Friday, March 18, 2016

ADA Band. Tetap Ada....Ada Selamanya.


ADA Band lalu mulai menempatkan diri pada posisi lumayan tinggi, pada dunia musik Indonesia. Sudah ada, ADA di musik 1996. Dengan Dika Satjadibrata, pada bass. Krisna Balagita, pada kibor. Ibrahim “Baim” Imran pada vokal. Iso Eddy Himawarso, pada kibor dan vokal latar. Lalu, drummer, Elif Ritonga. Dan Seharusnya, dirilis pada setahun kemudian, sebagai debut album mereka.
1999. Album PerADAban 2000, kemudian dirilis sebagai album kedua, pada Juli 1999. Dan setelah ‘Seharusnya’ yang menjadi single hits dari album perdana, lalu ‘Oughh...!!!’ menjadi hits andalan dari album kedua. Nama mereka makin melambung tinggi.
Indonesia. Mereka memang ADA. Tepatnya sudah ADA... ADA Band, iya namanya apa? Iya ngerti, ada bandnya tapi namanya? Dan itulah nama simple, yang justru menjadi nilai tambah mereka.
Kan memang mereka sudah ada? Kenapa tidak jadi ADA saja? Walau selepas album kedua, Iso Eddy dan Eel Ritonga, sudah tidak ada lagi di ADA. Mereka mundur.
Pada tahun 2000 ini, saya mengenal mereka pertama kali. Lalu pada kesempatan itu, saya juga sempat menampilkan mereka pada sebuah acara yang saya adakan di sebuah kafe terbuka di kawasan Bintaro Jaya. Pada saat itu karena, sebelumnya Krisna Balagita sempat beberapa waktu membantu saya tampil dengan sebuah trio, secara reguler di kafe yang sama.
Trionya itu bersama bassis Bintang Indrianto dan drummer, Uce Haryono. Lalu ketika Krisna mengabarkan ia membentuk ADA Band, sayapun tertarik untuk memanggungkan mereka. Kris, ADA Band tampil berpromosi di tempatku deh, begitu ajakan saya.
Gayungpun bersambut, Krisna menyambut positif tawaran saya tersebut.  Dan ADA Band waktu itu tampil sepanggung dengan Riza Arshad Trioscapes, Riza Arshad dengan Yance Manusama dan Arie Ayunir. Mereka, kedua band tampil pada sebuah ajang kompetisi band di situ.
2001. Dirilislah album ketiga, Tiara, pada Maret 2001. Dimana pada posisi drummer, masuk drummer muda, Rama Moektio. Album ini menyodorkan beberapa hits, macam, ‘Tiara’, ‘1000 Bayang’ dan ‘Salahkah’. Musik mereka terkesan makin lebar, pop tapi yang tebal pada sound, dengan nuansa yang “kemana-mana”.
Namun pada penghujung 2001, sayangnya Baim memutuskan menyusul Iso Eddy dan Eel, meninggalkan ADA Band. Membuat ADA, terpaksalah sesaat menjadi “tidak ada”. Untuk sementara waktu saja sebenarnya. Sayangnya, mereka itu pada posisi sudah makin tinggi saja popularitasnya.
2003. Akhirnya, album keempat mereka, Metamorphosis, Dengan didukung para anggota baru, yaitu Marshal Surya Rahman (gitar). Lalu vokalis yang “didatangkan” dari Surabaya, Donnie Sibarani. Album ini melejit lebih tinggi lagi, dengan hitsnya seperti, ‘Masih (Sahabat Kekasihku)” lalu ‘Seberkas Kisah Lalu’.
ADA Band makin ada memang dengan album ini. Dengan label mereka yang baru, EMI Music, album keempat ini mencatat rekor penjualan album mereka, terjual sejuta copies, jack! Wuidiiiiih!
ADA emang ade-ade aje dah, karena album ini juga menjadi nominator pada beberapa ajang penghargaan. Antara lain, Anugerah Musik Indonesia tahun 2003 dan event, Clear Top-10 Awards, tahun yang sama. ADA artinya kan, makin ada...
2004. Pada awal 2004, Rama Moektio pamit mundur dari ADA. Mereka tetap jalan terus, walau tersisa 4 anggota saja, dengan menggunakan drummer tamu. Namun sebelumnya, mereka sempat merilis album The Best of ADA Band - Discography, di akhir tahun 2003.
Di 2004, mereka merilis Heaven of Love. Dimana terdapat lagu, ‘Yang Terbaik Bagimu’, dengan vokal duet, Donnie bersama Gita Gutawa. Single hits utama album yang ketiban penghargaan quadruple-platinum ini adalah, ‘Manusia Bodoh’. Yang kita semua tahu, menjadi salah satu evergreen hits dari mereka. Lagu berjudul “agak aneh” tapi ngetop, dan tak lekang dimakan waktu kayaknya...
Dan album kelima itu, akhirnya terjual hingga mencapai angka hampir 2 juta copies. Wah, mantap punya! Kemudian mereka merilis Romantic Rhapsody, di tahun 2006. Single hitsnya adalah, ‘Karena Wanita (Ingin Dimengerti)’. Dimana mereka didukung 3 dara belia dari film D’Girlz, Disa Oriana, Sabrina Salsabilah dan Kartika Indah Pelapory.
Catatan angka penjualan ini juga tak mengecewakan, mencapai 1 juta! Lumayan bingits dong? Dan ADA jelaslah, makin jelas saja keber-ADA-annya. Musik mereka romantis, lembut menyapa, tapi sound lebar, dan tak mendayu-dayu atau sarat rintihan. Romantis tapi asyik gimanalah gitu.
Iseng aja nih, saya ibaratkan lagu-lagunya ADA itu, terutama sisi liriknya, romantis tapi ga bikin...mengurung diri di kamar. Sesenggukan. Lantas, patah hati berkepanjangan. Bisa-bisa gantung diri! Ga kesitu. Tapi mellow, cuma ke-mellow-annya membawa pendengarnya, tetap menikmati kehidupanlah.
Ga perlu berlama-lama mengurung diri di kamar. Nikmati kegalauanmu, dengan main di taman bunga. Atau, melihat pemandangan alam, dari atas bukit misalnya. Galau tapi tetap optimis. Masih ada hari esok, masih ada pacar yang lain kan datang.... Taelaaa.
Lalu muncullah, Cinema Story dengan ‘Nyawa Hidupku’ dan ‘Akal Sehat’. Dari 12 tracks yang ada, ternyata 6 diantaranya diambil dari skenario Selamanya. Itu adalah produksi Multivision Pictures. Sayangnya, penjualan album ini di bawah 500.000 copies.
2008. Mereka merilis Harmonious. Yang terjual 500.000 keping. Sayang, setelah album ini dilempar ke pasar, kibordis dan bisa dibilang otak kelompok ini, Krisna Balagita, mengundurkan diri. Kejadian itu mengguncang dunia musik Indonesia. Karena Krisna selama ini, dianggap arsitek utama lagu-lagu kuatnya ADA.
Publik, terutama kaum musik sebagian, sempat menganggap bahwa ADA Band akan menjadi berat dan “tidak jelas” lagi langkahnya. Bagaimana mungkin ADA tetap jalan, tanpa motor utamanya selama ini? Siapa yang akan menjadi motor utama?
2009. Mereka merilis album berikutnya, album ke-10 bray! Waow…mereka toh membuktikan diri, tetap eksis dan produktif. Jalan terus kok. Judul album tersebut, Mystery of Musical. Lagu ‘Pemujamu’ dan ‘Masih adakah Cinta’ menjadi single hits.
Sayang angka penjualan mereka, merosot drastis. Jauh dari angka penjualan album sebelumnya. Tatkala industri musik terperosok, maka sulit ADA untuk menghindari diri untuk tak terkena imbasnya.
Dan melangkah ke dua tahun kemudian, ADA akhirnya menemukan drummer tetap. 7 tahun lho, mereka “terpaksa” memakai drummer tamu. Dan drummer yang resmi menjadi personil terbaru mereka adalah Adhy Pratama. Adhy masuk, dirilis pula album ke-11, Empati.
Dengan album ini, ADA lantas juga resmi bernaung di bawah label yang lain lagi, Universal Music Indonesia. Musiknya juga menjadi berbeda. Ada nafas lain, yang mereka coba sodorkan ke khalayak dan fans penggemar mereka.
Album Empati yang dirilis pada Juli 2001 ini berisi 12 lagu, dan menjagokan lagu "Sendiri" sebagai single pertamanya. Disusul dengan single kedua "Maunya Kamu" dan bulan Juni 2012 merilis single ketiga "Takkan Bisa".
2013. Merekapun kembali menelurkan album baru. Albumnya yang ke 12 ini dirilis melalui kerja sama dengan Texas Chicken, Bermuda Music dan Universal Music Indonesia. Dan merupakan sebuah gambaran perjalanan kesuksesan ADA dalam bermusik selama enam belas tahun di ranah musik Indonesia.
Ini karena album ber-title Masa Demi Masa  ini berisi 3 lagu baru, 7 lagu hits ADA Band dari album-album terdahulunya. Tiga lagu terbarunya adalah  Intim Berdua, Kau Tak Ada Disini dan Beib. Album ini dirilis resmi pada 8 April 2013.

Nah lewat album yang dirilis tahun silam itu, ADA memang menegaskan adanya kepastian pergeseran musik mereka. Mereka memilih menghidangkan lagu-lagu bercorak lebih upbeat, lebih bernuansa ceria, lebih gembira. Perubahan musik yang agak mengagetkan sebenarnya. Mereka seperti, nekad untuk keluar dari comfort-zone mereka selama ini…
Tak heran, ada selipan rap misalnya, terutama pada ‘Intim Berdua’, yang menampilkan rapper, Mansen Munthe. Lagu-lagu mereka juga sebagian memang ada kesan, lebih ngajakin joget alias goyang. Jadi berubah nih, jawab mereka, “Kenapa tidak? Kita mencoba hal yang berbeda, bahwa ADA tak berhenti hanya di satu titik.”
Tak banyak grup yang sebetulnya masuk kategori, “amat-sangat” nyaman dengan musiknya sebelum ini. Lantas tiba-tiba dengan “kesadaran penuh sendiri”, memutuskan merubah musiknya. Ok, tidak menjadi terlalu ekstrim sih.
Tapi aduh, lagu-lagu mellow mereka selama ini kan sudah mengharu biru penggemar musik Indonesia. Membuat terharu perasaan penggemar dan membirukan hati mereka! Cihuuuy Serius?
Mereka tetap yakin mengangguk. Dan kemudian, apa lagi? Satu persatu mereka mengatakan pada saya, “Pengen konser yang besar.” Tapi memang untuk mewujudkan hal itu ga mudah, terang Dika, anggota terlama.
Apalagi, lanjut Dika, ADA juga mengalami pergantian menejemen. “Untuk sementara ini, menejemennya kami pegang dan jalankan sendiri saja. Prinsipnya kan memang, dari kita untuk kita. Tujuannya, ya ke penggemar.”
Konser yang besar itu, cita-cita kami bersama yang sebenarnya pengennya bisa diwujudkan tahun ini, jelas Marshal. Karena sebenarnya sih, lagu-lagu sudah ada dan konsep dasar untuk konser itu sudah mereka pikirkan bareng, tambah Adhy.
Namun rasanya, harus tertunda karena pergantian menejemen itu. “Semoga saja bisa di tahun depan mungkin ya. Maksudnya, kami memang serius untuk melakukan konser itu,” terang Donny lagi. “Sudah saatnya rasanya, kami tampil dengan sebuah konser yang relatif besar. 16 tahun, bukan waktu yang pendek kan?” Jelas Dika lagi.
Oh ya, tulisan ini dibikin pada seputaran tahun 2013. Diambil dari ngobrol dengan mereka semua di acara saya, Kita Banget, di Lite FM 105,8, Jakarta. Ditambah dengan obrolan, untuk lebih melengkapi data, via message-message an.

Selama 16 tahun ini, pengalaman apa sih yang paling berkesan? Dika tersenyum lebar dan menjawab, “Waduh banyak ya. Apa ya, mungkin salah satunya kami main di Freeport, beberapa tahun lalu. Merasakan naik armored-vehicle, sejenis kendaraan tempur mirip panser. Asik juga. Pertama kali tuh.”
Donnie menyambar, “Oooh iya, kesannya kan tidak aman ya di sana, maksudnya di perjalanan pergi dan pulang ke areal Freeport itu, tapi kami di tengah jalan sempat berhenti dan foto-fotoan kok. Ga apa-apa, aman saja.”
Adhy menyusul nambahin,”Iya aman kok. Kita minta berhenti di tengah jalan, ya ga papa. Sementara shownya juga asik banget. Mereka kenal lagu-lagu kami.” Lalu Marshal ikut menjawab,”Kaget juga, mereka kenal banyak lagu-lagu kami, menyanyi bareng segala. Seru suasananya.”
Publik atawa penggemar mereka, armADA, ga berkomentar negatif atau apa ya ga setuju dengan perubahan musik mereka? Keempat ADA menggeleng kepala. “Mungkin awalnya saja, tapi lalu mereka menyukainya dan lebih banyak yang menyambut positif,” jelas Donnie.
Tapi kenapa juga sih mereka lalu merubah musik mereka? NM iseng bertanya, sekarang ini sedang senang mendengarkan musik gimana dari siapa? Adhi menjawab,”Gw suka Coldplay, salah satunya. Rock dan pop yang baru-baru, emang biasa gw denger. Pengen tahu ya, tapi kalau enak ya jadi sering didengerin. Sekalian nambah wawasan kan.”
Donnie menjawab begini, “Gw lagi suka….Rihanna!” Nah ini nih, rada mengejutkan kan? Apalagi mendengar jawaban Dika, “Gw suka siapa ya, ini karena anak gw ya, gw bisa dengerin dan nikmati Katy Perry deh sekarang ini.” Ga heran dong, kalau lantas mereka berorientasi ke rada-rada goyang? Kalau Marshal?
“Gw tetap suka dengan yang dari dulu ada, misalnya ya U2, selain juga Coldplay. Yang terus menerus ada, dan produktif. Gw juga dengerin Maroon 5 ya boleh. Beberapa grup rock generasi baru, gw juga perhatiin.”
So tak heran juga, kalau sebagian besar dari mereka juga berkeinginan bisa bekerjasama dengan DJ. Dimana DJ itu berkolaborasi atau mem-produce lagu mereka. Sehingga lebih dance lagi. “Kalau perlu David Guetta misalnya, atau Calvin Harris kenapa ga kan? Atau DJ-DJ sekarang deh. Seru rasanya,” kata Donnie.
Sementara Adhy agak sependapat dengan Dika,”Mungkin mencoba sesuatu yang agak berbeda. Misalnya, kolaborasi kami dengan musisi tradisi. Mungkin akan menarik. Melebarkan wilayah musik kami.” Iya boleh juga begitu, sambung Adhy.
Walau Adhy juga mengatakan, bila dengan DJ juga rasanya tak kalah menarik. Sama-sama memperluas wilayah bermusik mereka, termasuk penggemar mereka. “Kami sudah terpikirkan ke arah sana. Tapi soal mewujudkannya, perlu waktu. Agar kami dapat melakukannya sebaik-baiknya,” jelas Marshal.
Ini sisi menarik ADA Band. Bahwa mereka tak henti mencoba berkreasi, tak terputus. Aktif memikirkan, pengembangan music mereka. Artinya, mereka tak lantas kelewat asyik terlalu larut dalam kesuksesan mereka selama ini. Kalau keasyikannya kelamaan, bisa jadi mereka akan stuck dan….selesai!
Suasana pasar yang kurang begitu sehat, bukan berarti secara industri sudah mati kan? Kuncinya memang adalah, menyiasati kelesuan pasar. Mencoba melakukan kreasi baru, memperkaya musik. Sekalian, secara parallel, membuka jalur-jalur distribusi pemasaran.
Industrinya memang agak “kurang sehat”, tetapi pasarnya sendiri tetap aktif dalam menerima pelbagai macam musik. Bahkan sekarang, pasar menjadi lebih terbuka dan luas, karena segala macam musik pasti ada penggemarnya.
Mereka berempat, setuju untuk hal itu. Maka mereka tak pernah berhenti untuk berkreasi, memikirkan langkah ke depan yang terbaik. Intinya, mereka tetap akan jalan bareng terus sih.

ADA Band sekarang kan ada, R.Suriandika Satjadibrata, bassis. Kelahiran Surabaya, 11 Desember 1973. Dika, suami dari Amalia Laili. Memiliki Dovanega Satjadibrata, kelahiran 1999. Lalu, Kenji Satjadibrata, kelahiran 2003 dan yang bungsu, Nakeisha Satjadibrata, kelahiran 2009.
Putra pertama dari 2 bersaudara, dari orang tua, dr. M.Amin Satjadibrata dan dr. Ratna T. Hadju ini selain dengan ADA Band, kini juga mulai aktif menjadi produser dan sebagai jingle-maker. Band nya sebelum ADA Band adalah, B To 90’S selain sempat mendukung pula Emerald Band.
Lalu, Marshal Surya Rachman. Kelahiran Jakarta, 7 Maret 1973. Marshal adalah anak kedua dari 2 bersaudara, dari orang tuanya, (alm) H. Ir. Syamsul Ardhi Rachman dan Hj. Rabiatul.
Beristrikan Triana Rina dan berputra 2 orang, yaitu Sachi Lalita Rachman yang lahir di tahun 2003. Lalu Rubianda Rachman, lahir pada tahun 2004. Ia ternyata mantan atlet tenis dan belakangan juga menyukai olahraga berkuda, pernah menjadi juara untuk kategori Dressage pada sebuah kejuaraan Berkuda.
Marshal sebelum bersama ADA, dikenal lewat grup DR.PM, yang pernah melansir 3 album rekaman dari 1999 sampai 2001. Ia juga sempat mendukung kelompok Potret, di sekitar 1996.
Vokalis, Donnie Sibarani. Belum lama ini menikahi, Sonya Prischillia Wattimena, seorang dara Maluku-Minahasa. Donnie sendiri adalah putra (alm) Bungaran Sibarani dan Nuriana Aruan, ia adalah putra bungsu dari 2 bersaudara.
Buah pernikahan mereka, Donnie dan Sonya, adalah putra yang diberi nama, Kent Leopold Sibarani. Putra mereka itu lahir pada 18 April 2015, di salah satu rumah bersalin di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Ia kelahiran Surabaya, pada 17 April 1980. Dan pengalaman bermusiknya memang dimulainya dari kota pahlawan tersebut, lalu mencoba ke ibukota. Dan beruntunglah, ia mendapatkan kabar bahwa ADA Band tengah mencari vokalis. Ia mencoba, dan sukses! Sampai sekarang deh…
Kemudian, anggota “terbungsu”. Eits, bukan yang…termuda! Masuk belakangan, Aditya Pratama. Kelahiran Salatiga, 10 Juni 1978. Ia sebelumnya gabung dengan beberapa grup band, salah satunya adalah, Tipp-Ex. Ia masuk ADA, awalnya ketika mengisi menjadi “stunt-in” drummer di salah satu klip ADA Band.
Putra pertama dari 3 bersaudara, pasangan Bagawat Pusara Tantra dan Sri Wuryani ini kini beristrikan AA. Ayu Laras Paramitha. Dengan memiliki putra dan putri, Shava Aisya Sarasvati, lahir pada 2005. Kemudian, Rhamaditya Asta Dhia, kelahiran tahun 2008.
Sejauh ini, mereka berempat telah memiliki banyak hal. Selain, tentu saja, mengalami begitu banyak hal dari perjalanan bersama ADA Band. Salah satu yang paling jelas, seorang Donnie saja. Akhirnya menikah juga, mungkin berita yang “kurang begitu menyenangkan” bagi fans wanitanya di seantero penjuru Nusantara.
Tapi Donnie terlihat lebih fresh, segar kok dengan Sonya di sampingnya saat ini. Dan buktinya, astaga, berat badannya naik sampai 10 kg paska ia menikah! Sebelum ini, ia terbilang rajin menjaga kebugaran lewat fitness-centre dengan jadwal rutin. Sekarang, jadwal fitness apa mungkin berkurang? Diganti kegiatan lain bersama sang istri? Hanya Donnie seorang yang bisa menjawabnya…
Mereka bersepakat juga bahwa salah satu kesan paling mendalam buat mereka adalah ketika mereka tampil di Hongkong. “Ya Hongkong gitu, stadion penuh. Tapi penonton banyak sampai menangis segala, melihat kita dan sambil menyanyikan lagu kita…,” terang Dika.
“Iya gimana ya, penonton menangis di depan kita. Kalau di Indonesia kan biasa, tapi ini kan di Hongkong. Kejutan juga sih dan kita jadi terharu banget. Ga bisa kita lupakan momen itu,” tambah Donnie.
ADA bisa jadi salah satu kelompok musik yang hits-nya banyak dipakai production house, untuk menghiasi film lepas atau sinetron produksi mereka. Belum lagi, juga diambil untuk mempermanis film-film layar lebar.
Oh ya, membuka 2016 kemarin, mereka melansir single, ‘Kucuri Lagi Hatimu’. Menurut situs resmi mereka, singleitu untuk mencuri lagi hati para fans fanatik mereka, armADA. Yang kan selama ini, sudah sangat setia terus memberi dukungan dan perhatian terhadap ADA. 19 Tahun sudah lho, umur perjalanan bermusik mereka.
Klip dari single itu, masih dari situs resmi mereka, dikakabrkan dilakukan di kota Melbourne serta Great Ocean Road, di Australia. Ditangani oleh sutradara, Silas Bonar. Telah ditayangkan resmi sejak 6 Februari 2016.
Setahun sebelumnya, juga di awal tahun, mereka kan merilis single, ‘Izinkan’. Sebenarnya bukanlah materi baru, karena diambil dari album Empati, yang telah dirilis 2011. Izinkan lantas mengalami rearansemen, dengan memasukkan ornamen tambahan unsur etnis Kalimantan. Karena lagu ini, menjadi sountrack film Erau Kotaraja. Dalam film itulah, Donnie Sibarani menjadi salah satu pemerannya.
Dan eh via whatsApp messenger, Dika Satjadibrata memberi info, ADA Band akan merilis album bertajuk Chemistry. Album itu akan dirilis resmi jelang akhir Maret 2016, dan menjadi album ke-13 dari ADA.
Well, kita tunggu konser mereka, kita nantikan album-album mereka lagi. Senantiasa harusnya sih selalu ADA,dan ADA selalu di dunia musik Indonesia… /*













No comments: