Saya terus terang, belum terlalu lama mengenal
sosok pria gondrong ikal banget, tongkrongan nan metal sejati. Tapi supel,
relatif santun, optimistik. Friendly and
humble. Wawasan juga eh ga sebatas rock atau metal. Bahkan lumayan luas,
tak melulu hanya di musik. Dia mengaku juga senang melukis, mendesain...
Ini baca cerita dikit tentang masa kecilnya....
Gw itu sebetulnya kutu buku & scientific
minded. Di umur 3 tahunan gw udah bisa baca koran. Sampai sekarang gw udah baca 2000an lebih buku. Ya sekitar
60-80an buku setiap tahun dr sejak dulu. Darah seni gw dan Eddy itu mungkin dari nyokap yang waktu masih high school jago menggambar katanya. Tapi sampai
sekarang gw belum pernah liat beliau melukis.
Sebetulnya gw itu pelukis. Mulai otodidak dari umur 4
tahun. Pas umur 11-an gw udah dianggap ‘child prodigy’ sama guru-guru gw karena kemampuan gw melukis, dinilai setara dengan
professional comic artist Marvel
atau DC comics lho, hehehe.. Ditawarkanlah
untuk publish graphic novel yang gw tulis dan gambar sendiri di usia 14 tahun.
Tapi tak pernah gw terusin setelah 24
halaman, ga pede.
Nyokap marah besar
tuh ke gw gara2
itu. Sampai sekarang masih bete kalo
inget itu hehehe… Soalnya kalo ampe jadi saat itu gw pasti masuk Guiness Book Of World Record sebagai creator, writer & artist termuda yang menerbitkan graphic novel. Wah, tapi bro, mungkin ga
jadi gitaris dong?
So
ceritanya, dia memang sebetulnya rada telat mengenal musik. Sebagai kutu buku,
ia menggemari banget hal di luar musik. Lihat ini, dia mengajukan beberapa
aplikasi di universitas yaitu soal Physics,
Bio chemistry & Architecture. Dari umur 10 tahun dia udah banyak baca
tentang Fisika seperti Theory Of
Relativity Einstein, String Theory dan banyak lg. Sampai sekarang
dia masih hobby dan ngikutin perkembangan Theoretical Physics.
Dia
masuk University of Hawaii, karena ia memang kelahiran Hawaii. Jd pengen balik
ke asal deh ceritanya. Pas udah mulai kuliah dan mulai main gitar dia kok
ngerasa ga nyaman di situ. Walaupun dia merasa emang juga nerd tp
nerd-nerd lain yang ngambil bidang
itu beda banget tampilannya. Soalnya kan doski
ini udah gondrong, nyeleneh, sering
pake jeans robek, sendal dan kacamata hitam dalam kelas. Bawa gitar jg melulu.
Nggak nyambung sama mereka. Doi
merasa sering diremehkan.
Seru
kan kalo liat perjalanan hidupnya, terutama di awalnya itu? Lebih seru lagi
kalau tahu, pemuda metal bernama lengkap, Ezra
Luhut Simanjuntak ini berkenalan dengan gitar. Dari sisi seni sih dia
berangkat dari melukis. Dia memang ga
ada background music sama sekali. Di
keluarga besarnya juga nggak ada. Entah kenapa ngeliat temen-temen
bersenang-senang genjrang-genjreng
bikin dia lantas pengen belajar main gitar. So pasti dong, temen-temennya
anggap udah telat banget mulainya karena kok baru pas kuliah. Ya iseng doang
sih. Nama temannya yang pertama kali ngajarin dia chords gitar itu Ishak, dia sekarang kerja di Dubai.
Ishak
itu juga awal-awalnya bikin dia jadi tertarik ke rock. Lagu pertama yang kayak nantangin banget doski untuk niat kulik ampe
bisa waktu itu sih ‘La Bamba’ versi Los Lobos....hehehe. Riff gitar dan
solonya itu loh keren banget, tapi
chordnya cuma C F G ngulang2!
Shawn Mahtani,
orang Hongkong yang keturunan India asli, yang pertama ngenalin Ezra ke blues dan ngajarin scale blues
pentatonic. Dia ngenalin ke
biangnya heavy metal kayak Led
Zeppelin, Ozzy and Black Sabbath. Shawn temennya di Honolulu, waktu dia baru masuk
Universitas, di apartemennya waktu itu. Tapi Shawn itu sebetulnya otodidak, dan
kurang paham juga untuk ngajarin. dia
cuma bisa nunjukkin 2 posisi scale
blues doang.
Cuma
dari Shawn lah Ezra pertama kali ngeliat improvisasi spontan blues. Doi langsung
terpesona.. Itu adalah salah satu momen awal yang penting, karena dari situlah doi jadi semakin suka dengan musik dan
bermain gitar. Dia juga yang lantas membuatnya berani manggung, dengan sebuah
big band, ya dia juga main. Entah kenapa Ezra sih mengaku tidak nervous, padahal pegang pick gitar aja belum bisa. Main di depan
ratusan orang, malah Shawn yang grogi. Eh Ezra malah jadi ketagihan lho, pengen
manggung lagi...
Berikutnya,
akhirnya ia lantas mengambil kursus gitar lebih serius. Bertemulah ia dengan Frank Paulino, ini muridnya Marty
Friedman-nya Megadeth. Frank saat itu udah 3 kali menang sebagai best guitarist di Hawaii, salah satunya
itu termasuk mengalahkan Marty di final festival gitar tahunan!
Yang
paling penting dia ngebuka wawasan musiknya, memastikannya disiplin dalam
menerapkan good practice habits. Jadi
nggak punya kebiasan-kebiasaan jelek seperti banyak gitaris pada saat awal
mulai main gitar. Itu yang sering bikin jadi sulit berkembang, dan bikin jadi
lama semuanya. Dia juga menanamkan pentingnya punya ciri dan karakter sendiri karena
di Amerika itu, penggemarnya kan sangat kritis. Gw hanya sempat belajar 2,5 bulan lah kira-kira dengan dia, begitu pengakuan
Ezra.
Ezra
yang putra dari pasangan Prof.Dr. Mangantar Simanjuntak dan Siti Hasnah.
Berdarah Jerman dan Batak dari bokap
dan Jawa, Betawi, Cina dari nyokapnya.
Lahir tanggal 26 September di Honolulu, Hawaii. Tahun disembunyikan, biarlah
tertera saja di kantor kelurahan.... Ia anak pertama dari 3 bersaudara. Adiknya
yang bungsu, Namara Verdi atau Eddy, gitaris juga. Pulang ke
Indonesia dari 2002, gitaris juga dan kini bermain bersamanya di Zi Factor, grup bandnya. Adiknya yang
satu lainnya, Moana Oka, kini
berkarir non musik di Australia.
Kedua
ortu-nya itu dosen. Bokap di bidang Psychoneuro Linguistics & nyokap di bidang
Library Science. Keduanya menulis
buku-buku text di bidangnya yg masih
dipakai di beberapa universitas di Malaysia, Brunei & Japan. Mereka ketemu
di University Of Hawaii Manoa di Honolulu karena keduanya dapat beasiswa ke
East West Center yg letaknya di dalam University Of Hawaii. Menikahnya ya di
sana.
Lalu
soal balik ke Indonesia. Nggak sengaja sebetulnya. Dia ga begitu tahu tentang Indonesia karena ortu males nyeritain, kelihatannya mereka anti regim Soekarno dan Suharto. Makanya baru
mau pindah balik ke Indonesia tahun 2000 dari tahun 1965 lho!. Yang Ezra
sendiri baca tentang Indonesia di sana sih nggak ada yg bagus2 hahahaha... Kecuali sumber daya alamnya
ya.
Dia
mulai lebih sering mudik ke tanah air, sejak 1993. Mulailah kenal dengan
beberapa musisi di sini. Termasuk dengan anak-anak di Potlot. Tapi di saat
sama, ia juga punya kesibukan dengan karir musiknya, antara lain mulai menjajal
menembus US, via Los Angeles. Tapi di 1995, Pay, yang masih di Slank waku itu
bilang, ““Loe itu lebih dibutuhkan
negara loe sendiri dibanding sama Amerika ‘zra”....
Itulah
titik terpenting, dimana akhinya Ezra putuskan pulang dan berkarir musik di
tanah airnya sendiri saja. Apalagi setelah, upayanya dengan musik dan grup
bandnya di Los Angeles, kepetok masalah dan jadi susah untuk meneruskan usaha
mereka untuk menembus pasar internasonal yang total.
Cerita
panjangnya, dia sampaikan ke saya lewat cerita langsung. Selain itu, ia pernah
menuliskannya sendiri. Yoih, doski
ngetik panjang lebar perjalaan bermusiknya, kirim ke saya. Waktu itu saya
memang pengen menulis profile panjang
tentang dia, di media saya yang doeloe itu. Ceritanya bagus, berisi dan panjang
banget. Wuidih, saat itu saya bilang,
ini udah bisa jadi buku nih....
Ceritanya
kemana-mana. Memang berisi. Rasanya berguna juga untuk di share ke publik. Ezra harus mulai serius berpikir, membuat buku.
Karena, ia juga bisa menulis dengan relatif baik. Ada bakat terselubung sebagai
penulis kelihatannya. Eh ini serius lho. Saya bilang langsung ke Ezra, yang
bersangkutan hanya tertawa lebar. Masak sih, bang? Seriously, u must try, bro!
Ok then, makdarit,
saya langsung memasukkan list tamu saya untuk meramaikan video interview saya.
Seperti juga responnya waktu saya bilang, mau menulis panjang tentang dia, jawaban
doski itu cepat dan antusias! Dan datanglah ia ke studio, bawa gitar. Langsung
saat itu saya bilang,bisa-bisa kita take ini
pada beberapa hari bro. Cerita-ceritamu banyak sekali, ga bakal bisa keluar semua, kalau take shooting nya hanya sebatas 2-3 jam!
Saat
ini, ia lumayan sibuk. Dengan Zi Factor nya. Dengan keluarganya juga. Dan juga
menjadi motor dari program-program rock di beberapa kafe. Dia menggerakkan
semangat lewat sel-sel “kecil” kafe ke kafe. Ikut menghidupkan, menggairahkan
lagi scene rock, atau metal, di tanah
air. Semangat dan pergerakannya ini, yang makin membuat saya respek dan yakin,
Ezra harus jadi tamu saya ih.
Silahkan
saja mendengarkan, menikmati, obrolan saya di video interview dengannya. Sekali
lagi, kayaknya belumlah tuntas-tas,
padahal kita sudah ngobrol ngalor ngidul
lebih dari 2 jam lho! Bisa jadi, kapan tempo, kita sambung lagi. Terutama juga
dengan grupnya, Zi Factor. We’ll see, bro...
Terimakasih,
sudah meluangkan waktu untuk datang dan menjadi tamu saya. Sukses selalu dengan
segala aktifitasmu, brother Ezra!
Sampai bertemu lagi. Sehats lah selalu....
*DM
Check out the video on Youtube
No comments:
Post a Comment