Wednesday, March 16, 2016

Nama Saya, ALSA

Drummer perempuan yang menonjol, siapa ya? Jadi maksudnya gini, kalau ingat drummer yang cewek itu adakah sosok yang sudah dikenal luas? Mungkin bisa disebut, Titi Rajo Bintang? Kayaknya tak terlalu banyak ya? Mungkin lebih banyak, yang main bass, apalagi gitar dan kibor. Lho, drummer itu konotasinya maskulin?
Seorang Titi, nyatanya ga lantas jadi semacam perempuan gagah gitu kan? Sisi femininnya tetap terlihat kok. Tapi kenapa juga, yang namanya cewek ga begitu tertarik dengan instrumen drums? Karena ketutupan dan biasanya di-plot di belakang, jadi ga terlihat jelas penonton?
Tapi yang pasti, belakangan ini publik mulai mengenal nama satu ini. Drummer cewek, mungil jadi imut gimana gitu kesannya. Cantik pula. Jeane Phialsa, begitu nama lengkapnya. Muda dan enerjik. Di balik set drumsnya, saat show, ia bisa juga terlihat galak dan ahay, gahar!
Alsa, begitu panggilan manisnya. Kelahiran Depok, 4 Juni 1993. Saat ini aktifitasnya cukup bertumpuk sebetulnya. Nge-band dan kuliah. Mana sih yang lebih dipilihnya? Ia menjawab, “Saya tertarik mempelajarai hukum, khususnya yang menyangkut musisi, karena saya kepengen menyelamatkan musisi dari pembohongan kontrak dan lain-lain sejenisnya.”
Ia saat ini berkuliah serius, maksudnya ya aktif dan ga banyak bolosnya, di Fakultas Hukum Ekonomi dan Tehnologi di Universitas Al Azhar, Jakarta. Tapi ia juga tercatat gabung dengan beberapa grup band, antara lain Starlite, Fusion Stuff dan Ina Ladies.
Starlite adalah grup cewek, mainin lebih ke jazz atau jazz pop. Begitupun halnya dengan Ina Ladies. Tapi bedanya, Ina Ladies ini grup yang lebih “ramai”, ada 12-13 orang personilnya. Dan memang, semua cewek! Kalau Fusion Stuff, ia satu-satunya personil cewek, mainin fusion jazz yang bertensi lebih kencang.
Ia juga kerapkali bermain bersama session band lain. Termasuk diajak mendukung orkestra, salah satunya adalah Erwin Gutawa Orchestra. Selain itu, ia juga mendukung beberapa rekaman, antara lain album Harmoni Cinta dari Gita Gutawa. Serta, album milik Zahra Dahmariva.
Eh dengerin pengalaman bermusik teruniknya nih. “Saya pernah gabung dengan sebuah grup industri, yang musiknya kurang saya sukai sebenarnya.” Lho? Etapi, grup apa itu? Ia tertawa lebar. Udah ah, jawabnya mengelak untuk kasih tahu nama grupnya. Dan ia juga sudah meninggalkan grup tersebut.

Aha, ya jelas saya tahu kok grup pop, atau grup industri apa itu, yang sempat dimasukinya beberapa waktu. Yang kabarnya, lumayan menyita habis waktu weekend-nya. Karena saat itu, grup tersebut lumayan padat jadwal pentasnya, termasuk serangkaian jadwal tur ke banyak kota.
Hmmm, gimana Alsa, boleh kasih tau ga nama grupnya? Hayooo, pada mau tahu banget atau mau tau aja? Ah sudahlah, saya simpan saja deh nama grup itu. Pokoknya memang grup pop, yang cukup rajin juga muncul di layar kaca. Grup itu, salah satu “pelopor” dari apa yang disebut sebagai “metal” alias melayu-total!
Ya sudah deh,bukain aja. Udah banyak yang tau juga siiiih. Setia Band itu lho. Lha gimana ceritanya bisa “nyasar” ke pop begituan? Udahlah, ia tertawa lebar lagi dan menggeleng kepalanya.Ceritanya yang lain ajalah. Kan juga udah ga di situ lagi kok...

Grup metal itu, ah sudah cukuplah! Kita lihat saja Alsa seneng dengan siapa, maksudnya siapa musisi favoritnya. Ia menyebut nama seperti Benny Grebb, Steve Jordan dan Indra Lesmana. Musisi atawa penyanyi grup metal itu, bukan favoritnya ya? Hush!
Menariknya, Alsa juga belajar memainkan instrumen musik lain. Dari piano, gitar dan bass. Bahkan vokal. Mau bikin solo album dong nanti-nantinya? Ia bilang, ia memang pengen jadi musisi seutuhnya, “Tapi juga aranjer, komposer dan scoring musik film. Bukan sebatas hanya gig player aja,” ucapnya serius.
Anak kedua dari 2 bersaudara, putri pasangan Djeni Koestiana dan Poppy Sophia ini mengaku bahwa bakat bermusiknya datang dari orang tuanya. ”Orang tua saya itu penikmat musik yang aktif. Saya ketularan eh malah keterusan jadi musisi. Syukurlah orang tua mendukung.”
Ia bilang, orang tua cukup membebaskannya untuk menjalani karir musiknya. Tapi ia memilih tetap juga meneruskan studinya. Sampai tingkat sarjana. Karena ya seperti cita-citanya di atas itu tadi. “Saya memang harus pandai-pandai atur waktu. Keduanya harus bisa dijalankan beriringan,” Alsa mengatakan dengan ekspresi serius lagi.
Soal drums, ia bercerita bahwa guru pertamanya adalah Endro di sebuah sekolah Ritmik Musik. Lalu dari situ, ia masuk sekolah musik lain, Farabi. Guru-guru lainnya, Alsa menyebutkan ya musisi-musisi senior yang ditemuinya. Termasuk yang ia bermain bersamanya.
Alsa yang menyukai Chick Corea & Electric Band, Yellow Jackets, Dirty Loops dan Snarky Puppy ini waktu kecil di sekolahnya menyukai semua pelajaran.”Semua pelajaran saya suka kok, termasuk seni musik ya. Yang kurang suka hanya PPKN, hehehe...” Ga dijelasin lagi, kenapa ga suka PPKN.
“Saya pengen nanti di waktu mendatang ya, punya kantor notaris sendiri, lalu punya usaha kontrakan. Nah musik jadinya saya bisa jalanin lebih santai aja, sebagai hobi deh,” terang Alsa tentang rencana masa depannya nanti.
Ia memang terkesan ceria, riang dan penuh semangat. Olahraga yang disukainya, renang dan jogging. Dan oh ya, penggemarnya juga makin banyak, terutama setiap kali ia tampil dengan grup-grup musiknya. Ga ngebayang, gimana kalau dia waktu itu main dengan Setia Band ya? “Aduh, itu lagi!”
Penasaran juga kan ya dengan, Alsa cantik sudah punya pacar belum, ya kan? Nah lho, masak soal itu, biarin drums-set nya aja yang menjawab? Yang jelas, ia sudah merilis album solo, di tahun 2015 silam. Cakep banget! Judulnya, The Moment with You. Eits, momen sama siapa sih?
‘Run Over the Line’, menjadi single yang ia pilih. Ada 7 tracks dalam debut solo albumnya itu. Beberapa musisi ternama juga ikut mendukung album itu seperti Tohpati dan Indro Hardjodikoro. Selain itu ada Adhitya Pratama, Adenanda Revano dan Karty Rosen. Ikut membantu, sebagai penyanyi dalam satu-satunya lagu bersyair, ‘Coba Dengarkan’, Aiyu Traya.  
Segitu aja dulu ya. Sukses untukmu, Alsa! /*






No comments: