#repost, dari satu tulisan di NewsMusik. Dibuat saya, dengan sebelumnya menerima tulisan lain dari reporter, Yose 'extrajose" Riandi. Saya melakukan editing dan menambahkannya...
Tanggal 11 bulan 12 tahun 2013 tampaknya menjadi salah satu tanggal terfavorit di tahun ini. Kombinasi angkanya dianggap cantik dan tidak akan pernah terulang lagi. Sehingga tak heran banyak orang yang memanfaatkan tanggal cantik itu sebagai momen sekali seumur hidup. Baik itu mengadakan pernikahan, melahirkan atau apa sajalah. Termasuk perhelatan konser.
Maka
di Jakarta sejumlah penyanyi dan grup band meluncurkan album barunya. Di antara
sekian banyak itu, NewsMusik diwakili Yose Riandi, memilih untuk mendatangi
peluncuran album 1 milik Mata Jiwa di Foundry 8 Kawasan SCBD
Jakarta.
Sekitar
pukul dua siang Newsmusik sudah tiba di lokasi untuk melihat Mata Jiwa yang
tengah mempersiapkan segala hal bagi kelancaran konsernya. Suasana masih sepi,
namun begitu memasuki bagian dalam gedung terdengar suara drum tengah dipukul.
Naik ke atas dan terlihatlah segenap kru sibuk wara wiri di lokasi.
Reza Achman
terlihat dengan bertelanjang dada berada di balik perangkat drum unik dipadukan
dengan gendang Batak taganing. Masih belum banyak orang-orang yang terlibat
akan berkolaborasi hadir di lokasi. Tapi sudah ada Luluk Ari Prasetyo yang nanti akan menari.
Gerald Situmorang pun
kemudian hadir. Dia adalah salah satu personel Sketsa yang kemudian melemaskan jari-jarinya memainkan gitar di
atas panggung. Satu per satu kemudian Amoroso
Romadian dan Taufik Alkatiri (Sentimental Moods), Dimas Wibisana (Sketsa), Bonita, Anda Perdana, Amanda
Chitarra (Parisude), RON, DJ Jedimonk, dan penyair Amin
Kamil menyusul datang.
Ada
penyair juga ada penari. Memang mau dibikin seperti apa sih konsernya? Dongkal Dangkil yang diambil dari salah
satu judul lagu di album 1 ternyata dikonsepkan dalam bentuk semi pertunjukan
musik yang memiliki alur cerita dari awal sampai akhir. Harapannya agar
penonton bisa mendapatkan pengalaman berbeda ketika menyaksikan.
Anda
pun mulai sibuk soundcheck untuk
mendapatkan tata suara yang diinginkannya. Dua orang terlihat di sisi panggung
tengah memasang logo Dongkal Dangkil. Sementara seorang bocah lelaki sibuk
berlari kesana kemari. Memanjat panggung tanpa takut jatuh. Dia adalah Pram anak dari Bonita.
Semakin
sore aktifitas persiapan semakin terlihat sibuk. Tapi bukan berarti lantas
terlihat tegang suasananya. Yang ada malah sangat cair dan bersahabat. Obrolan
santai dan diselipi canda tawa kerap menghiasi. Sersan gitulah, serius tapi
santai. Bukan kopral, tapi juga bukan jenderal. Sersan lebih enak kok... Enak apaan?
Newsmusik
sempat ngobrol santai dengan Anda mengenai album perdana Mata Jiwa. Rencananya
akan merilis album dalam dua bagian karena mereka sudah membuat 14 lagu yang
ternyata tidak cukup dalam satu keping cakram padat. Konser Dongkal Dangkil
adalah sebagai tanda peluncuran Part 1,
sementara Part 2 akan dirilis awal
tahun depan.
“Gak
tau juga si itu maksudnya apa. Yang bikin orangnya juga ngedesain album,”
terang Anda ketika ditanyakan tentang maksud logo yang terpampang di sisi kiri
kanan panggung. Kemudian dia menambahkan awalnya ingin membuat logo memakai
gambar gunungan tapi diurungkan karena menghindari takutnya ada polemik dari
orang tradisi nantinya. Anda juga menjelaskan konsep cover kedua album Mata
Jiwa itu saling berkaitan. Dimana bila kedua album tersebut digabungkan akan
membentuk sebuah gambar yang menyiratkan angka 1.
Bila
diperhatikan logonya, Newmusik melihat masih ada simbol gunungan namun tidak
begitu menonjol karena tenggelam dengan garis-garis menyerupai tribal. Anda pun
setuju dan kemudian tersenyum nakal serta tertawa ketika Newsmusik
menginterpretasikan logo tersebut seperti menggambarkan lubang senggama. “Oh
iya ya, betul juga...boleh boleh tuh,” ujar Anda sambil tertawa. Ahay!
Obrolan
kemudian beralih pada tes psikologi yang meminta subjek untuk menulis atau
menyebutkan gambar-gambar berupa bercak tinta atau disebut Tes Rorschach. Ini karena melihat logo Dongkal Dangkil menurut
Newsmusik seperti tengah melihat materi tes tersebut. Anda sangat antusias
dengan obrolan seputar tes psikologi.
Anda
dan Reza bersama Luluk sempat pula melatih aksi teatrikal yang akan mereka
mainkan ketika konser. Mata Jiwa akan berdiri di bawah bagian depan panggung
kemudian diberikan topeng kayu untuk dikenakan. Selanjutnya melakukan
gerakan-gerakan yang diarahkan oleh Luluk.
Menjelang
maghrib, istri dan anak Anda datang kemudian menghampiri dan memeluknya. Adoy
yang merupakan suami Bonita juga datang namun tak bisa menyaksikan konser
karena masih harus menyelesaikan pekerjaannya.
Sekitar
jam 7 malam, semua yang terlibat berkumpul untuk melakukan briefing akhir. Reza membacakan dan menjelaskan rangkaian jalan
acara berdasarkan rundown yang dibuat
oleh Risma dan Riri. Diakhiri dengan doa bersama dan kemudian dilanjutkan
pematangan konsep dengan run-through.
Jam
8 malam run-through dihentikan karena penonton sudah mulai berdatangan. Semua
kemudian mempersiapkan diri. Bonita mulai memoles wajahnya dengan make up. Amin mengganti bajunya.
Sementara di ruangan lain di belakang panggung, Anda dan Reza berbincang santai
dengan Luluk sambil menghisap rokok dan meminum minuman “penghangat” tubuh.
Suasana
belakang panggung menjelang konser semakin ramai. Rokenrol atmosfirnya deh!
Tapi terlihat,Anda n Reza “serius” menyiapkan diri. Beberapa teman Mata Jiwa
menghampiri untuk memberikan selamat dan semangat. Amin masuk ke ruang santai
Anda dan Reza untuk kemudian dipoles wajahnya dengan make up putih.
Setelah
merasa cukup hangat badannya, Anda kemudian melakukan meditasi dan peregangan.
Begitu juga Luluk. Sementara Reza melemaskan jari dan tangannya sebelum
kemudian juga melakukan peregangan. Bak akan bertanding bulutangkis atau voli
atau...tenis? Pertandingan nanti, memang bakal ”memeras keringat dan memerah
tenaga ekstra”. Tanya saja kepada mereka...
Istri
dan anak Anda menghampiri ke belakang panggung. Tak lama kemudian Koes Hendratmo yang tak lain ayah Anda
juga menghampiri untuk memberi semangat. Mereka saling berpelukan. Anda juga
mengenalkan beberapa teman yang ada di belakang panggung, termasuk David Karto dari Demajors yang juga datang.
10
menit lagi konser akan dimulai. Istri Anda memberikan pelukan dan ciuman
sebagai bentuk dukungan dan pemberi semangat. Amanda dan Bonita pun juga
memberikan pelukan. “Gue bangga
banget sama lo,” ujar Bonita sambil
memeluk erat abangnya. Bonita pernah mengakui, dia seneng banget bisa membantu
abangnya, hal mana suka sulit direalisir karena kesibukan masing-masing.
Sketsa,
Gerald dan Dimas, kemudian juga masuk ke ruangan dan saling berpelukan dengan
Anda dan juga saling berjabat tangan dengan sesama pendukung acara lainnya.
Menjelang detik-detik konser semua kembali saling berjabat tangan dan saling
memberikan semangat.
Seperti
yang direncanakan setelah usai pemutaran video perjalanan Mata Jiwa ke Bali dan
Lombok, Luluk muncul pertama untuk membuka dengan tariannya. Penonton sontak
bertepuk tangan antusias karena konser telah dimulai. Mata Jiwa dibuka dengan
rancaknya ‘Dongkal Dangkil’ yang menyertakan Amin Kamil membacakan puisi
tentang ketidakadilan yang dialami oleh rakyat kecil.
Atmosfir
tempat berbentuk hanggar yang lumayan luas itu, terasa kontan dipenuhi suara
menggelegar. Bukan lantas terlalu memekakkan telinga. Intinya bukan itu, tapi
apa ya mereka emang kayak menggebrak.
Langsung menggedor. Dan dengan dorongan enerji yang dahsyat, terutama dari
sepasang Mata Jiwa yang terkesan “sangat siap” itu.
“Gue boleh ngomong gak? Gue mau bilang gue bangga banget sama abang gue
ini,” ujar Bonita usai dia menjadi penyanyi latar bersama Amanda di lagu
‘Inti’. Hanya itu saja komunikasi yang terjadi di atas panggung, karena sampai
usai konser, Mata Jiwa tak sedikit pun berinteraksi dengan penonton. Hanya
musik dan lagu sebagai medium mereka berinteraksi.
Karpet
dibentangkan dengan lilin-lilin mengelilingi. Di sanalah kemudian Sketsa duduk sambil
memainkan gitarnya mengiringi Amin membacakan puisi dan Mata Jiwa melakoni aksi
teatrikal dengan topengnya. Penonton pun tampak ikut larut menyimak dengan
khidmat.
Bonita
kembali naik ke atas panggung. Tidak seperti sebelumnya, kali ini dia memamerkan
keandalannya menyanyi dengan nada tinggi dan ekpresif di ‘The Maze’. Sementara
di meja yang telah dipesan, ayah dan ibu mereka sepertinya melihat dengan
bangga kedua anaknya tersebut.
Eron Lebang
alias Ron ikutan unjuk gigi dengan menyertakan rapalan cepatnya dalam lagu
berirama reggae ‘Gili Reggae’. Penonton sudah barang tentu tidak kuasa menahan
hasrat untuk bergoyang. Sebelum setelahnya penonton dikagetkan dengan suara
tiupan terumpet tapi tidak tahu darimana asal bunyi tersebut.
Kemudian
terjawablah ketika dari arah tangga masuk ke atas Foundry 8 muncullah kemudian
Amor dan Taufiq menguak kerumunan penonton. Penonton terlihat senang dengan
kejutan tersebut. Setelah tiba di atas panggung, dibawakanlah single utama dari album Part 1 Mata
Jiwa, ‘1’. Sebuah lagu yang mengajak pendengarnya untuk merenungkan kasih
sayang. Kita boleh berbeda-beda namun tetap harus satu. Nah, pesan! Itu juga
tersirat kuat dalam sajian lagu-lagu duo dahsyat satu ini. Pesan aneka rupa,
teristimewa...hargailah perbedaan!
Suara
indah milik Amanda kembali terdengar ketika ‘The Journey’ dibawakan. Seolah
menggiring yang mendengarkan lagu ini untuk terbang tinggi melayang.
Hemmm..sangat tepat didengarkan sambil dalam keadaan “melayang” sepertinya.
Melayang menikmati orang lalu lalang, mobil bersliweran ataupun “parkir
ber-jamaah” alias stuck karena macet.
Atau melihat kehijauan alam kota raya, yang makin berubah menjadi “abu-abu”....
Lagu
‘Mata Jiwa’ menjadi klimaks konser Dongkal Dangkil ini. Awalnya dengan ritme
lambat untuk kemudian semakin cepat Anda memetik gitar dan Reza pun juga
semakin ganas menghajar perangkat perkusinya. “Gila...gila...anjing...keren”
teriak Bonita dari sisi kiri panggung pertanda kagum dengan musik yang
disajikan Mata Jiwa.
Konser
yang menyuguhkan musik beraroma etno
psychedelic rock pun berakhir dengan klimaks. Ibunda tercinta menghampiri
ke atas panggung dan memberikan buket dan pelukan serta ciuman kepada Anda dan
Reza. RON kemudian menyebutkan satu persatu yang terlibat dalam penyelenggaraan
konser.
Reza
kemudian mengucapkan terima kasih kepada penonton. Diakuinya bahwa persiapan
hanya berlangsung empat bulan. Namun siap tidak siap mereka tetap jalan terus
semata demi menunjukkan dukungan terhadap dunia musik Indonesia.
Dan
mereka secara resmi telah hadir di khasanah musik Indonesia! Enerji duo ini
memberikan tawaran alternatif bunyian musik yang tak kalah segar, teristimewa
di hari-hai ii. Bahkan memberi pula semangat. Seperti semangat mereka berdua
menyelesaikan album ini, yang kabarnya hasil rekamannya begitu kompleks. Karena
sangat detil.
Hasil
akhirnya, sebuah tontonan musik bagus banget di tanggal cantik. Yang
diapresiasi oleh kepadatan penonton di venue yang relatif besar itu, sebuah
pemandangan yang cukup mengejutkan NewsMusik. Apalagi terlihat banyak musisi,
dari lintas genre yang hadir menonton dan mengelu-elukan duo ini.
NM
memberi pujian untuk konsep tontonan Mata Jiwa Dongkal-Dongkil ini. Tata lampu
bekerja lumayan, tata suara juga demikian adanya. Menejemen pertunjukkan juga
terlihat cukup rapi dan jeli, termasuk jeli dan rajin untuk memindah-mindahkan
penonton di wilayah tertentu. Termasuk NM, yang terpaksa tersingkir jauh
kebelakang. Tapi tak mengapalah. Tontonannya bagus, walau ditonton dari
kejauhan juga...
Turun
panggung, Anda dan Reza dihujani ucapan selamat. Dan sekali lagi sang ayah
memberikan pelukan hangat kepada Anda. Teman dan saudara menghampiri untuk
berjabat tangan erat dan berpelukan atau bahkan meminta tanda tangan untuk
dibubuhi di album Mata Jiwa yang dibeli sebagai tanda masuk konser ini. */
No comments:
Post a Comment