-rewrite-
Ia
telah mulai memberanikan diri tampil di atas pentas, pada usia relatif muda.
Sejak pertengahan 1980-an. Grup pertamanya antara lain, Mahameru, yang sempat mengikuti ajang Light Music Contest di 1987.
Lalu ia juga diajak mendukung grup musik berikutnya, 2GT2, yang kembali mengikuti ajang kontes band paling bergengsi di
era 1980-an, Light Music Contest.
Namun saat 1988 itu, nama kontes band itu telah berganti menjadi Band Explosion.
Pada
Mahameru, saat itu ia bermain dengan Edi Soekaryo, bassis yang adik kandung
kibordis, Eramono Soekaryo. Pada kibor ada Agung, drummer ada Benny Carnadi
yang kini bekerja di kedubes Republik Indonesia, di Washington DC. Vokalisnya,
alm.Ricky Johannes. Sementara di 2GT2, ia main antara lain bersama Lian Panggabean
(gitar), Lemmy Ibrahim (drums), Anto Hoed (bass) dan vokalisnya Amiroez.
Penampilannya
bersama kedua grup musik itu, memang tak mencapai puncak, mereka tidak berhasil
menjuarai kontes band itu. Tapi dia merasakan manfaat besar, dengan terlibat
dalam grup band yang mengikutisebuah kompetisi. Suasananya seru dan
asyikbanget, kenangnya, walau ga jadi juara tapi band-nya sebenarnya buat dia
itu asyik banget!
Nah
menjelang pertengahan 1980-n itu, ia masuk Farabi
Forum Musik Jack & Indra Lesmana. Iapun bertemu guru musik pertamanya, Indra Lesmana sendiri. Lalu ia belajar
dari gitaris senior, yang memang sudah menjadipengajar di sekolah musik yang
sama, Donny Suhendra. Ia mengakui,
kedua nama kenamaan itu, memberikan dasar bermusik yang sangat berguna untuk ia
memantapkan langkahnya. Ia memang memilih berkarir di dunia musik, selepas
memperoleh pengetahuan dari guru-guru yang berpengalaman itu.
Awalnya
sih, waktu masih sekolah ia bercita-cita
menjadi akuntan. Didukung oleh orang tuanya. Tapi ketika ternyata ia memilih
menjadi musisi, kedua orang tuanya juga mendukung saja. “Malah mungkin lebih
mendukung sebenarnya, karena biar bagaimanapun ya, bakat bermusik saya itu
datangnya ya dari ayah dan ibu saya,” ungkapnya.
Ayahnya,
Ketut Pandrika, memang dulunya gitaris. Sementara sang ibu, Yayuk Suryari,
dulunya sempat menjadi penyanyi. Ia sendiri adalah putra sulung dan memiliki 3
orang adik. Ia kelahiran Singaraja, pada 6 Maret 1969. Oh ya, namanya adalah, M. Kadek Rihardika.
Ia
lantas disebut-sebut sebagai gitaris berdarah Bali yang sukses berkarir di
ibukota, selain nama Dewa Budjana. Budjana sendiri memang sahabatnya sejak
lama. Kemudian setelah Budjana lalu Kadek, dari Bali muncul pula gitaris lain,
Wayan Balawan. Mereka bertiga pernah tampil di Bali, “Iya, seru lho. Asyik,
karena kan kita bertiga memang berteman dekat,” ucap Kadek.
Kadek
lebih dikenal sebagai seorang session
player, selain studio player. Ia
mendukung banyak album rekaman, seperti antara lain Memes dalam lagu hitsnya, ‘Terlanjur Sayang’. Lalu, Titi DJ, ‘Aku Masih Muda’. Yuni Shara juga ikut didukung, dalam
‘Belaian Sayang’. Selanjutnya, album pertama Sherina, Andien, Reza Artamevia.
Ia
juga mengisi gitar pada beberapa lagu yang dibawakan Afgan, pada semua album Tangga.
Ia juga mendukung Glow-nya Melly Goeslaw. Termasuk membantu
rekaman Bebi Romeo, Delon Idol, Mikha Tambayong, The Sister,
Andity, Andy Ayunir hingga juga Indra
Lesmana.
Untuk
grup band, ia sempat masuk formasi kelompok musik Spirit Band, dimana ia menggantikan Dewa Budjana. Bermain dalam Indra Lesmana Quartet, dengan Gilang Ramadhan dan Jeffrey Tahalele. Berlanjut dengan Elfa’s Band. Dari situ, ia diajak
mendukung berbagai orkestra antara lain dengan Erwin Gutawa, Purwatjaraka,
Dian HP dan Andy Rianto.
Gitaris
yang kalem bila di atas panggung dan mengagumi Mahatma Gandhi ini, saat ini tergabung dalam Yovie Widianto Fusion, kemudian juga Fusion Stuff. Ia pada beberapa waktu lalu juga membentuk Tricon, sebuah trio baru bersama Budhy Haryono (drums) dan Zoltan Renaldi (bass). Sebelumnya, ia
juga mendukung Potret sebagai additional guitarist.
Ia
juga sekian lama menjadi instruktur gitar, antara lain di sekolah musik Farabi.
Siswa-siswa kelas gitarnya adalah antara lain Abdee Slank, Marshal ADA
Band, Irvan Samson, Adit Elemen, Apoy Wali, Moldy Raja
lalu juga Soni dan Iman dari J-Rock.
Kadek
yang memang lumayan panjang jam terbangnya ini, dan penggemar berat Chick Corea
& Electric Band, Tribal Tech, Rush selain semua artis Windham Hill ini
memiliki harapan untuk musik di masa depan. “Pengennya ya, musik-musik yang
idealis dpat disejajarkanlah dengan musik-musik industri. Soalnya kan kesannya,
musik industri lebih diutamakan saat ini. Sementara iu, musisi dari kalangan
musik industri juga janganlah menjadi musisi yang instan.”
Ia
juga menyebut Steve Lukather, Scott Henderson, Pat Metheny, Michael Landau,
Gothrie Goven, Dominic Miller sebagai para musisi atau gitaris yang banyak memberi
inspirasibagi permainan gitarnya. “Semua nama-nama itu, memainkan fusion, jazz,
rock dan pop yang asyik banget untuk didengerin dan dinikmati. Jadi contoh yang
sagat baik buat saya tuh,” terangnya.
Ia
sulit melupakan pengalamannya menjalanitur ke 33 kota bareng GIGI. Banyak banget kotanya, melelahkan
juga, tapi seru banget dengan kebersamaan yang terjadi sepanjang tur itu. Saat
itu, ungkapnya, ia menjadi gitaris pendukung GIGI.
Sebagai
gitaris yang juga mengajar, kini ia memilih mengajar secara private saja di rumahnya di kawasan
Bintaro Jaya, ayah dari Kaylifa Nurul Alunandika (12
tahun) dan Arpegio Satya Radika (3 tahun) ini mempunyai pesan. “Buat para
gitaris muda, terutama anak-anak muda yang kepengen jadi gitaris profesional,
yang beneran. Modal penting untuk menjadi gitaris yang baik dan benar itu,
jangan pernah lelah untuk berlatih. Kuatin deh basic-basic bermain gitar.”
Lanjutnya,
“Memiliki sarana atau alat ya tentu gitar tapi yang sesuai dengan kita, nanti
dilengkapi efek dan amplifier yang sesuai dengan kebutuhan kita. Yang
terpenting, sebagai gitaris harus mampu mempertanggung jawabkan apa yang kita
mainkan. Terus giat latihan, performing
juga, lalu biasain sering jammin,
bergaul dengan para musisi. Dengan pengalaman-pengalaman itulah, akan membentuk
karakter atau style permainan gitar
kita nantinya. Upayakan jam terbang terus bertambah, jangan sungkan dan ragu
untuk main dan tampil dimana-mana.”
Menurut
Kadek, yang juga bermain dalam 4-Strings
bersama 3 gitaris lain, kesempatan
bermain itu harus dicari dan kalau perlu dikejar. Tentu saja, sebelumnya terus
menyempurnakan permainan gitar dulu, sehingga mampu bermain dengan
sebaik-baiknya. Ia menyarankan, bergaul dengan sesama musisi muda itu bagus.
Bisa
juga masuk komunitas-komunitas, bisa sharing satu sama lain. Kadek saat ini
tercatat sebagai salah satu anggota aktif dari komunitas GTS, Gitaris Tangerang
Selatan. Ini sebuah komunitas para gitaris profesional, yang mulai kumpul
sejak awal 2014 ini.
Ia
mengakui, “Banyak bermunculan gitaris-gitaris muda berbakat. Banyak diantaranya
bersemangat dan mau bergaul luas. Wawasannya jadi akan lebih melebar dan
berkembang dengan baik. Itu jelas modal bagus untuk karirnya ke depan
nantinya”.
Ia
melanjutkan,“Asyik melihat bermunculannya gitaris-gitaris muda yang kreatif dan
bagus-bagus permainannya, sarana mereka belajar kan terbuka luas ya. Jadi
motivasi juga buat kita, untuk juga berkembang terus dan tetap mengikuti
perkembangan musik yang ada.”
Adapun
kegiatan terakhirnya, ia menjalankan program jazz reguler mingguan, Fusion Jungle. Mengambil tempat di
sebuah kafe di kawasan Kemang. Menampilkan band-band muda dari khasanah “jazz
dan sekitarnya” Sebuah arena bagus, buat nama-nama muda, untuk menambah jam
terbang, sekaligus juga ajang kumpul-kumpul para jazzer.
Ia
juga belum lama ini, menangani musik untuk mini-concert
The Great Composer Oddie Agam-James
F.Sundah di Jakarta.Ia menangani musiknya, bersama grup bandnya. Dan kayaknya
gawean begituan akan berlanjut lagi. Via whats-app messenger, ia memberi info,
bulan depan akan menangani pula mini-concert B3.
Kemudian
ia juga berniat lebih serius untuk “menghidupkan” trio-nya. Kini ia mengajak Adi Darmawan, bassis. Dengan
drummernya, Eddy Syakroni.
Kepengennya kali ini bisa rekaman juga. Untuk itu ia sudah menyiapkan
setidaknya tujuh lagu, untuk debut albumnya tersebut. Semua adalah karyanya
sendiri.
Ia
malah buka kartu, beberapa lagunya antara lain,’Stick It’, ‘Move On’, ‘My New
Half’, ‘Crazy Hybrid’. Ia mulai mencoba memainkannya saat ia dapat kesempatan
tampil. Mudah-mudahan deh tahun ini juga bisa diedarin, begitu harap bassis
yang suka dipanggil “Menteri Kelautan” (juga, logistik?) oleh teman-teman dekatnya
ini. Karena apaan sih, bisa berenang? /*
No comments:
Post a Comment