Thursday, February 4, 2016

Marcell: Karena Referensinya Segudang




Marcellius Kirana Hamonangan Siahaan, lahir di Bandung pada 21 September 1977. Yang kerennya, dia dikenal luas di jalur pop, tapi juga di jalur rock. Bahkan ia juga dikenal, kerapkali bermain rada jazz. Bro, sebenarnya pilih yang mana sih?
Lebih keren ga ya, kalau kita lihat saja, mana ada penyanyi pop yang mengawali karir musiknya dari musik rock? Bukan sebagai penyanyi lho! Tapi sebagai drummer rock. Pilihannya itu, rock yang outside mainstream music industry, menapaki jalur undergound.  Nama grupnya, yang berdiri sekitar 1992 adalah, Puppen. Dan tak dinyana Puppen tumbuh relatif cepat sebagai salah satu grup terkemuka undergorund Bandung.
Tak lebih dari 6 tahun, ia menjadi drummer Puppen. Sempat merilis Not a Pup (EP) lalu MK II, yang lumayan laris waktu itu. Ia lalu meninggalkan grup pertamanya dan memilih fokus kuliah. Ia mengambil Fakultas Hukum, di Universitas Katolik Parahyangan. Tapi toh ia balik lagi ke musik sesaat, dengan mendirikan gruprock lain, The Experimental Jetset. Sempat juga bikin sebuah album lalu bubar. Biasalah, satu sama lain personilnya, mulai merasa ketidakcocokkan.
Lalu tetiba di 2002, ia mendapat kesempatan menjadi teman duet dari penyanyi pop, Shanty. Lagu yang dibawakan mereka berdua, ‘Hanya Memuji’, bisa menjadi populer. Sampai meraih AMI Awards segala lho! Adalah karena insting seorang Melly Goeslaw, yang menjadi salah satu orang penting yang membuka jalannya menjadi penyanyi pop. Melly sempat memberi advis, memilih Marcell jadi teman duet Shanty.
Tapi waktu itu, banyak pasti yang nyinyir gimana gitu ya? Maklum dari underground, rock pula, malah ke pop? Tapi kalau perhatiin masa lalunya dulu, referensinya memang sudah terbilang nyaris segudanglah, coy.
Bayangin aja, dia terbiasa mendengarkan Nat King Cole, Frank Sinatra, Sarah Vaughn segala. Nama-namaitu lagu-lagunya kerapkali diputarkan oleh kakeknya. Opanya itu juga seperti memperkenalkannya ke musik dari penyanyi-penyanyi yang lebih mudaan lagi, Gloria Estefan dan Celine Dion misalnya.
Dari ayahnya, Paian Siahaan, ia bisa menyimak lagu-lagu rock dari The Beatles, The Rolling Stones dan The Doors. Sementara sang ibu, RA V Indrasari, memberikannya lagu-lagu pop Broery Pesolima dan Chrisye. Termasuk  pula, Keenan Nasution dan Yockie Suryoprayogo. Album Badai Pasti Berlalu, kata dia, nyantol banget dulu itu.
Ada lagi referensi musik lain, datang dari pamannya, yang membuatnya mendengarkan Black Sabbath, Grand Funk Railroad sampai Deep Purple. Juga Genesis dan Led Zeppelin. Sampai Enya dan Sarah Brightman!
Dari kedua kakaknya, Mariasari dan Bonavena, ia kayak diperkenalkan dengan apa yang dulu disebut, Adult Contemporary. Ya macam Luther Vandross, Eart, Wind & Fire, Kool and the Gank, sampai Gino Vanelli segala. Termasuk juga musik new-wave, sukajuga disebut new-music, yang rada electronica kayak Pet Shop Boys, Tears for Fears, Depeche Mode dan Duran Duran. Juga membuatnya kenal Kiss.
Nih ada uniknya, Marcell kan sempat belajar gitar dulu.  Pengen kayak kakaknya. Tapi lantas ia beralih instrumen ke bass, karena pengen kayak idolanya, Gene Simmons nya Kiss! Eh pindah ke drums. Itu juga karena menyukai banget, Eric Carr, yang juga drummernya Kiss.
Marcell, yang memiliki darah campuran Batak, Belanda, Jawa dan Ambon ini memang lantas lebih populer setelah merilis solo album popnya, di tahun 2003. Sebuah selftitled album, yang disusul versi repackaged nya setahun kemudian. Dari album itu, melejit berbagai hitsnya seperti, ‘Semusim’, ‘Firasat’, ‘Jangan Pernah Berubah’ lalu juga, ‘Waktu Kan Menjawab’. Pada versi repackaged ada 2 lagu baru diselipkan, ‘Ku Tak Mendua’ dan ‘Mendendam’. Ia bak terbang ke atas langit, popularitasnya langsung melejit.
Imagenya penyanyi pop, yang tak mendayu atau merintih-rintih tapi elegan. Laki-laki gitulah, simpatik, supel. Lagu-lagunya memang banyak yang romantis, middle dan slow, tapi musiknya lebar dan  dianggap musik yang akrab dengan perempuan.  Muda, bisa juga berumah tangga. Memang fansnya, banyak yang begitu?
Album-albumnya selanjutnya adalah antara lain, Denganmu di rilis tahun 2006. Disusul, Hidup dirilis tahun 2008. Kemudian di 2011, dirilis And theStory Continues... Berlanjut dengan album Platinum Playlist yang dirilis tahun 2013. Lalu tahun 2015 ini ia melansir album Jadi Milikmu.
Jadi, popularitasnya di pop, membuatnya melupakan rock? Ya ga juga, Ia ikut membentuk Konspirasi, sebuah grup band post-grunge. Bersama teman-teman dekatnya, Edwin Syarif, dikenal sebagai gitarisnya kelompok pop-rock, Cokelat. Juga Candra “Che” Johan, yang adalah vokalis grup grunge terkemuka, Cupumanik. Marcell balik menjadi drummer. Sementara bassisnya semula Denny Hidayat. Tapi lantas berganti dengan Rommy “Roms” Sophiaan, yang dikenal sebelumnya sebagai bassis dari grup The Acid dan Omni.
Juga pergaulannya dengan kalangan rock, tetap saja terus terjaga. Ia sering juga menyambangi  event-event rock, terutama di kafe atau clubs. Teman-teman rocker-nya, kenyataannya menerimanya dengan tangan terbuka. Tak terlalu jadi masalah kok, ia populer di jalur pop. Ia memang juga tetapmempunyai atensi dan apresiasi untuk scene rock, termasuk underground, di sini.
Suami dari Rima Melati Adams dan ayah dari Seth Ananda Siahaan ini. Oh iya ia juga memiliki putra bernama, Keenan Avalokita Kirana, buah dari perkawinannya yang pertama dengan penulis yang penyanyi, Dewi “Dee” Lestari. Ia lantas juga dikenal sebagai figur ayah dan suami yang dianggap ideal, sayang keluarga. Lihat deh, rocker yang sayang keluarga, bagus kan?
Satu ketika, saya juga pernah menikmati betul penampilannya yang berbeda. Ia menyanyi diiringi GIF yang melakukan reunian. Yaitu terdiri dari Gilang Ramadhan, Indra Lesmana dan Fariz RM. Ia membawakan lagunya Genesis dan Gino Vanelli dengan apik! Sepertimemperlihatkan lagi kelebihannya sebagai seorang penyanyi, berwawasan musik lumayan luas, dengan kemampuan musikalitas mumpuni.
Ia memang asli deh, unik, ya penyanyi pop tapi sekaligus juga drummer rock. Belum ada duanya, seinget saya sih begitu ya. Untuk saya, ia memang temn ngobrol yang menyenangkan. Dan sangat friendly. Saya tentu saja, berterima kasih ketika ia bisa menyempatkan datang menjadi tamu program saya. Ga begitu sulit prosesnya, langsung dengannya. Tapi mengontak juga salah satu dari menejemennya, untuk mengatur jadwal saja.
Iapun datang, langsung siap ngobrol. Istri dan anaknya dibawa serta. Mereka menonton. Sementara Seth Ananda, seringkali “cerewet”, saat menonton sang ayah. Kayak pengen ikutan ngobrol gitulah. Atau menarik perhatian sang ayah? Suasananya menyenangkan.



Well, lagi-lagi, semoga apa yang ada di video interview hasil ngobrol degan Marcell, bermanfaat untuk banyak orang. Ada banyak hal, yang keluar dari Marcell, yang kayaknya sih belum pernah diutarakan kepada media-media lain. Obrolan malah berkembang menjadi bentuk diskusi yang seru. Tonton saja videonya....
Trims ya bro Marcell. Sukses buatmu!
*DM



 Check out the video on Youtube






No comments: