Wednesday, February 10, 2016

MATAJIWA, Menjadi Saksi Konser, dari depan dan dari belakang

#repost, dari satu tulisan di NewsMusik. Dibuat saya, dengan sebelumnya menerima tulisan lain dari reporter, Yose 'extrajose" Riandi. Saya melakukan editing dan menambahkannya...


 Tanggal 11 bulan 12 tahun 2013 tampaknya menjadi salah satu tanggal terfavorit di tahun ini. Kombinasi angkanya dianggap cantik dan tidak akan pernah terulang lagi. Sehingga tak heran banyak orang yang memanfaatkan tanggal cantik itu sebagai momen sekali seumur hidup. Baik itu mengadakan pernikahan, melahirkan atau apa sajalah. Termasuk perhelatan konser.
Maka di Jakarta sejumlah penyanyi dan grup band meluncurkan album barunya. Di antara sekian banyak itu, NewsMusik diwakili Yose Riandi, memilih untuk mendatangi peluncuran album 1 milik Mata Jiwa di Foundry 8 Kawasan SCBD Jakarta.
Sekitar pukul dua siang Newsmusik sudah tiba di lokasi untuk melihat Mata Jiwa yang tengah mempersiapkan segala hal bagi kelancaran konsernya. Suasana masih sepi, namun begitu memasuki bagian dalam gedung terdengar suara drum tengah dipukul. Naik ke atas dan terlihatlah segenap kru sibuk wara wiri di lokasi.
Reza Achman terlihat dengan bertelanjang dada berada di balik perangkat drum unik dipadukan dengan gendang Batak taganing. Masih belum banyak orang-orang yang terlibat akan berkolaborasi hadir di lokasi. Tapi sudah ada Luluk Ari Prasetyo yang nanti akan menari.
Gerald Situmorang pun kemudian hadir. Dia adalah salah satu personel Sketsa yang kemudian melemaskan jari-jarinya memainkan gitar di atas panggung. Satu per satu kemudian Amoroso Romadian dan Taufik Alkatiri (Sentimental Moods), Dimas Wibisana (Sketsa), Bonita, Anda Perdana, Amanda Chitarra (Parisude), RON, DJ Jedimonk, dan penyair Amin Kamil menyusul datang.
Ada penyair juga ada penari. Memang mau dibikin seperti apa sih konsernya? Dongkal Dangkil yang diambil dari salah satu judul lagu di album 1 ternyata dikonsepkan dalam bentuk semi pertunjukan musik yang memiliki alur cerita dari awal sampai akhir. Harapannya agar penonton bisa mendapatkan pengalaman berbeda ketika menyaksikan.
Anda pun mulai sibuk soundcheck untuk mendapatkan tata suara yang diinginkannya. Dua orang terlihat di sisi panggung tengah memasang logo Dongkal Dangkil. Sementara seorang bocah lelaki sibuk berlari kesana kemari. Memanjat panggung tanpa takut jatuh. Dia adalah Pram anak dari Bonita.
Semakin sore aktifitas persiapan semakin terlihat sibuk. Tapi bukan berarti lantas terlihat tegang suasananya. Yang ada malah sangat cair dan bersahabat. Obrolan santai dan diselipi canda tawa kerap menghiasi. Sersan gitulah, serius tapi santai. Bukan kopral, tapi juga bukan jenderal. Sersan lebih enak kok... Enak apaan?
Newsmusik sempat ngobrol santai dengan Anda mengenai album perdana Mata Jiwa. Rencananya akan merilis album dalam dua bagian karena mereka sudah membuat 14 lagu yang ternyata tidak cukup dalam satu keping cakram padat. Konser Dongkal Dangkil adalah sebagai tanda peluncuran Part 1, sementara Part 2 akan dirilis awal tahun depan.
“Gak tau juga si itu maksudnya apa. Yang bikin orangnya juga ngedesain album,” terang Anda ketika ditanyakan tentang maksud logo yang terpampang di sisi kiri kanan panggung. Kemudian dia menambahkan awalnya ingin membuat logo memakai gambar gunungan tapi diurungkan karena menghindari takutnya ada polemik dari orang tradisi nantinya. Anda juga menjelaskan konsep cover kedua album Mata Jiwa itu saling berkaitan. Dimana bila kedua album tersebut digabungkan akan membentuk sebuah gambar yang menyiratkan angka 1.
Bila diperhatikan logonya, Newmusik melihat masih ada simbol gunungan namun tidak begitu menonjol karena tenggelam dengan garis-garis menyerupai tribal. Anda pun setuju dan kemudian tersenyum nakal serta tertawa ketika Newsmusik menginterpretasikan logo tersebut seperti menggambarkan lubang senggama. “Oh iya ya, betul juga...boleh boleh tuh,” ujar Anda sambil tertawa. Ahay!
Obrolan kemudian beralih pada tes psikologi yang meminta subjek untuk menulis atau menyebutkan gambar-gambar berupa bercak tinta atau disebut Tes Rorschach. Ini karena melihat logo Dongkal Dangkil menurut Newsmusik seperti tengah melihat materi tes tersebut. Anda sangat antusias dengan obrolan seputar tes psikologi.
Anda dan Reza bersama Luluk sempat pula melatih aksi teatrikal yang akan mereka mainkan ketika konser. Mata Jiwa akan berdiri di bawah bagian depan panggung kemudian diberikan topeng kayu untuk dikenakan. Selanjutnya melakukan gerakan-gerakan yang diarahkan oleh Luluk.
Menjelang maghrib, istri dan anak Anda datang kemudian menghampiri dan memeluknya. Adoy yang merupakan suami Bonita juga datang namun tak bisa menyaksikan konser karena masih harus menyelesaikan pekerjaannya.
Sekitar jam 7 malam, semua yang terlibat berkumpul untuk melakukan briefing akhir. Reza membacakan dan menjelaskan rangkaian jalan acara berdasarkan rundown yang dibuat oleh Risma dan Riri. Diakhiri dengan doa bersama dan kemudian dilanjutkan pematangan konsep dengan run-through.
Jam 8 malam run-through dihentikan karena penonton sudah mulai berdatangan. Semua kemudian mempersiapkan diri. Bonita mulai memoles wajahnya dengan make up. Amin mengganti bajunya. Sementara di ruangan lain di belakang panggung, Anda dan Reza berbincang santai dengan Luluk sambil menghisap rokok dan meminum minuman “penghangat” tubuh.
Suasana belakang panggung menjelang konser semakin ramai. Rokenrol atmosfirnya deh! Tapi terlihat,Anda n Reza “serius” menyiapkan diri. Beberapa teman Mata Jiwa menghampiri untuk memberikan selamat dan semangat. Amin masuk ke ruang santai Anda dan Reza untuk kemudian dipoles wajahnya dengan make up putih.
Setelah merasa cukup hangat badannya, Anda kemudian melakukan meditasi dan peregangan. Begitu juga Luluk. Sementara Reza melemaskan jari dan tangannya sebelum kemudian juga melakukan peregangan. Bak akan bertanding bulutangkis atau voli atau...tenis? Pertandingan nanti, memang bakal ”memeras keringat dan memerah tenaga ekstra”. Tanya saja kepada mereka...
Istri dan anak Anda menghampiri ke belakang panggung. Tak lama kemudian Koes Hendratmo yang tak lain ayah Anda juga menghampiri untuk memberi semangat. Mereka saling berpelukan. Anda juga mengenalkan beberapa teman yang ada di belakang panggung, termasuk David Karto dari Demajors yang juga datang.
10 menit lagi konser akan dimulai. Istri Anda memberikan pelukan dan ciuman sebagai bentuk dukungan dan pemberi semangat. Amanda dan Bonita pun juga memberikan pelukan. “Gue bangga banget sama lo,” ujar Bonita sambil memeluk erat abangnya. Bonita pernah mengakui, dia seneng banget bisa membantu abangnya, hal mana suka sulit direalisir karena kesibukan masing-masing.
Sketsa, Gerald dan Dimas, kemudian juga masuk ke ruangan dan saling berpelukan dengan Anda dan juga saling berjabat tangan dengan sesama pendukung acara lainnya. Menjelang detik-detik konser semua kembali saling berjabat tangan dan saling memberikan semangat.
Seperti yang direncanakan setelah usai pemutaran video perjalanan Mata Jiwa ke Bali dan Lombok, Luluk muncul pertama untuk membuka dengan tariannya. Penonton sontak bertepuk tangan antusias karena konser telah dimulai. Mata Jiwa dibuka dengan rancaknya ‘Dongkal Dangkil’ yang menyertakan Amin Kamil membacakan puisi tentang ketidakadilan yang dialami oleh rakyat kecil.
Atmosfir tempat berbentuk hanggar yang lumayan luas itu, terasa kontan dipenuhi suara menggelegar. Bukan lantas terlalu memekakkan telinga. Intinya bukan itu, tapi apa ya mereka emang kayak menggebrak. Langsung menggedor. Dan dengan dorongan enerji yang dahsyat, terutama dari sepasang Mata Jiwa yang terkesan “sangat siap” itu.
Gue boleh ngomong gak? Gue mau bilang gue bangga banget sama abang gue ini,” ujar Bonita usai dia menjadi penyanyi latar bersama Amanda di lagu ‘Inti’. Hanya itu saja komunikasi yang terjadi di atas panggung, karena sampai usai konser, Mata Jiwa tak sedikit pun berinteraksi dengan penonton. Hanya musik dan lagu sebagai medium mereka berinteraksi.

Karpet dibentangkan dengan lilin-lilin mengelilingi. Di sanalah kemudian Sketsa duduk sambil memainkan gitarnya mengiringi Amin membacakan puisi dan Mata Jiwa melakoni aksi teatrikal dengan topengnya. Penonton pun tampak ikut larut menyimak dengan khidmat.
Bonita kembali naik ke atas panggung. Tidak seperti sebelumnya, kali ini dia memamerkan keandalannya menyanyi dengan nada tinggi dan ekpresif di ‘The Maze’. Sementara di meja yang telah dipesan, ayah dan ibu mereka sepertinya melihat dengan bangga kedua anaknya tersebut.
Eron Lebang alias Ron ikutan unjuk gigi dengan menyertakan rapalan cepatnya dalam lagu berirama reggae ‘Gili Reggae’. Penonton sudah barang tentu tidak kuasa menahan hasrat untuk bergoyang. Sebelum setelahnya penonton dikagetkan dengan suara tiupan terumpet tapi tidak tahu darimana asal bunyi tersebut.
Kemudian terjawablah ketika dari arah tangga masuk ke atas Foundry 8 muncullah kemudian Amor dan Taufiq menguak kerumunan penonton. Penonton terlihat senang dengan kejutan tersebut. Setelah tiba di atas panggung, dibawakanlah single utama dari album Part 1 Mata Jiwa, ‘1’. Sebuah lagu yang mengajak pendengarnya untuk merenungkan kasih sayang. Kita boleh berbeda-beda namun tetap harus satu. Nah, pesan! Itu juga tersirat kuat dalam sajian lagu-lagu duo dahsyat satu ini. Pesan aneka rupa, teristimewa...hargailah perbedaan!
Suara indah milik Amanda kembali terdengar ketika ‘The Journey’ dibawakan. Seolah menggiring yang mendengarkan lagu ini untuk terbang tinggi melayang. Hemmm..sangat tepat didengarkan sambil dalam keadaan “melayang” sepertinya. Melayang menikmati orang lalu lalang, mobil bersliweran ataupun “parkir ber-jamaah” alias stuck karena macet. Atau melihat kehijauan alam kota raya, yang makin berubah menjadi “abu-abu”....
Lagu ‘Mata Jiwa’ menjadi klimaks konser Dongkal Dangkil ini. Awalnya dengan ritme lambat untuk kemudian semakin cepat Anda memetik gitar dan Reza pun juga semakin ganas menghajar perangkat perkusinya. “Gila...gila...anjing...keren” teriak Bonita dari sisi kiri panggung pertanda kagum dengan musik yang disajikan Mata Jiwa.
Konser yang menyuguhkan musik beraroma etno psychedelic rock pun berakhir dengan klimaks. Ibunda tercinta menghampiri ke atas panggung dan memberikan buket dan pelukan serta ciuman kepada Anda dan Reza. RON kemudian menyebutkan satu persatu yang terlibat dalam penyelenggaraan konser.
Reza kemudian mengucapkan terima kasih kepada penonton. Diakuinya bahwa persiapan hanya berlangsung empat bulan. Namun siap tidak siap mereka tetap jalan terus semata demi menunjukkan dukungan terhadap dunia musik Indonesia.
Dan mereka secara resmi telah hadir di khasanah musik Indonesia! Enerji duo ini memberikan tawaran alternatif bunyian musik yang tak kalah segar, teristimewa di hari-hai ii. Bahkan memberi pula semangat. Seperti semangat mereka berdua menyelesaikan album ini, yang kabarnya hasil rekamannya begitu kompleks. Karena sangat detil.
Hasil akhirnya, sebuah tontonan musik bagus banget di tanggal cantik. Yang diapresiasi oleh kepadatan penonton di venue yang relatif besar itu, sebuah pemandangan yang cukup mengejutkan NewsMusik. Apalagi terlihat banyak musisi, dari lintas genre yang hadir menonton dan mengelu-elukan duo ini.

NM memberi pujian untuk konsep tontonan Mata Jiwa Dongkal-Dongkil ini. Tata lampu bekerja lumayan, tata suara juga demikian adanya. Menejemen pertunjukkan juga terlihat cukup rapi dan jeli, termasuk jeli dan rajin untuk memindah-mindahkan penonton di wilayah tertentu. Termasuk NM, yang terpaksa tersingkir jauh kebelakang. Tapi tak mengapalah. Tontonannya bagus, walau ditonton dari kejauhan juga...
Turun panggung, Anda dan Reza dihujani ucapan selamat. Dan sekali lagi sang ayah memberikan pelukan hangat kepada Anda. Teman dan saudara menghampiri untuk berjabat tangan erat dan berpelukan atau bahkan meminta tanda tangan untuk dibubuhi di album Mata Jiwa yang dibeli sebagai tanda masuk konser ini. */

No comments: