Adalah
sebuah acara musik, mengambil judul Pagelaran
Sang Bahaduri – Konser Berbagi untuk Yockie Suryoprayogo. Perhelatan
tersebut akan mengambil tempat di gedung megah Teater Jakarta, Taman Ismail
Marzuki. Pada Rabu malam, tanggal 24 Januari 2018.
Yang
memiliki ide dan gagasan atas acara konser tersebut adalah lawyer cum rocker, Kadri
Mohamad. Dimana ia lantas mengajak serta sahabat-sahabatnya, yang dalam hal
ini juga adalah sahabat—sahabat terdekat dari Yockie Suryoprayogo. Mereka adalah bassis dan produser musik, Indro Hardjodikoro. Kemudian juga,
musisi dan sound engineer kawakan
yang kini lebih dikenal bergiat aktif dengan perusahaan rental tata suaranya, Donny Hardono. Beserta penulis musik
dan fotografer, Dion Momongan.
Mereka
bersepakat untuk mengajak serta para penyanyi dan musisi yang pernah
bersama-sama terlibat dalam rangkaian konser Lomba Cipta Lagu Remaja plus, yang
kemudian berlanjut dengan nama konser Badai Pasti Berlalu plus. Rangkaian
konser itu, sempat menyinggahi beberapa kota di Jawa, pada tahun 2015 sampai
2017.
Selain
itu, Kadri mengajak serta “komunitas” Swara
Gembira, yang adalah event organizer
muda, yang belakangan tumbuh menjadi organizer
khusus acara-acara untuk generasi milenial. Swara Gembira lalu bersedia
bekerjasama dan menjadi pihak pelaksana.
Sekedar
mengingatkan bahwa, serial konser tersebut semuanya mengetengahkan karya-karya
lagu maupun musik dari Yockie Suryoprayogo. Dimana Yockie sendiri yang langsung
menjadi music-director, dan menjadi
keyboardistnya serta menyanyi.
Para
penyanyi dan musisi yang terlibat tersebut lalu menjadi bagian dari Alumni
Konser LCLR+ dan BPB+. Yang terdiri dari Tika
Bisono, Once Mekel, Nicky Astria, Mondo Gascaro, Louise
Hutauruk, Keenan Nasution, Komunitas Musik-ITB & Bubi Sutomo, Glenn Fedly, Gilang Samsoe,
Fryda Lucyana, Fariz RM, Fadly PADI, Dira Sugandi, Dhenok Wahyudi, Che
Cupumanik.
Selain
itu juga ada Bonita, Berlian
Hutauruk, Benny Soebardja, Ariyo Wahab, Aning Katamsi dan Andy rif.
Serta Kadri Muhamad, yang nantinya juga akan tampil sebagai penyanyi. Glenn Fredly uga menyatakan
keinginannya untuk ikut tampil.
Akan
tampil pula kelompok musik D Masiv.
Serta musisi, Debby Nasution dan Windy Setiadi. Musik akan ditangani
oleh Indro Hardjodikoro, dengan melibatkan para musisi muda seperti Eggy-Eghay (kibor), Didiet Ardityo (violin), Muhamad Iqbal (drums) dan Yankjay Nugraha (gitar). Beserta dua
backing vocals, Mery LC dan Dewi Faradilla. Sementara, Kadri juga
akan tampil menyanyi.
Selain
itu, Ingrid Wijanarko akan menjadi
host. Dan sahabat-sahabat baik sejak lama dari Yockie Suryoprayogo, juga akan
ikut tampil seperti Setiawan Djodi, Erros Djarot dan Sys Ns.
Dan konser tersebut nantinya akan memperoleh dukungan pula dari DSS untuk tata suaranya. Serta LemmonID untuk tata cahaya. Sebagai show director adalah Asthie Wendra. Sementara venue, Teater Jakarta, didapat atas bantuan Anto Hoed dengan Dewan Kesenian Jakarta.
Dan konser tersebut nantinya akan memperoleh dukungan pula dari DSS untuk tata suaranya. Serta LemmonID untuk tata cahaya. Sebagai show director adalah Asthie Wendra. Sementara venue, Teater Jakarta, didapat atas bantuan Anto Hoed dengan Dewan Kesenian Jakarta.
Kondisi
terakhir Yockie Suryoprayogolah, yang menggerakkan Kadri dan teman-teman untuk
berempati atas perjuangan Yockie mengatasi penyakit yang menyerangnya. Yockie
sendiri terkena serangan stroke pada
awal November 2017. Ia terkulai tak berdaya di rumahnya, padahal saat itu ia
baru beberapa hari pulang setelah menjalani perawatan di rumah sakit.
Jadi
sakitnya dimulai pada minggu ketiga Oktober 2017, Yockie dilarikan ke rumah
sakit karena mengalami muntah darah, yang menyebabkan kondisi tubuhnya drop. Ditengarai, muntah darah
disebabkan oleh penyankit sirosis, yang lama diidapnya. Belum lagi, Yockie pun
mengidap penyakit lain, diabetes. Namun setelah dirawat beberapa hari, ia
diperbolehkan pulang.
Lantas
ia terkena stroke tersebut, ia pun dibawa lagi ke rumah sakit. Di rumah sakit,
Yockie sempat mengalami coma, bahkan
kritis untuk beberapa hari. Sejak awal Desember silam, tim dokter mengijinkan
ia dirawat keluarganya di rumah saja.
Ia
kini dirawat di kediamannya, namun tetap dalam penanganan medis. Tubuhnya masih
lemah, walau perlahan menampakkan kemajuan. Paling tidak, terlihat tingkat
kesadarannya mulai pulih, mulai ada eye
contact dan merespon sapaan walau masih sangat terbatas.
Yockie,
salah satu legenda musik rock Indonesia, tentunya masih memerlukan rangkaian
pengobatan, yang membutuhkan biaya tak sedikit. Untuk itulah, demi membantu
meringankan beban keluarga dari Yockie, Kadri dan teman-teman akhirnya
memutuskan menggelar sebuah konser amal.
Para
artis penyanyi yang tampil serta musisi, telah bersedia untuk mendukung
sepenuhnya acara tersebut, secara sukarela. Semuanya berharap, Yockie
Suryoprayogo, kelak akan dapat sembuh dan segar kembali. Bahkan juga, mereka
merindukan untuk bisa kembali tampil bersamanya di atas panggung.
Yockie
Suryoprayogo sendiri adalah kibordis dan salah satu pendiri dari kelompok rock
kenamaan, God Bless bersama Achmad Albar dan Donny Fattah, selain nama Ludwig
Lemans dan almarhum Fuad Hasan pada 1973.
Sebelum
dengan God Bless, Yockie beredar namanya sebagai musisi yng kerapkali
meramaikan pesta-pesta rumahan di ibukota. Terutama di kawasan elite, Menteng. Grupnya saat itu antara
lain adalah Zonk dan Fancy.
Pada
perjalanannya kemudian, iapun keluar-masuk God Bless. Namanya kemudian menjadi
populer dan disegani, baik sebagai kibordis, aranjer dan penulis lagu, saat ia
berkarir di luar God Bless. Lewat dua buah album fenomenal, Badai Pasti Berlalu dan Lomba Cipta Lagu Remaja dari Radio
Prambors.
Keduanya
menjadi album, yang beredar di tahun yang sama 1977. Dan kedua album itu dianggap
pelopor musik pop yang gagah dan “lebih kompleks”, kemudian ada yang
menyebutnya sebagai, pop kreatif.
Dalam
Badai Pasti Berlalu, Yockie bekerjasama dengan Erros Djarot, sebagai penulis
lagu. Dimana salah satu penyanyinya saat itu, Chrisye. Dan ia juga bertemu lagi dengan Chrisye saat menggarap
musik di album Dasa Tembang Tercantik,
dari Lomba Cipta Lagu Remaja tersebut.
Kerjasamanya
dengan Erros Djarot berlanjut dengan Chrisye, paling tidak pada beberapa solo
album terawalnya. Yockie kemudian juga menangani rekaman dari penyanyi-penyanyi
lain, sebagian besar berbentuk musik pop, walau ada juga yang rock. Antara lain
untuk Dian Pramana Poetra, Andy Meriem Mattalata, Vonny Sumlang, Mel Shandy,
Nicky Astria, Ikang Fawzy dan
lain-lainnya.
Ia
lantas dicatat sebagai salah satu figur penting di balik kelompok rock,
berbalutkan etnik, Kantata Takwa.
Perjalanannya yang menyerap dan melakukan eksperimentasi rock dan musik etnik
Nusantara berlanjut kemudian dengan kelompok Swami, berlanjut dengan Suket.
Konser
terakhirnya, sebelum ia kemudian terhempas karena serangan berbagai penyakitnya
adalah konser Menjilat Matahari. Konser yang lebih mengedepankan lagu dan karya
musik rocknya, diadakan pada 12 Oktober 2017 di The Pallas, Jakarta. Saat itu,
sebetulnya kondisi tubuhnya memang mulai terlihat melemah.
Kadri
dan teman-teman, berharap upaya pengumpulan dana lewat acara Pagelaran Sang
Bahaduri – Konser Berbagi untuk Yockie Suryoprayogo, akan mencapai hasil
maksimal yang dapat membantu Yockie Suryoprayogo menjalani pemulihan atas sakit
yang dideritanya tersebut.
Tentunya
hasil maksimal dapat tercapai bila saja,para penggemar musik dan publik
kebanyakan turut serta menunjukkan kepeduliannya. Dengan datang menyaksikan
konser, menikmati lagi kemegahan dan kegagahan lagu-lagu dan musik kreasi
Yockie Suryoprayogo, yang telah dikenal luas selama ini Selain tentu saja ikut mengirimkan doa, agar
Yockie dapat melalui masa-masa berat dalam perjuangannya mengatasi penyakit
yang menyerangnya.
Musik
Indonesia, masih memerlukan ide dan kreatifitasmu mas Yockie. /*