Friday, March 4, 2016

RIEKA ROSLAN, Sendiri di tengah 7 Pria itu Melelahkan

Rieka Roslan, begitu namanya. Kelahiran Sukabumi, 23 Januari 1970. Anak terbungsu dari 5 bersaudara, putri dari pasangan, alm. Roslan Apandi dan Rosliana. Masa kecil hingga SMA, ia habiskan di kota Sukabumi. Tapi sejak dulu, ia setiap liburan pasti ke Bandung, karena keluarganya memiliki rumah di daerah Sukaluyu. Akhir pekan juga suka ke Bandung, jadi sudah akrab dengan kota kembang.
Rieka ini potensial banget. Talentanya bagus. Kalau hanya menyanyi, biasalah. Menyanyi dengan suara khas, mungkin banyak juga yang bisa begitu. Tapi penyanyi dengan kemampuan mengubah lagu, nah ini termasuk istimewa. Ditambah satu hal paling penting, membuat lagu hits! Rieka punya kelebihan itu. Ia menjadi salah satu nama penting, di dunia musik Indonesia. Soal itu, ia bisa jadi nyaris tak ada saingannya.
Dan nama Rieka tak bisa tidak, harus dikaitkan dengan kelompok musik asal kota kembang, theGroove. Grup musik 8 kepala itu, sekarang malah menjadi beranggotakan 9 orang. Tetap eksis, dan masih rutin tampil di pelbagai acara musik. Sebuah grup yang dianggap menjadi pelopor dikenalnya genre acid jazz. Kesannya ada jazz-nya, tapi danceable musiknya itu.

Yang jelas, gini nih, ia memang datang dari keluarga yang sangat dekat dengan dunia musik. Ibunya saja memang penyanyi, yang pernah menyanyi di acara-acara kenegaraan, dan suaranya disukai Presiden RI pertama, Soekarno. Ayahnya juga bisa bermain musik, memainkan contrabass di sebuah orkestra di RRI.
Sementara 3 orang kakaknya, semua cewek, ada yang jadi penyanyi yang lumayan aktif di jamannya. Rina Rosdiana, finalis pada Bintang Radio dan TV, satu era dengan Rafika Duri. Kemudian, kakak keduanya, Ieda Farida. Ia ikut sebuah trio cewek, yang saat itu sempat menyaingi Lex’s Trio. Kakaknya lain, Metty Rismawati. Satu kakaknya, cowok, Ridwan Roslan.
NewsMusik,dalam hal ini adalah Gideon Momongan, memilih Rieka Roslan untuk ngobrol panjang lebar saat ini, karena mengenalnya sejak lumayan lama. Mengetahuinya sejak theGroove masih menjadi grup band kafe di kota Bandung. Kemudian sempat menyaksikannya, tentu bersama theGroove, pada beberapa kesempatan. Lalu tiba-tiba mendengar, ia pamit mundur dari theGroove. Ya jelas kaget! Rieka keluar dari theGroove, kenapa dan akan jadi gimana grup itu?
Satu ketika NM pernah menantangnya. Ini ada kesempatan tampil di acara di Gedung Kesenian Jakarta, gimana kalau ia tampil dengan 2 grupnya sekaligus? Bukan dengan theGroove, acara ini diadakan paska hengkangnya dari grup itu. Setelah itu kan, ia berkarir solo. Ia melansir album solo, Mata Ketiga, dirilis 2005. Disusul dengan  Bercerita, tahun 2006.
Nah bila di panggung, ia kerapkali tampil bersama kelompoknya, The Troubadors. Atau juga sesekali mendukung kelompok lain, Tao Kombo Collective Messkeepers. Dalam kedua grup itu, ada kibordis theGroove yang “sangat nyambung” dengannya, Ali Akbar. Maka di acara tersebut, Rieka setuju ia tampil dengan kedua grup tersebut.
Setelah penampilan di acara jazz di Jakarta itu, Rieka bersama The Troubadors juga disertakan sebagai pengisi acara festival jazz di Pekanbaru, Riau. Dalam Malacca Strait Jazz Festival 2008, dimana Gideon Momongan juga menjadi festival directornya, dengan penyelenggara adalah Riau Jazz Turbulence, Tao Kombo Cllective Messkeepers juga tampil.
Karir solonya, dalam menghasilkan album rekaman, berlanjut dengan dirilisnya album berikutnya. Album ketiganya diberi judul, Triangle of Life, dirilis pada 2008. Selanjutnya, ia sempat menghasilkan album Rendezvouz yang dirilis 2012. Dalam album itu, Rieka juga didukung beberapa penyanyi antara lain Emil, Glenn Fredly, Iwan Abdie, Angga Puradireja dari Maliq & d’Essentials dan Nino dari RAN.
Sebagai penulis lagu, beberapa lagunya berhasil menjadi hits. Antara lain, yang harus disebut adalah, ‘Ijinkan Aku Menyayangimu’ yang dibawakan oleh Iwan Fals. Kemudian juga, ‘Cobalah untuk Setia’ yang menjadi salah satu hits dari Kris Dayanti.
Maka ikutilah di bawah ini, perbincangan mengenai karir musiknya. Penulisan lagu dan termasuk, suka dukanya di dalam grup musiknya, theGroove. Obrolan dilakukan di beberapa tempat, dan berlangsung beberapa waktu berbeda.
NewsMusik  :  Rieka, kamu menulis lagu sejak kecil?
Rieka Roslan  :  Iya, waktu SD lah, mas... Waktu masih di Sukabumi
NM  :  Oh ya, ceritain sedikit boleh, masa-masa dulu itu?
RR  : Aku senang menulis puisi, kayak lirik lagu memang. Aku jadinya sering melamun, hehehe... Sering ditegur guru juga jadinya.
NM  :  Ga menyanyi?
RR  :  Ya menyanyi juga, tapi aku lebih suka menulis puisi, belakangan malah mulai bikin jadi lagu. Ya menulis saja, setiap ada kesempatan menulis dan jadi lagu. Aku sebenarnya sampai sekarangpun masih, lebih suka menulis lagu, karena banyak kegelisahanku yang ingin aku bagi dengan orang-orang lain.
NM  :  Kalau di rumah, dengan ayah dan ibu? Apa yang kamu ingat, kan mereka memang menurunkan bakat musik ke kamu...
RR  :  Kalau anak-anak sudah tidur semua, seringkali ayah dan ibuku itu aku tahu ya, berdansa dengan lagu swing. Itu cukup keinget dan tersimpan di memoriku. Kejadian itu terekam dengan baik, sampai akhirnya aku menulis lagu, ‘Juwita Cintaku’ di album Rendezvouz ku. Ibu dan ayahku mendorong karir musikku, mengarahkannya.
NM  :  Arti orangtuamu, dalam kehidupanmu?
RR  :  Satu hal yang senantiasa berkesan mendalam bagiku, kedua orang tuaku saling menyintai satu sama lain.Terasa banget. Kami dulu bukan berarti hidup tentram, dulu waktu kecil, aku sampai pernah minum air tajin aja, karena masa itu orang tua ga bisa beli susu. Nah karena orang tuaku yang saling mencintai sepenuh hati itu, aku jadikan lirik lagu Juwita Cintaku itu. Aku buat lagu ini dengan aransemen yang sku sesuaikan dengan masa lampau. Aku nyanyikan bersama suamiku, saat kami menikah. Memori cinta orang tuaku, menjadi inspirasi bagi perkawinan kami.
NM  :  Kakak-kakakmu kan penyanyi juga, dan juara kontes menyanyi. Adiknya ga ikut kontes sejenis?
RR  :  Iya, aku ikutan juga. Tapi aku itu dianggap aneh kalau ikut lomba nyanyi begitu. Sudah suka improvisasi gitu. Ada yang menang juga, tapi aku lama-lama ga begitu suka lagi ikutan. Ibuku memahami dan sering menentramkan hatiku, kalau aku ga suka di satu lomba ya... Jadi beliau menyarankan, ya sudah ga usah ikut lomba lagi, kalau aku ga nyaman.
NM  :  Lalu ke Bandung?
RR  :  Aku sih sering ke Bandung kok. Nah, di Sukaluyu itu, Yuke itu tetanggaku,  ya rumahnya di seberangku rumahku. Dia sering mainnya sama kakak-kakakku. Tapi dia jadi tahu aku. Dia tahu aku suka menulis lagu dan senang menyanyi.
NM  :  Oh gitu. Lalu gimana?
RR  :  Selanjutnya, Yuke mengajakku untuk menyanyi di band. Aku awalnya ga mau, tapi Yuke itu mengajak aku karena ia yakin, memang aku bisa. Aku ga mau, karena males ke kafe. Tau ga mas, aku itu belum pernah masuk kafe sekalipun saat itu.
NM  :  Tapi akhirnya jadi nyanyi di kafe?
RR  :  Iya, jadi aku diajak masukgrup pertamaku, itu yang bentuk Yuke dan Dian. Odissey namanya. Nah sebelum tampil, semalam sebelumnya aku diajak Yuke khusus untuk masuk kafe itu. Supaya aku tahu suasananya, situasi dan kondisi di dalam kafe itu. Biar kamu ga kaget lagi besok main di sini, begitu kata Yuke.
NM  :  Orang tua memberi ijin?
RR  :  Awalnya sih tidak ya, karena di kafe. Tapi terutama keluarga besarku. Orang tua akhirnya memberi ijin, kan tahu aku memang suka menyanyi. Imagenya penyanyi kafe itu kan gimana ya, itu yang jadi alasan dari keluarga besar. Maunya, aku jadi sarjana, sekolah beneran, kuliah gitu.
NM  :  Berarti terus menyanyi? Reguler?
RR  :  Iya tetap menyanyi dengan Odissey. Reguler tiap Selasa malam. Tempatnya itu kafe O’Hara. Waktu pertama, Yuke sendiri sampai pamit dan ijin langsung ke orangtuaku.

NM  :  Bawain lagu apa waktu itu?
RR  :  Ini dia, Odissey itu bawain lagu-lagu kayak soul, funk dan mulai ke acid jazz. Odissey sebenarnya seperti setengahnya theGroove. Musiknya ya mirip theGroove. Agak melawan arus. Waktu itu kebanyakan band main Top-40 pop gitu atau rock ya. Odissey beda. Makanya awalnya memang susah dapat tempat main reguler, hanya O’Hara yang mau mencoba kami waktu itu. .

Odissey memang cikal bakalnya theGroove. Waktu itu grup ini terdiri dari antara lain Dian di kibor dan Yuke di bass, kedua pendirinya. Lalu belakangan masuklah juga Deta dan Reza, dua nama yang lantas menjadi personil theGroove nantinya. Ada IrwanOpungSimanjuntak sebagai kibordis pula, lalu Syarief Wiradz pada perkusi. Pada gitar ada Avip. Di gitar kemudian masuk Danny Herlambang, yang kemudian nantinya juga menjadi gitaris theGroove yang pertama.
Menurut Rieka, Odissey memang seperti memperkenalkan warna beda di kalangan hiburan malam di Bandung. Pelan-pelan mereka mulai mengumpulkan penggemar sebenarnya. Mereka bahkan juga sempat mengisi acara di Anyer untuk Perayaan Malam Tahun Baru, dimana mereka menggantikan Kahitna. Odissey diusulkan dan direkomen langsung oleh Yovie Widianto sendiri, untuk dipakai menggantikan Kahitna, yang sudah keburu memiliki job di tempat lain.
Odissey mulai berjalan sejak sekitar akhir1995-an. Masuk ke tahun 1996. Beberapa personilnya, sebenarya sudah pernah main di kafe, dengan grup-grupnya masing-masing. Cuma Rieka yang asli pendatang baru. Ia menjadi penyanyi bersama Helvie, selain Reza.
Tapi saat ia diajak main di kafe oleh Yuke, ada juga peran teman kuliahnya yang memperkenalkannya ke Odissey itu, ia sejak awal mengatakan bersedia dengan catatan. Ia ga mau hanya main di kafe terus menerus saja. Yuke setuju, konsepnya memang ke situ. Bukan hanya sekedar band kafe saja.
Mengenai kelompok Odissey dan theGroove lebih lengkap, NM akan menuliskan perjalanan sejarah mereka nanti di rubrik yang lan.


NM  :  Jadi, Odissey sebenarnya kepengen rekaman juga? Sudah siapkah?
RR  :  Odissey sebenarnya sudah mulai mencoba membuat demo rekaman. Waktu itu kita sudah sempat memperdengarkannya ke Indra Lesmana segala lho. Tapi memang tak sempat diseriusin lagi. Karena berikutnya, malah Odissey terpecah.

NM  :  Ok, Odissey pecah dan bubar? Lalu kamu masuk theGroove?
RR  :  Odissey ya langsung diganti theGroove. Ya belakangan masuk Tanto dan Ali Akbar gantiin Dian dan Irwan Opung. Kemudian masuk juga Rejoz gantiin Syarief.
NM  :  Jadi, itu berarti tahun 1997 dong ya?
RR  :  Betul mas, di Mei 1997, theGroove main pertama kali di Surabaya lalu Jakarta. Kemudian masuk kafe.
NM  :  Oh ok, sekarang kt omongin theGroove mu deh. Apa arti theGroove buatmu?
RR  :  TheGroove? Wah, itu hidupku. Aku sampai bela-belain telat menikah karena konsentrasi full ke theGroove, hahahaha... The Groove itu jiwaku banget, mas, sulit untuk mengingkari hal itu... (Rieka sumringah lalu tersenyum lebar)
NM  :  Kamu begitu produktif selama di theGroove ya. Banyak lagu-lagumu yang memang menjadi lagu-lagunya theGroove. Bisa cerita dikit tentang beberapa lagumu di theGoove?
RR  :  Kalau ‘Dahulu’ itu lagu lamaku, sebelum theGroove sudah ada, kita sudah coba sering mainin sebelum theGroove rekaman album pertama. Ya memang, kebanyakan laguku itu, ada ceritanya...
NM  :  Cerita dari teman-teman theGroove ya? Curhat gitu...
RR  :  Ya ada, ga semua. Kayak lagu ‘Khayalan’. Inspirasinya didapat dari temanku. Dia cerita hampir tiap hari mimpiin satu orang cowok, tapi padahal dia belum berkenalan sama cowok itu.
NM  :  Gimana dengan lagu lainnya?
RR  :  ‘Bila’ misalnya, aku buat dengan lirik tentang Reza yang saat itu lagi galau, karena pacarnya beda keyakinan. ‘Kuingin’, bercerita tentang Yuke yang lagi pedekate dengan pacarnya saat itu, yang penyanyi itu. Dan lagu ‘Kuingin’ itu yang disukai Rieka.
NM  :  Seru juga. Terus....
RR  :  Lagu itu Yuke banget lho. Dan aku tuh seneng bisa memenuhi keinginan Yuke untuk menyanyikan lagu itu dengan baik. Dan yang membuat Yuke puas. Lagu itu lantas juga jadi judul album, artinya, ya kita ingin didengarkan publik.
NM  :  Lagu lain,’Sepi’ misalnya....
RR  :  Kalau ‘Sepi’ dibuat untuk Ali. Untuk menghibur Ali tuh waktu itu. Kan Ali lagi menjomblo saat itu. Maka ia meminta Ali membuat aransemen untuk lagu itu. Eh ada perdebatan cukup alot soal aransemen lagu itu antara Ali dan Yuke. Jadi, sampai akhirnya, aransemennya ada yang ide Yuke, ada ide Ali, dicobain keduanya di saat mereka show. Dicoba dan didengerin ke publik, enak yang mana dan publik tuh lebih suka versi yang mana... Ada lagi cerita, tentang lagu ‘Hasrat’, mas. Aku buat ini  bareng Yuke. Dianggap oleh pihak label, liriknya terlalu berani. Agak vulgar katanya. Sempat ditolak. Tapi lantas aku menjelaskan kepada pak Jan Djuhana dari Sony, bahwa lagu itu kan ceritanya tentang Yuke banget. Eh pak Jan mendengar itu tertawa dan lantas mengijinkan lagu itu masuk di album.
NM  :  Kamu bisa dibilang, ditemukan dengan Yuke. Kamu juga relatif dekat dengan dia selama di theGroove. Tapi ada kabar atau kesan, kamu juga ga akur dengan Yuke. Gimana sih ceritanya?
RR  :  Hahahaha  (Rieka tertawa lebar), kami memang kayak Tom dan Jerry deh. Pernah satu ketika, Yuke bisa menolak ideku, mengenai kostum kerajaan Romawi di klip lagu, ‘Khayalan’. Entah kenapa, walau akhirnya ya dia terima, apalagi karena kita memang jadinya perform beneran di panggung di areal Kawasan Tenda Semanggi (KTS) saat itu. Karena, ternyata penontonnya banyak, kita kaget, ga tau mereka dapat undangan atau info dari mana. Waktu kita main itu,ya sudah cair, ga ada konflik lagi.
NM  :  Ceritain dikit, gimana kerjasama dengan seorang Yovie Widianto. Yovie kan menjadi produser album pertama theGroove?
RR  :  Yovie mendampingi, mengarahkan theGroove di proses rekaman album pertama. Itu perlu dan penting, secara kami waktu itu baru pertama kali itu rekaman dengan serius kan? Yah,Yovie itu perfeksionis. Menurut Yovie, free itu boleh tapi harus memperhatikan keindahan. Maka pas reffrain-nya lagu Satu Mimpiku itu harus diulang berkali-kali. Capek banget. Karena itu hook-nya lagu itu, sisi paling menarik lagu itu. Jadi diperhatiin banget sama Yovie...
NM  :  Ada juga Doddy Iss, bassis Kahitna ya berperan membantu theGroove di album perdana itu?
RR  :  Doddy Iss lebih ke menangani dan mengarahkan vokalku dan Reza, mas. Aku sampai menangis dan ngambek untuk rekaman saat itu. Pada saat take vocal ya lagu ‘Kuasa Cinta’, Doddy Iss memintanya tidak terlalu meliuk-liukkan suaranya. Supaya bisa dinikmati kuping orang Indonesia. Rieka merasa berat banget permintaan itu. Sebenarnya ya, Itu jadi semacam akumulasi, karena memang beratnya tuh membuat album rekaman itu. Pengalaman pertama, berat benar bebanku rasanya. Ya salah satu kompensasinya ke situ. Tapi saat itu, mas Doddy membujukku, pendekatannya kayak kakak ke adiknya.
NM  :  Jadi, kamu akhirnya tentram dan bisa mengendalikan diri ya?
RR  :  Doddy mengibaratkan, kalau kita ingin memberi minum air, langsung banyak ya langsung hilang memang hausnya tapi eneg. Langsung perut terima banyak air kan? Kalau dikasih minumnya pelan-pelan, sedikit demi sedikit, lebih enak nyaman masuk tenggorokan dan masuk perutnya. Tapi, ada satu improvisasi vokal, yang justru diminta Doddy harus dipertahankan. Itu harus ada dalam setiap album theGroove, itu pesan Doddy. Kenapa? Karena itu adalah ciri khas vokalku. Dan bukti, bahwa aku bukan penjiplak gitu. Aku punya warna sendiri. Ya akhirnya memang aku memahami arahan Doddy dan jadi nyaman.

 
NM  :  Masih soal theGroove nih. Lalu gimana sih sebenarnya, sampai kamu malah meninggalkan theGroove di tahun berapa tuh, 2003an ya? Katanya theGroove sebagian jiwamu... Konflik meruncing antaran kamu dan Yuke ya? Eh tapi kan Yuke sudah mundurduluan dari theGroove karena masuk Dewa?
RR  :  Gimana ya, aku rasa memang perempuan sendiri. Bayangin mas, sendirian di antara 7 pria itu, ternyata lama-lama melelahkan, hehehe. Tapi pada waktu itu memang anak-anak theGroove mulai gimana ya denganku. Aku ga papa kok dibilang gujrut, maksudnya ribet. Juga dibilang rewel. Aku emang beda. Kalau kerjakan sesuatu harus bisa perfect. Kalau aku tidak suka atau tidak berkenan gitu dalam hati, ya langsung dikeluarkan. Aku juga dengar, ada yang bilang lagu-lagu Rieka itu susah-susah. Jadi bandnya begini deh. Susah dinyanyiin dan diikutin, begitu yang aku dengar. Juga terkesan, aku seperti maunya semua laguku, yang aku bikin ya,masuk di album. Padahalkan, yang memilih pihak label. Ga terpilih ya ga masalah buatku, tapi kenyataannya memang lagu-laguku yang dipilih, mau gimana? Pernah kok dicoba, menejer kita waktu itu, kasih demo sekian lagu. Sengaja tak ditulis, ini lagu siapa, itu lagu siapa ya. Tetap saja, lagu-laguku yang terpilih... Yuke iya mundur duluan. Dia juga bilang kok ke aku, langsung ya, omong bahwa dia mau pilih Dewa. Aku waktu itu ya mengijinkan saja. Lalu Ari Firman ya dari aku juga, yang gantiin Yuke. Tapi sempat memang Ari ga bersedia menjadi pemain tetap.
NM  :  Kamu pamit mundur resmi?
RR  :  Iya, aku pamit ke semua. Lalu aku keluar dari rumah Tebet,yang jadi markasnya kita, ya tempat tinggal juga kantor kita kan di situ. Aku pergi deh, eh ga lama Ali ikut keluar. Aku sempat pergi jauh, menyepi gitu, ke Gili Meno, Lombok. Lama juga, aku menenangkan diri. Pedih dan ga kuat sebetulnya meninggalkan grup yang sudah jadi bagian hidupku. Bayangin saja, aku akhirnya kan setelah bisa menjadi sajana dari Sastra npad, keluargabesarku bisa menerima karir menyanyiku. Apalagi aku membuktikan kesungguhanku. Sedang senang begitu, suasana malah lantas jadi tidak menyenangkan... Tapi akhirnya aku kembali, dengan solo albumku itu, Mata Ketiga, di tahun 2005.
NM  :  Jadi, sebenarnya bukan maumu kan, lagu-lagumu terpilih masuk album terus? Apa semua lagu, kamu bikin sendiri?
RR  :  Ga juga, belakangan aku lebih membuka diri kok. Jadi hasilnya, kayak ‘Pangeran & Putri’ itu aku bikin dengan Rejoz. Tanto yang aransemen. Kemudian lagu, ‘Bernyanyilah’, bikin sama Arie gitar. Lagu ‘Hanya Karena Cinta’ itu seperti membuat dengan Ari Firman, musik sepenuhnya dia. Deta dan Ali juga terlibat. Nah lagu Hanya Karena Cinta itu, aku buat saat gimana ya, jadi kayak jadi tumpahanku. Au merasa waktu itu, hanya karena cintalah aku tetap bertahan di sini. Tapi aku juga merasa, kayaknya udah ga lama lagi nih...
NM  :  Lalu bisa reuni, gimana ceritanya?
RR  :  Rejoz menghubungi satu demi satu, semuanya. Aku malah dihubungi Yuke, dan aku balik tanya waktu itu, Yuke ikut juga ga? Ternyata semua merindukan, begitu kesannya. Jadinya kan, The Groove featuring Ali Akbar, Yuke Sampurna n Rieka Roslan. Kita main di Java Jazz Festival tahun 2007. Dari situ, keterusan. Bikin deh jadinya, ‘Let’s Go Reunian’, simple, independen gitu. Spiritnya tuh kayak waktu bikin album pertama deh. Kita jadi kayak flashback...
NM  :  Tapi sejak 7 tahun lalu itu kan, theGroove belum pernah rilis album lagi, hanya ada single-single? So, gimana rencana albumnya?
RR  :  Album dalam penggarapan mas, memang butuh waktu. Belum tahu kapan bisa selesainya. Tapi kita sih sepakat, bisa merilis album di tahun ini bersamaan dengan merilis buku perjalanan 17 tahun kita, juga konser solo. Aldi, menejer kita, sudah mempersiapkan hal itu. Nanti deh dikabarkan mas. Kita pengennya bisa kejadian semuanya. Saatnya memang tahun ini kita beneran bisa rilis album lagi.
NM  :  Amin deh Rieka. Publik rasanya juga sudah menunggu lumayan lama.
RR  :  Iya mas, banyak kok yang nanyain, sejak kita keluarin ‘Let’s Go Reunian’ itu. Apalagi, lagu itu ada klipnya juga.

NM  :  Karir solomu tetap jalan, beriringan dengan aktifitas theGroove sekarang. Oh ya ada, 5 Wanita juga kan?
RR  :  5 Wanita prinsipnya tetap jalan. Kami kan berlima, aku, Nina Tamam, Yuni Shara, Andien dan Iga Mawarni. Musik kami memang agak jazz, fusion tapi juga ngepop. Kami sepakat berkumpul sejak 2008, dan sementara ini masih fokus pada panggung dulu.
NM  :  Lalu juga mengajar vokal ya?
RR  : Aku suka mengarahkan dan membimbing para penyanyi baru, biar jalannya benar, kalau mau mejadi penyanyi. Maksudnya ya kalau mau menjadi penyanyi, jadilah penyanyi yang benar. Caranya, ya aku kasih tahu. Aku kemarin juga ikut membimbing finalis The Voice Indonesia, Luise Najib, yang membawakan laguku, ‘Cobalah Untuk Setia’. Dia memilih lagu itu, aku tolong mengarahkannya. Musiknya juga, yang dibuat Ali.  Dia bluesy vokalnya, jadi ga dibentuk musik yang terlalu pop atau jazz. Aku juga sempat mengarahkan vokal dari ajang pencarian bakat di televisi.
NM  :  Menjadi penyanyi yang baik, gimana sebenarnya sih?
RR  :  Cintai dulu profesi itu. Pahami lagu dan rasakan. Menyanyi harus dengan rasa, baik sedih, gembira, senang atau galau. Semua orang bisa menyanyi, pada dasarnya, lalu tergantung tehnik dan itu bisa dipelajari. Ada bakat juga. Tapi merasakan lagu, membawakannya dengan rasa, itu tergantung penyanyinya. Bisa otomatis, asal dilatih dengan baik. Harus ada kemauan. Makin banyak penyanyi yang bagus saat ini kok sebenarnya...

NM sempat bertemu dan melihat Rieka melakukan workshop singkat, di saat kesempatan pre-event North Sumatra Jazz Festival di Medan, akhir Juni silam. Workshop tersebut diisi pula oleh para pemain perkusionis berjam terbang tinggi seperti Jamal Mohamed dari USA, Steve Thornton dari USA yang kini berdomisili di Kuala Lumpur. Lalu Jonathan Jones dari USA, serta Razak Rahman, saksofonis dari Malaisya.
Rieka mengundang beberapa penyanyi muda, yang datang dari kalangan SMU di Medan, yang juga mengisi acara itu. Mereka dijadikan contoh, dan Rieka mengajarkan mereka menyanyikan lagu dengan baik. Terutama untuk di atas panggung, tampil ke penonton. Sesi Rieka itu terkesan segar dan banyak yang melemparkan pertanyaan.
Seusai sesi-nya ia berucap, ia menyukai workshop seperti itu. Waktu itu ia lantas mengatakan, “Mas, kita bikin lagi yiuk yang seperti ini lagi. Tapi fokus ke hanya vokal. Aku mau banget. Biasanya dengan cara begini, lebih cepat bisa dipahami dan dimengerti, karena langsung dipraktekkan. Aku sudah pernah melakukannya, hasilnya bagus, peminatnya banyak juga. Karena begitu banyak orang ingin menjadi penyanyi saat ini kan”
Menurut Steve Thornton, perkusionis kenamaan dari USA itu, Rieka memang menyanyi dengan jiwanya. Terasa betul soal itu, ketika mereka tampil di atas panggung. Enerjinya sama dengan saya, dan kami menularkannya kepada semua pemain, jelas Steve. Yang disetujui pula oleh Erucakra Mahameru, chairman NSJF tersebut dan yang uga sekaligus gitaris dan leader dari kelompok C-Man. Rieka, menurut Erucakra, ekspresif sekali di atas panggung dan juga terasa terbuka dan akomodatif dengan saran dan ide, untuk menampilkan sebuah lagu.
Pada saat NSJF tersebut, Rieka tampil bersama kelompok kolaborasi, C-Man bersama Razak Rahman dan Steve Thornton. Ia memang sukses menggoyang pentas, apalagi ia tak sungkan menghampiri para penonton, dan mengajak mereka tak hanya menyanyi juga bergoyang! Penonton sebagian besar juga antusias mengikuti arahan Rieka untuk bergoyang, sampai berputar-putar!
Menurut Ali Akbar, kibordis theGroove pada suatu saat, “Rieka itu stage-act nya bagus banget. Ia gila pedenya, orang boleh ga tau lagunya apa, tapi dia cuek saja dan menyanyi sebaik-baiknya. Penonton jadi suka. Soal itu Rieka luar biasa deh. Dia lagi ada konflik sama Yuke misalnya, sebelum manggung, begitu on stage ga kelihatan sama sekali. Habis show, ya mereka berbaikan lagi langsung.”
 
NM  :  Kalau besok malam akan show menyanyi, malam sebelumnya kamu biasanya ngapain? Ada persiapan khusus?
RR  :  Latihan dgn band pengiring,
NM  :  Lalu pada pagi harinya, dimana malamnya nanti kamu akan show menyanyi, kamu punya menu sarapan khusus? Apa dan kenapa itu pilihannya?
RR  :  Saya pilih tidak minum soda, itu yang paling penting, tidak juga makan duren, nangka, pisang, karena akan buat kering tenggorokkan, olah raga vocalizing sudah kewajiban penyanyi
NM  :  Sejam sebelum tampil dalam show, apa yang sebaiknya kamu lakukan biasanya?
RR  :  Humming, makan selalu satu jam sebelum tampil. Apa lagi ya,  breafing dengan pemain band, berdoa bersama menyatukan energi.
NM  :  Setelah show, apa yang akan kamu lakukan? Misalnya ya, sekitar 1-2 jam setelah show
RR  :  Kalau di luar kota, ya balik ke kamar hotel, lalu ersihin make up, mandi, tidur, minum air putih yg banyak biasanya. Jaman theGroove, anak-anak lain sebagian besar pilih hang out rame-rame, aku langsung masuk kamar aja. Sering diajak, tapi aku menolak,capk. Pernah juga ikut, karena dipaksa-paksa, hihihihihi....Pengen tahu juga, pada ngapain sih ...
NM  :  Buatmu sebagai penyanyi, kamu perlu olahraga ga? Olahraga apa sih yang ideal untuk penyanyi?
RR  :  Wah, sangat mas. Olahraga renang, jalan cepat, lari apa ajalah yg bergerak ya, bagus. Termasuk juga salsa, zumba bahkan jaipongan... 
NM  :  Sebagai penulis lagu, apakah kamu sering membaca? Bagaimana kalau novel or fiksi gitu? Seberapa sering kamu membaca novel?
RR  :  Aku suka novel dan film  yg drama dan kolosal
NM  :  Apa novel terfavoritmu selama ini? Berapa kali kamu membaca novel itu?
RR  :  Sekarang-sekarang ini,nggh lagi ga baca apa-apa. Terakhir tuh saya baca tentang Majapahit dan Sriwijaya. Menarik sekali lho...
NM  :  Buatmu, sebagai penyanyi sebaiknya tidak apa sih? Apa gitu yang sebaiknya pantang dilakukan seorang penyanyi?
RR  : Jangan pakai drugs! Itu terpenting dan pantang arogan!
NM  :  Siapa penyanyi terfavoritmu, yang lantas begitu menginspirasi kamu sebagai penyanyi?
RR  :  Aku sangat menyukai Billie Holiday, juga Antonio Carlos Jobim, Sting. Musiknya Santana juga dan aku suka banget. Mereka mampu menciptakkan karya musik yang jujur sesuai dengan culturenya masing-masing...mengubah peta musik dunia dengan cara dan gayanya sendiri. Dengan karakter khas masing-masing, bukan hanya penyanyi tapi juga termasuk penulis lagu..
NM  :  Ada ga, satu lagu yang begitu kamu sukai, sampai juga menginspirasi kamu sebagai pencipta lagu?
RR  :  Orang-orang yang mampu membawa jati dirinya ke dunia menjadi dirinya itu yang sangat menginspirasi aku.
NM  :  Adakah hal terpenting yang seharusnya dimiliki oleh seseorang yang berniat menjadi penyanyi?
RR  :  Jujur, membawa sikap, memilih jalur yang pas dan mau berjuang... Jangan berharap hal yang langsung jadi, instan.
NM  :  Rieka, ada ga obsesi yang selama ini belum kamu capai? Dunia apa lagi misalnya, yang pengen kamu jelajahi?
RR  :  Oh aku pengen bisa membuat konser yang sifatnya intimate, sehingga aku pengen penonton nanti bisa tahu mengapa seorang Rieka Roslan dikasih talenta begini oleh Tuhan. Aku juga punya cita-cita deh, pengen punya rumah seni di alam terbuka, di daerah Bandung. Rumah itu bisa menjadi sekolah musik, sekolah vokal ya, lalu tempat berdiskusi dan performance. Asyik kan? Bagus juga kali ya, membuat industri bebas yang akan bisa diakses, ditonton, diminati oleh pendengar dan penonton yang bisa menghargai karya-karya musik yang bagus.
/*


















No comments: