Memang waktu cepatlah
berlalu. Dan ga terasa sudah 28 tahun saja. Yes, /rif Band sudah memasuki umur
28 tahun, pada 2022 ini. Sungguh perjalanan yang lumayan panjang, bukan waktu
yang sedikit itu mah!
Saya pribadi mengenal
baik mereka sejak sekitar awal 2000an. Berkenalan sejak akhir 1990-an. Dan,
menonton pertama kali sih sekitar pertengahan 1990-an. Kayak ada seri-seri
macam sinetron gitu kali.
Nonton mereka waktu
mereka main regular di Hard Rock Café, Gedung Sarinah. Di hari Minggu malam
waktu itu. Yang saya ingat, formasinya masih ada almarhum Aria Baron
pada guitar. Sempat nonton 2 kali, seingetku. Dan mulai suka. Band Bandung ini
seru juga, itu first impression pas nonton perdana mereka.
Kenalan
dimana ya, lupa-lupa ingat. Di Jakarta sih kayaknya. No, bukan di Hard Rock
Café. Kenalan waktu mereka sudah punya album kok. Eh apa waktu mereka rilis 2nd
album, Salami ya? Kan Salami dirilis tahun 1999, 2 tahun setelah debut
album mereka, Radja yang sukses itu.
Dan
kenal dengan baik, mulai akrab sih 2-3 tahun kemudianlah. Ini saya inget betul,
karena sahabatku, almarhum Wawan Djuanda. Kang Wawan a.k.a Wanda, President
of Republic of Entertainment yang lantas mendekatkanku dengan grup bernama /rif
tersebut. Rhythm of Freedom, begitu singkatan nama mereka katanya.
Waktu
itu formasinya dengan Restu Triandy a.k.a Andy (vocal), Ardija
Hermawan a.k.a Iwan Ones (bass), Maggi Trisandi a.k.a Magi
(drums), Denny Rachman (gitar) dan Adjie Pamungkas a.k.a Jikun
(gitar). Dengan “pengawal” mereka masih almarhum Thijs de Fretes.
Alkisah, Di
waktu itu, kang Wanda pernah berniat memenej mereka. Saya diajak, jadi kami
berdualah yang akan “memegang” /rif. Hal tersebut sempat diutarakan Wawan ke
Andy suatu ketika di Bandung, tapi Wawan bilangnya kita coba aja dulu dimana
Wawan dan saya jadi kayak agencynya mereka dulu. Di saat itu, ide Wawan,
mencoba memenej /rif dan EdanE.
Sempat
jalan sih, kebetulan saya dapat kesempatan memajukan nama /rif dan EdanE di
beberapa acara. Selain itu, Wawan dan saya, sempat juga membuatkan acara untuk
kedua grup tersebut. Jadi kerjasamanya memang sebatas jadi semacam agency dulu,
belum mengurusi managementnya. Penjajakan dan biar lihat-lihat ada
kecocokan atau gimana.
Untuk
urusan agency dan management band atau penyanyi, Wawan menyodorkan nama The
Management. Kantornya ya di Jalan Pajajaran, Bandung. Itu kantor event
organizer cum promotornya Republic of Entertainment, yang notabene adalah
milik Wawan Djuanda.
Ok,
itu pokoknya berkisar antara 2001 ke 2003 lah. Dan akhirnya sempat jalan bareng
/rif ke beberapa kota. Antara lain Lampung, Makasar, Medan, Padang. Termasuk
ada yang di Jakarta, di Panggung Bende, Taman Impian Jaya Ancol. Selain di
Bandung.
Dan
teringatlah cerita-cerita seru saya dan /rif. Satu yang pualiiing seru,
bagaimana saya bisa salah lihat skedul terbang dong! Terjadilah, kami
serombongan ketinggalan pesawat. Jadinya harus berjuang mendapatkan tiket untuk
terbang ke Makasar di hari itu juga. Tentu saja, tugas membeli tiket lagi, secara
go-show, jadi tanggung jawab saya!
Jadi
ceritanya, saya dan /rif pernah seharian ngeglongsoran di bandara
Soekarno Hatta. Sayapun juga pontang-panting, mencari tiket. Harusnya terbang
jam 11 siang. Kan ketinggalan pesawat tuh. Akhirnya, dapat tiket lagi, at
very last minute (!) di flight jam 22.00. Asli seharian kan?
Atau
cerita lain, pesawat saya dan Andy /rif hampir jatuh ke laut! Aduh, hororlah.
Memang “ngeri-ngeri sedap”. Pesawat tak mampu terbang lebih tinggi, harus
Kembali ke bandara Soekarno Hatta. Dengan pramugari sempat mendatangi para
penumpang yang duduk di seats dekat pintur darurat untuk bersiap-siap.
Berpesan, tunggu aba-aba pramugari nanti untuk membuka pintu darurat. Saat
pramugari berpesan itu, ekspresinya sih tenang, saya lihat dari jendelan
pesawat ke luar. Yang terlihat lautan, dan memang lautan makin jelas terlihat!
Ah alhamdulillah, pesawat masih bisa sampai di bandara Soekarno Hatta lagi!
Kalau
saja, pesawat ga mampu untuk terbang balik ke Cengkareng, ya sutralah. Nyemplung
masuk laut. Dan pastinya, saya ga bisa menulis tulisan ini dong….Yaeyalaaaah……
Well,
Kembali ke /rif band. Pada 2003, Denny Rachman keluar. Masuklah Noviar
Rachmansyah a.k.a Ovy, sebagai gitaris dan backing vocals. Pada 9
tahun kemudian, yaitu di 2012 terjadi lagi pergantian personil. Masuk Teddy
sebagai bassis, menggantikan Iwan Ones. Dan formasi tersebut bertahan hingga
saat ini.
Sampai pada Rabu 25 Mei
2022 kemarin. Dimana /rif tampil pada rifversary, pentas perayaan hari
ulang tahun ke 28 mereka. Konser di Hard Rock Café, Jakarta itu,
diadakan oleh Kawantua Management.
Penonton
penuh, datang dari mana-mana. Kabarnya tiket masuk sudah sold out, sejak
beberapa hari sebelum konser. Dalam konser special itu, /rif mengundang
beberapa bintang tamu. Antara lain ada gitaris muda-belia, Caleb Silalahi.
Penyanyi cewek, Tanayu Djanuisma. Lalu rocker “XL” nan murah senyum, Moegky.
Selain itu, gitaris metal, Ezra “Zi Factor” Simanjuntak. Ada
juga Eet Sjahranie. Serta rapper “bebas”, Iwa K!
Yup,
petjah dong situasi, kondisi, toleransi secara masif dan signifikan. Kira-kira
bisa begitu deh gambarannya, yang terjadi di panggung malam itu. Panas,
membara, keringetan but everybody seem very very happy! Hepi en rockin’
gitulah. Apaan sih maksudnya?
Gini,
ngerock. Tapi memang nyegerin plus nyenengin. Rocknya dapat! Keras,
menghentak-hentak. Teriakan. Lengkingan gitar berdistorsi. Apalagi dengan 2
gitaris handal di /rif itu kan? Bayangin aja, kekerasan musiknya.
Dan
adalah Andy, sebagai frontman, yang memiliki kemampuan menyihir penonton
yang terasa sih, berlebih! Bukan pada tampilan garang dan kharismatik gitu. Ga
terlihat garang, tapi lebih stylish. Lebih agak sedikit modis, tapi lincah luar
biasa! Panggung /rif pun jelas jadi lebih hidup-dup. Itu peran seorang frontman
a.k.a vocalist yang penting. Dan ga begitu banyak vokalis, rock sekalipun,
punya kelebihan seperti Andy.
Tapi
/rif seperti dari awal saya kenal, suka dan jadi demen musik mereka. Mereka di
rekaman, ada unsur popnya, sebut saja sebagai sebuah bentuk kompromi dengan
selera pasar. “Radja” dan “Bunga” jadi contoh kasus mereka menyiasati musiknya
dengan aroma pop tebal. Tapi kalau lagi on stage, beda dong. Dua hits mereka,
plus apalagi ya, “Aku Ingin” misalnya. Ya tetap ngerock. Tetap “bising”lah.
Nah
buat saya, catatan terpenting nih. /rif bisa tetap dan terus eksis, since
album perdananya itu. Karena racikan musiknya. Rock, keras, tapi ada groove-nya.
Sebut saja begitu. Meracik hard rock, rada sedikit industrial,
ada suasana grunge sesekali, heavy rock dengan intensity sound
gitar lebih menyalak. Mereka menyerap trend musik atawa sound yang ada,
sepanjang perjalanan bermusik mereka.
Dengan
groove, maksudnya? Dalam hal ini, maksud saya musik mereka rock tapi bernuansa
entertainment nan kental. Keras tapi ngegoyang, gitu maksudnya. Ditambah
“pernak-pernik” pemanis penting. Apalagi kalau bukan, costumes. Jadi
terlihat ada suasana terlihat seperti glamrock. Motley Crue meet Marylin
Manson and Nine Inch Nails, bertemu sesaat dengan Stone Temple Pilot, Pearl Jam
sampai U2. Tapi mereka juga mau-mau aja ketemuan satu ketika dengan siapalah
lainnya, Van Halen? Mungkin saja. Atau, Guns and Roses?
Ya
gitu deh gambaran kasarnya. Yang pada ujung-ujungnya, mereka menjadi rocker
yang terlihat friendly badboy. Aneh-aneh aja ga sih? Maksudku
gini, tampilan ke”garang”an mereka di panggung ada sikon badboy nya. Tapi
sejatinya, mereka mah fine-fine aja. Sapa menyapa dengan orang-orang
lain dengan hangat. Supel tapi tetap rocker!
Ga
banyak rock band di Indonesia dengan pilihan musik seperti /rif. Itu yang
membuat mereka tetap eksis, tetap mempunyai fans yang relatif fanatik. Rock
tapi bisa menggoyang kaki, kepala dan badan para penonton dan pendengarnya.
Di
sisi lain, band-band rock lain kan ada yang memilih musik yang lebih keras dan
tambah keras. Lebih menjerit-jerit. Lebih dan lebih bising lagi. Atau rock yang
dianggap lebih kuereeen, karena mempunyai tingkat kesulitan dimainkan yang
berlebih. Jadi maininnya harus “hari ini lebih susah dibanding kemaren”! Nah
/rif mencoba mempertahankan warna rock yang entertainable.
Dengan
hits mereka ya selain Radja, Bunga, Aku Ingin. Ada “Loe Tu Ye”, “Dunia”, “Si
Hebat”, “Party Lagi” dan lain-lainnya. Atau, lagu apaan lagi, ya silahkan pilih
aja. Kalian suka lagu /rif yang mana? Hayo, hayo teriakkan!
Pada
malam perayaan tambah umur mereka, semua hits dimainkan. Dan semua direspon
hangat oleh para penonton. Persis di ujung performance mereka, secara iseng,
dengan bergitar Andy membawakan secuplik lagu U2, “Still Haven’t Found What Are
You Looking For”. Etdah, penonton ikutan nyanyi juga lhooow.
Oh
ya, kagak boleh dilupain…. Khusus dengan penampilan Iwa K, oho penonton kayak
“api disiram bensin”! Makin hebat bergoyang dan bernyanyi-nyanyi, menciptakan
suasana karaoke masal, terutama ketika /rif sudi pula memainkan hits sepanjang
zamannya Iwa, apalagi kalau bukan, “Bebas”!
Konser
panas rifversary kemarin, dibuka oleh opening-band, salah satu rock band
(metal) legendaris juga. Getah! Dengan formasi gresnya, tetap ada Peter
Mekel (gitar), Alfa (gitar) dan Marcel Wetik (bass). Tapi
kali ini dengan brand-nu-vocalist mereka, Phil Vezard. Dan
didukung drummer, yang juga “tokoh musik keras Bandung”, Richard Mutter.
Menjadi sebuah warming up kuping yang lumayan pas!
Begitulah
/rif. Sekali lagi, Dirgahayu temans baik semua! Panjang umur. Rock Indonesia
selalu perlu dan butuh /rif, untuk waktu-waktu selanjutnya. Betulan deh,
akang-akang bro. Suwerrrr. Musik Indonesia mah bisa berasa “terlalu adem” kalau
ga ada /rif.
Salam
Rock bersemangat dan bergoyang! /*