(diambil
dari tulisan saya sendiri, diupload
September 2013, www.newsmusik.co/profile/groupband)
Kami
berdiri di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada tahun 1989. Kami bertiga dulu,
bermain untuk sebuah clubs di sana.
Lalu jalanlah, sebagai trio. Kemudian kami lantas mencari satu orang vokalis.
Itu berdirinya, lalu duduknya, kapan? Tapi yang pasti, Deddy Isman, kibordisnya dan yang pertama kali berinisiatif
membentuk kelompok ini, lebih sering bermain sambil duduk. Teman-teman lain,
lebih capek dong?
Tapi
bagusnya, ternyata mereka tetap seia-sekata. Tak terasa sampai sekarang jalan
terus bersama. Bergandengan mesra! Mesra? Kok kelihatannya, yang paling mesra
itu, Rudiansyah sang gitaris dan Deddy Permanasakti si vokalis? Ada apa
sih? Ini joke segar mereka, yang
terus berbunyi sampai sekarang. Ok, tapi ada apa sebenarnya?
Yang
jelas, mereka hanya sempat mengganti gitaris. Gitaris baru 3 kali berganti.
Pertama adalah, gitaris kawakan, Agam
Hamzah. Sementara para personil lain tetap saja. Betah luar dalam. “Kami
ini bukan lagi band, tapi keluarga. Ada yang mau solo karir, kita support
rame-rame,” terang Oppie Danzo,
vokalis.
Raymond Patti,
drummer, mengiyakan. “Ini jadi bukan semata-mata band. Sekian puluhan tahun
bersama. Jadi kayak keluarga dan kerabat dekat. Ada yang ditimpa musibah, ya
kita bantu bareng-bareng. Kan kita juga menyimpan tabungan sebagai kas. Bahkan
kita juga membiasakan diri, membagikan THR di antara kita lho…” Jelas Oppie
Danzo menambahkan.
Nama
mereka adalah 2nd Born (Second Born). Artinya, menurut Deddy
Isman, Born itu diambil dari Borneo
sebenarnya. “Kan kami berasal dari Kalimantan tuh.”terang Deddy Isman lagi.
Lalu kata-kata “2nd” di depannya,
lebih sebagai pemanis. “Jadi jangan tanyakan, 1st Born nya siapa dan dimana ya?
Dipilih nama 2nd Born biar lebih enak aja dilihatnya dan diucapkan,” lanjut
Raymond Patti.
Pada
awalnya dulu, mereka bertiga memang mampu menyanyi, sambil main musik. Walau
sejatinya, drummer Raymond Patti itu adalah penyanyi asli, bukan drummer! “Yang
kami cari itu, penyanyi tapi bisa main drums. Paling tidak ya mau belajar bisa
main drums. Kita kepengen memang semuanya bisa menyanyi. Raymond kita tarik,
dan dia bersedia untuk belajar drums…”jelas Deddy Isman, sambil senyum.
Bertiga
Deddy Isman, Raymond Patti dan bassis, Abdul
Kadir, lalu mencari vokalis utama dari band. Berjumpa dengan Ayib Bahasyim, yang ternyata berminat
untuk bergabung. Itulah formasi paling awal.
Pada
perkembangannya, di 1991, mereka memenuhi ajakan alm.Harry Bharata dan Jelly
Tobing, untuk pindah ke Jakarta. Mereka bertemulah dengan Agam Hamzah, yang
bersedia menjadi gitaris. Masuk Jakarta, tahun 1991. Beberapa bulan kemudian,
mereka kembali, dan bermain di clubs
di sana kembali.
Di 1992, mereka lantas berangkat
lagi ke Jakarta. Nekad untuk mengadu nasib. Dan buat mereka, kalau ingin maju
dalam bermusik, harus ke Jakarta! Berikutnya, masuklah penyanyi, Deddy Permanasakti, di tahun 1992-an.
Terakhir, barulah Oppie Danzo. Dan dari sebelumnya, mereka sudah mulai terbiasa
untuk dominan menjadi cover-band dari
Queen!
Paling
menarik, mengamati perjalanan kelompok ini memang pada formasinya yang tak
berubah. Terus bermain. Hingga kini mereka juga sudah berkeliling berbagai kota
di seluruh Indonesia, bahkan juga luar negeri. Tambah menarik mendengar cerita
mereka, tidak pernah main di Bali. Lama juga mereka mengidamkan bisa main di
Bali.
Tapi,
ini cerita Oppie, ketika sekalinya mereka memperoleh job ke Bali maka lantas berturutan job mengalir untuk ke Bali.
Bahkan, pernah terjadi dalam seminggu kami main di Bali dua kali, tambah Deddy.
Begitupun halnya dengan kota Medan. Tidak pernah ada job di Medan, tapi begitu
dapat, berturutanlah job berdatangan dari ibukota Sumatera Utara itu.
2nd
Born, untuk seluruh members-nya,
telah memberi banyak hal. Sebagian besar, hal-hal indah, kata mereka. Dari
kesukacitaan, fans-fans yang bertambah terus dan baik hati serta…aha, rajin
memberikan cinderamata macam-macam. Hidup merekapun menjadi lebih nyaman dan
lumayan terjamin.
Sssst, ealaaaa
bahkan sampai…istri! Salah satunya Oppie Danzo, yang menikah walau istrinya
ternyata bukan fans 2nd Born. Bahkan istrinya tidak tahu sebelumnya, bahwa
Oppie itu penyanyi.
Oh
ya, perkara karir di luar grup, Oppie dan Deddy selama ini memang sempat punya
grup atau mendukung grup lain. Oppie misalnya, dengan Voodoo dan Opera. Tapi,
jelas Oppie, saya mengutamakan 2nd Born. Karena ya, saya diijinkan dengan grup
lain, dengan baik-baik oleh semua personil kan? “Saya malah didukung penuh oleh
teman-teman 2nd Born. Ini memperlihatkan bahwa kami memang bukan lagi band,
tapi sudah menjadi keluarga,” terang Oppie.
Yang
saya ingat betul, tulisan bisa dibuat seperti di atas, setelah mereka bersedia
memenuhi undangan saya, menjadi guest-star
di sebuah program radio. Itu program saya sih, di salah satu stasiun radio
swasta terkemuka ibukota, yang masuk di tahun 2017 ini kabarnya telah beralih
kepemilikannya.
Saya
sih sudah tidak lagi meneruskan program wawancanda, wawancara tetapi banyak
becanda-becindinya gitu, sejak beberapa tahun lalu. Sudahlah, cukup kiranya 5
tahun menjalankan program itu. Pihak radio itu juga jangan-jangan, saat itu ya,
mulai bosen kali sama program saya. Hihihihihi....
Eh
ini lagi omongin Second Born, kenapa jadi omongin saya. Curcol? Curhat ngocol?
Ok, ok maaf intermezzo. Balik deui ke
2nd Born.Ini nulisnya apa sih enaknya. Udahlah terserah ya, yang penting
ngucapinnya benar kan ya?
Sampai
tulisan ini dibuat (lagi), grup ini masih ada. Masih eksis. Walau mereka harus
kehilangan Deddy Permanasakti. Deddy telah berpulang pada 23 Oktober 2016,
karena sebuah kecelakaan lalu lintas di tengah malam.
Deddy
kelahiran 19 Januari 1968, karir musiknya lumayan panjang. Seinget saya, sejak
1980-anlah. Ia malang melintang dengan keluar masuk berbagai grup band. Yang
saya ingat hanya ada Second Smile misalnya. Ini malah grup rock, hard rock.
Antara lain dengan Andy Ayunir, Bintang Indrianto, Faisal “Wow” Indraputra.
Nah
saat ia mendukung Spirit Band, namanya lantas mulai dikenal lebih luas. Karena
ia menjadi vokalis Spirit Band, dalam album kedua mereka bertajuk Mentari.
Deddy menggantikan posisi vokalis, Komala Ayu. Dimana Komala Ayu,menjadi special guest star di album kedua
kelompok asal Jakarta itu.
Dalam
album itu, Deddy bermain bersama Eramono Soekaryo (kibordis, leader). Lalu Rita
Agustina Silalahi (kibor), Bintang Indrianto (bassis), Dewa Budjana (gitaris),
Didiek SSS (saxophonis) dan drummer, Uce Haryono.
Saya
kenal Deddy juga sudah lumayan lama, ya seputaran 1980-anlah. Pergaulan musik
Deddy memang lumayan lebar dan luas waktu itu. Ia rajin datang menjumpai
teman-teman musisi, baik di studio-studio latihan atau kafe-kafe.
Yang
menarik, dulu memang sudah sering becandaan ya. Tapi imagenya di atas panggung
itu, apa ya, penyanyi yang “serius”lah. Bisa nge-rock. Tapi eh kemudian bisa
rada-rada nge-jazz juga.
Nah
seinget Ophie, sesuai keterangan teman-teman Second Born lainnya, Deddy masuk
pertama kali saat mereka tampil di News Cafe, Kemang Itu di sekitar tahun 2004. Setelah itu Deddy
kerasan menjadi frontline nya Second
Born.
Ketika
dengan Second Born lah, becandaan-becandaan sehari-harinya dibawalah ke atas
panggung. Ia lantas berkembang menjadi salah seorang entertainer yang komplit. Menyanyi dan...melawak! Seiring dengan
itu, Second Born lalu dikenal juga sebagai grup band yang “sangat ngocol” di
atas panggung. Bikin penonton mereka terhibur secara lebih lengkaplah!
Nah
kalau mau diseut keunggulan dari Second Born ini adalah terutama pada sisi
musiknya. Saya pikir, perjalanan mereka yang lumayan panjang itu, jadi
penyebab. Membuat sisi musik mereka terasa lebih rapi jali. Enak dan “lengkap”
kalau didengerin. Sedap kan, kalau bumbu-bumbunya lengkap gitu.
Soal
musik, teristimewa karena mereka juga dianggap salah satu cover band dari
Queen, saingan mereka memang paling tidak hanya ada Solid 80. Kelompok yang
dipimpin kibordis yang penyanyi yang bisa bergitar itu, Tony Wenas, umurnya
memang sedikit lamaan dari Second Born.
Walau
ada bedanya juga sih. Kalau Solid 80 itu fully Queen. Kalau Second Born, lebih
lebar dari hanya membawakan lagi lagu-lagu kelompok Queen. Mereka lebih sebagai
entertainer band, apa yang suka
disebut sebagai band Top-40. Walau
memang, didominasi lagu-lagu Queen.
Kalau
sisi komedinya, kejahilan mereka di atas panggung itu ya, saingan mereka itu
ada Wong Pitoe. Yang belakangan Wong Pitoe, masih ada kok, tetapi ada juga band
lain yang didukung sebagian eks personal Wong Pitoe, Chaplin Band namanya.
Kemarin
ini, Sabtu 29 April 2017, Second Born tampil dalam acara Friends will be Friends. Acara yang bertemasentral, Tribute to Deddy Permanasakti. Dalam acara
itu hadir juga, sahabat-sahabat baik dari almarhum Deddy Permanasakti dan
Second Born, yang lantas tampil memeriahkan acara. Dipandu pembawa acara yang manis, Tessa Kaunang.
Acara
tersebut dibuka oleh Soul Rhythm,
sebuah entertainer band juga, yang tak kalah panjang juga usianya. Kelompok ini
ditokohi Nyong Anggoman, kibor. Dan
drummer, Cendi “Cenlung” Luntungan. Belakangan mereka juga
didukung gitaris, Pepe dari Wong
Pitoe.
Soul
Rhythm sebagai pembuka acara, lantas juga mengiringi bintang tamu, seorang
penyanyi cantik bersuara menawan, Eka
Deli. Eka Deli memilih membawakan lagu-lagu hits dari mendiang Whitney
Houston.
Lalu
berikutnya baru naiklah tuan rumah, 2nd Born itu. Mereka saat ini tampil tetap
dengan formasi terakhir mereka, Ophie Danzo dan Ayib Bahasyim (vokalis). Dengan tetap didukung Abdul Kadir
(bassis), Rudiansyah (gitaris), Raymond Patty (drums) dan Deddy Isman
(kibordis).
Diceritakan
oleh Ophie, bahwa kelompoknya ini sebenarnya berdiri pada 25 September 1989.
Mereka hanya sempat mengalami pergantian gitaris. Dari awalnya adalah sempat
Agam Hamzah, digantikan Lilik. Dari Lilik, baru kemudian masuklah Rudiansyah
Djamdjam. Rudy bertahan hingga sekarang.
Perihal
Deddy Permanasakti, ia sempat masuk di tahun 1992-an. Tetapi hanya gabung
sebentar. Lalu keluar. Setahun kemudian, jadi ya di 1993-an, Ophie gabung
dengan Second Born. Di awal 2000-an, sempat masuk vokalis lain, Herson Harsya,
membuat mereka tampil dengan format 3 vokalis.
Tetapi
pada sekitar 2004-2005, Herson ternyata pamit mundur. Deddy pun kembali
bergabung. Dan seterusnya itulah formasi lengkap mereka. Sampai kepergian untuk
selama-lamanya Deddy itu.
Pada
acara kemarin, Deddy tetap “dimunculkan”. Antara lain lewat tayangan foto-foto
dari aktifitas Deddy selama masa hidupnya. Kemudian juga lewat gaya-gaya
khasnya, yang ditiru habis oleh duet Ophie dan Ayib.
Selain
Second Born, dipanggil naik juga beberapa bintang tamu. Maka terjadilah pertemuan
kolaborasi seru, antara Second Born dan Solid
80. Solid 80 diwakili trio vokalisnya yang adalah Tony Wenas, kemudian Jodie
Wenas dan Kadri Mohamad.
Beberapa
lagu Queen pun dibawakan, dengan vokal yang lebih sebagai koor jadinya. Ya
iyalah, koor atawa paduan suara. Yang nyanyiin kan jadi 9 orang. Yes, Second Born itu keempat musisinya
ya ikut menyanyi juga lho. Ya emang begitu sih sedari dulunya kan?
Sebelum
memanggil naik, para seniornya dari Solid 80, begitu memang Ophie memanggilnya.
Sempat didaulat untuk menyanyi, pengusaha yang juga vokalis dan bisa disebut
tokoh musik. Khususnya musik-musik era 60-70an. Siapa lagi kalau bukan Dali Taher.
Dali
Taher lantas mengajak serta drummer senior banget, yang kini lebih suka menjadi
penyanyi saja, Jelly Tobing. Jelly
sempat juga menyanyi sendiri, setelah Dali Taher, dimana Jelly secara khusus
meminta anaknya ikut bermain. Anaknya itu, Ikmal
Tobing, yang drummer muda berbakat itu lhooo.
Oh
ya acara kemarin itu dimaksudkan untuk mengenang almarhum Deddy Permanasakti.
Selain itu juga menjadi charity night,
dimana hasil yang didapat, baik dari hasil pendapatan tiket masuk dan lelang
lagu, sebagian akan disumbangkan kepada keluarga Deddy Permanasakti.
Begitulah
cerita tentang sahabat-sahabat Second Born. Juga mengenai sahabat banyak orang,
almarhum Deddy Permanasakti. Dan kemeriahan acara yang khusus didedikasikan
untuk almarhum dan keluarganya.
Deddy
sudah pergi, tetapi ia tak akan pernah terlupakan. Suaranya, musiknya, dan
kelucuan-kelucuannya. Istirahat dengan tenang ya, brother Deddy di sana..../*