Seorang Titi, nyatanya ga lantas jadi semacam
perempuan gagah gitu kan? Sisi femininnya tetap terlihat kok. Tapi kenapa juga,
yang namanya cewek ga begitu tertarik
dengan instrumen drums? Karena ketutupan
dan biasanya di-plot di belakang,
jadi ga terlihat jelas penonton?
Tapi yang pasti, belakangan ini publik mulai
mengenal nama satu ini. Drummer cewek, mungil jadi imut gimana gitu kesannya.
Cantik pula. Jeane Phialsa, begitu
nama lengkapnya. Muda dan enerjik. Di balik set drumsnya, saat show, ia bisa
juga terlihat galak dan ahay, gahar!
Alsa, begitu
panggilan manisnya. Kelahiran Depok, 4 Juni 1993. Saat ini aktifitasnya cukup
bertumpuk sebetulnya. Nge-band dan kuliah. Mana sih yang lebih dipilihnya? Ia
menjawab, “Saya tertarik mempelajarai hukum, khususnya yang menyangkut musisi,
karena saya kepengen menyelamatkan musisi dari pembohongan kontrak dan
lain-lain sejenisnya.”
Ia saat ini berkuliah serius, maksudnya ya aktif
dan ga banyak bolosnya, di Fakultas Hukum Ekonomi dan Tehnologi di Universitas
Al Azhar, Jakarta. Tapi ia juga tercatat gabung dengan beberapa grup band,
antara lain Starlite, Fusion Stuff dan Ina Ladies.
Starlite adalah grup cewek, mainin lebih ke jazz
atau jazz pop. Begitupun halnya dengan Ina Ladies. Tapi bedanya, Ina Ladies ini
grup yang lebih “ramai”, ada 12-13 orang personilnya. Dan memang, semua cewek!
Kalau Fusion Stuff, ia satu-satunya personil cewek, mainin fusion jazz yang
bertensi lebih kencang.
Ia juga kerapkali bermain bersama session band lain. Termasuk diajak
mendukung orkestra, salah satunya adalah Erwin
Gutawa Orchestra. Selain itu, ia juga mendukung beberapa rekaman, antara
lain album Harmoni Cinta dari Gita Gutawa. Serta, album milik Zahra Dahmariva.
Eh dengerin pengalaman bermusik teruniknya nih.
“Saya pernah gabung dengan sebuah grup industri, yang musiknya kurang saya
sukai sebenarnya.” Lho? Etapi, grup
apa itu? Ia tertawa lebar. Udah ah,
jawabnya mengelak untuk kasih tahu nama grupnya. Dan ia juga sudah meninggalkan
grup tersebut.
Aha, ya jelas saya tahu kok grup pop, atau grup
industri apa itu, yang sempat dimasukinya beberapa waktu. Yang kabarnya,
lumayan menyita habis waktu weekend-nya.
Karena saat itu, grup tersebut lumayan padat jadwal pentasnya, termasuk
serangkaian jadwal tur ke banyak kota.
Hmmm, gimana Alsa, boleh kasih tau ga nama grupnya?
Hayooo, pada mau tahu banget atau mau tau aja? Ah sudahlah, saya simpan saja
deh nama grup itu. Pokoknya memang grup pop, yang cukup rajin juga muncul di
layar kaca. Grup itu, salah satu “pelopor” dari apa yang disebut sebagai
“metal” alias melayu-total!
Ya sudah deh,bukain aja. Udah banyak yang tau juga
siiiih. Setia Band itu lho. Lha gimana ceritanya bisa “nyasar” ke pop begituan?
Udahlah, ia tertawa lebar lagi dan menggeleng kepalanya.Ceritanya yang lain
ajalah. Kan juga udah ga di situ lagi kok...
Grup metal itu, ah sudah cukuplah! Kita lihat saja
Alsa seneng dengan siapa, maksudnya siapa musisi favoritnya. Ia menyebut nama
seperti Benny Grebb, Steve Jordan dan Indra Lesmana. Musisi atawa penyanyi grup
metal itu, bukan favoritnya ya? Hush!
Menariknya, Alsa juga belajar memainkan instrumen
musik lain. Dari piano, gitar dan bass. Bahkan vokal. Mau bikin solo album dong
nanti-nantinya? Ia bilang, ia memang pengen jadi musisi seutuhnya, “Tapi juga
aranjer, komposer dan scoring musik
film. Bukan sebatas hanya gig player
aja,” ucapnya serius.
Anak kedua dari 2 bersaudara, putri pasangan Djeni
Koestiana dan Poppy Sophia ini mengaku bahwa bakat bermusiknya datang dari
orang tuanya. ”Orang tua saya itu penikmat musik yang aktif. Saya ketularan eh
malah keterusan jadi musisi. Syukurlah orang tua mendukung.”
Ia bilang, orang tua cukup membebaskannya untuk
menjalani karir musiknya. Tapi ia memilih tetap juga meneruskan studinya.
Sampai tingkat sarjana. Karena ya seperti cita-citanya di atas itu tadi. “Saya
memang harus pandai-pandai atur waktu. Keduanya harus bisa dijalankan
beriringan,” Alsa mengatakan dengan ekspresi serius lagi.
Soal drums, ia bercerita bahwa guru pertamanya
adalah Endro di sebuah sekolah
Ritmik Musik. Lalu dari situ, ia masuk sekolah musik lain, Farabi. Guru-guru lainnya, Alsa menyebutkan ya musisi-musisi senior
yang ditemuinya. Termasuk yang ia bermain bersamanya.
Alsa yang menyukai Chick Corea & Electric Band,
Yellow Jackets, Dirty Loops dan Snarky Puppy ini waktu kecil di sekolahnya
menyukai semua pelajaran.”Semua pelajaran saya suka kok, termasuk seni musik
ya. Yang kurang suka hanya PPKN, hehehe...” Ga dijelasin lagi, kenapa ga suka
PPKN.
“Saya pengen nanti di waktu mendatang ya, punya
kantor notaris sendiri, lalu punya usaha kontrakan. Nah musik jadinya saya bisa
jalanin lebih santai aja, sebagai hobi deh,” terang Alsa tentang rencana masa
depannya nanti.
Ia memang terkesan ceria, riang dan penuh semangat.
Olahraga yang disukainya, renang dan jogging. Dan oh ya, penggemarnya juga
makin banyak, terutama setiap kali ia tampil dengan grup-grup musiknya. Ga
ngebayang, gimana kalau dia waktu itu main dengan Setia Band ya? “Aduh, itu
lagi!”
Penasaran juga kan ya dengan, Alsa cantik sudah
punya pacar belum, ya kan? Nah lho, masak soal itu, biarin drums-set nya aja
yang menjawab? Yang jelas, ia sudah merilis album solo, di tahun 2015 silam.
Cakep banget! Judulnya, The Moment with
You. Eits, momen sama siapa sih?
‘Run Over the Line’, menjadi single yang ia pilih.
Ada 7 tracks dalam debut solo
albumnya itu. Beberapa musisi ternama juga ikut mendukung album itu seperti Tohpati dan Indro Hardjodikoro. Selain itu ada Adhitya Pratama, Adenanda
Revano dan Karty Rosen. Ikut
membantu, sebagai penyanyi dalam satu-satunya lagu bersyair, ‘Coba Dengarkan’, Aiyu Traya.
Segitu aja dulu ya. Sukses untukmu, Alsa! /*
No comments:
Post a Comment