikan. Merekapun berkeliling
Indonesia. Karena order manggung datang dari mana-mana.
The
Groove itu adalah, selain Reza dan Ali, ada Rieka Roslan (vokal), Deta
Gunima (drums), Reza Joseph Patty
“Rejoz” (perkusi), Tanto Putrandito
(kibor), Arie Arief (electric
guitar). Pada bass ada Yuke Sampurna
dan Arie Firman.
Yuke
memang sempat pamit mundur sebelum album ketiga, Hati-Hati, yang dirilis 2004. Yuke waktu itu masuk formasi Dewa. Maka masuklah Arie Firman. Dan
Arie juga yang mengisi bonus-track
pada album The Best of, yang dilepas
Sony pada 2005.
Setelah
itu, The Groove vakum beberapa saat. Semua personil sibuk dengan proyek musik
masing-masing. Seperti Rieka Roslan misalnya, yang memiliki proyek-proyek solo.
Pada 2007, The Groove kembali bersatu, Yuke ikut mendukung lagi. Mereka tampil
di Java Jazz Festival. Dari situ, konsep “Reunion”
diteruskan. Hingga sekarang.
Da
tak terasa, mereka hampirmemasuki usia 17 tahun! Wuidiiih, lagi asyik-asyiknya
nih. Merekapun telah berencana bisa menghasilkan album kembali. Fans-fans kita
terus menerus bertanya tuh, kata Ali. Nah insya Allah di tahun 2013 ini juga
kita bisa menyelesaikan album rekaman terbaru kami, ucap Reza. Diikuti nanti
dengan sebuah konser khusus.
Secara
prinsip, musiknya tidak akan berubah banyak. Tapi mungkin terasa lebih matang
dan sedikit lebih variatif,terang Reza. Warna dasar musikkami, tetapkental, ya
sengaja tidaksengaja deh, jelas Ali. “Yang kita mainin emang sudah kebentuk ke arah itu. Coba mainin yang lain, terasa ga
asik buat kami. Jadi ya begitulah...”Tambah Ali.
Okelah
kalau begitu. Etapi, balik ke soal basah. Siapa yang basah? Basah karena
keringat kan, soalnya musik the Groove ngajak
goyang terus? Reza tersenyum lebar dan setuju. Setuju untuk bersama Rieka,
bergoyang terus, sampai ada penonton melihatnya sexy abis euy. /dM
No comments:
Post a Comment