ADA Band lalu mulai menempatkan diri pada posisi
lumayan tinggi, pada dunia musik Indonesia. Sudah ada, ADA di musik 1996.
Dengan Dika Satjadibrata, pada bass.
Krisna Balagita, pada kibor. Ibrahim “Baim” Imran pada vokal. Iso Eddy Himawarso, pada kibor dan
vokal latar. Lalu, drummer, Elif Ritonga.
Dan Seharusnya, dirilis pada setahun
kemudian, sebagai debut album mereka.
1999. Album PerADAban
2000, kemudian dirilis sebagai album kedua, pada Juli 1999. Dan setelah
‘Seharusnya’ yang menjadi single hits
dari album perdana, lalu ‘Oughh...!!!’ menjadi hits andalan dari album kedua.
Nama mereka makin melambung tinggi.
Indonesia. Mereka memang ADA. Tepatnya sudah ADA...
ADA Band, iya namanya apa? Iya ngerti, ada bandnya tapi namanya? Dan itulah
nama simple, yang justru menjadi nilai tambah mereka.
Kan memang mereka sudah ada? Kenapa tidak jadi ADA
saja? Walau selepas album kedua, Iso Eddy dan Eel Ritonga, sudah tidak ada lagi
di ADA. Mereka mundur.
Pada tahun 2000 ini, saya mengenal mereka pertama
kali. Lalu pada kesempatan itu, saya juga sempat menampilkan mereka pada sebuah
acara yang saya adakan di sebuah kafe terbuka di kawasan Bintaro Jaya. Pada
saat itu karena, sebelumnya Krisna Balagita sempat beberapa waktu membantu saya
tampil dengan sebuah trio, secara reguler di kafe yang sama.
Trionya itu bersama bassis Bintang Indrianto dan drummer, Uce
Haryono. Lalu ketika Krisna mengabarkan ia membentuk ADA Band, sayapun
tertarik untuk memanggungkan mereka. Kris, ADA Band tampil berpromosi di
tempatku deh, begitu ajakan saya.
Gayungpun
bersambut, Krisna menyambut positif tawaran saya tersebut. Dan ADA Band
waktu itu tampil sepanggung dengan Riza
Arshad Trioscapes, Riza Arshad dengan Yance
Manusama dan Arie Ayunir. Mereka, kedua band tampil
pada sebuah ajang kompetisi band di situ.
2001. Dirilislah album ketiga, Tiara, pada Maret
2001. Dimana pada posisi drummer, masuk drummer muda, Rama Moektio. Album ini menyodorkan beberapa hits, macam, ‘Tiara’,
‘1000 Bayang’ dan ‘Salahkah’. Musik mereka terkesan makin lebar, pop tapi yang
tebal pada sound, dengan nuansa yang
“kemana-mana”.
Namun pada penghujung 2001, sayangnya Baim
memutuskan menyusul Iso Eddy dan Eel, meninggalkan ADA Band. Membuat ADA,
terpaksalah sesaat menjadi “tidak ada”. Untuk sementara waktu saja sebenarnya.
Sayangnya, mereka itu pada posisi sudah makin tinggi saja popularitasnya.
2003. Akhirnya, album keempat mereka, Metamorphosis, Dengan didukung para
anggota baru, yaitu Marshal Surya Rahman
(gitar). Lalu vokalis yang “didatangkan” dari Surabaya, Donnie Sibarani. Album ini melejit lebih tinggi lagi, dengan
hitsnya seperti, ‘Masih (Sahabat Kekasihku)” lalu ‘Seberkas Kisah Lalu’.
ADA Band makin ada memang dengan album ini. Dengan
label mereka yang baru, EMI Music, album keempat ini mencatat rekor penjualan
album mereka, terjual sejuta copies, jack!
Wuidiiiiih!
ADA emang
ade-ade aje dah, karena album ini juga menjadi nominator pada beberapa
ajang penghargaan. Antara lain, Anugerah
Musik Indonesia tahun 2003 dan event, Clear
Top-10 Awards, tahun yang sama. ADA artinya kan, makin ada...
2004. Pada awal 2004, Rama Moektio pamit mundur
dari ADA. Mereka tetap jalan terus, walau tersisa 4 anggota saja, dengan
menggunakan drummer tamu. Namun sebelumnya, mereka sempat merilis album The Best of ADA Band - Discography, di
akhir tahun 2003.
Di 2004, mereka merilis Heaven of Love. Dimana terdapat lagu, ‘Yang Terbaik Bagimu’, dengan
vokal duet, Donnie bersama Gita Gutawa.
Single hits utama album yang ketiban penghargaan quadruple-platinum ini adalah, ‘Manusia Bodoh’. Yang kita semua
tahu, menjadi salah satu evergreen hits
dari mereka. Lagu berjudul “agak aneh” tapi ngetop, dan tak lekang dimakan
waktu kayaknya...
Dan album kelima itu, akhirnya terjual hingga
mencapai angka hampir 2 juta copies. Wah, mantap punya! Kemudian mereka merilis
Romantic Rhapsody, di tahun 2006.
Single hitsnya adalah, ‘Karena Wanita (Ingin Dimengerti)’. Dimana mereka
didukung 3 dara belia dari film D’Girlz,
Disa Oriana, Sabrina Salsabilah dan Kartika
Indah Pelapory.
Catatan
angka penjualan ini juga tak mengecewakan, mencapai 1 juta! Lumayan bingits dong? Dan ADA jelaslah, makin
jelas saja keber-ADA-annya. Musik mereka romantis, lembut menyapa, tapi sound
lebar, dan tak mendayu-dayu atau sarat rintihan. Romantis tapi asyik gimanalah
gitu.
Iseng aja nih, saya ibaratkan lagu-lagunya ADA itu,
terutama sisi liriknya, romantis tapi ga bikin...mengurung diri di kamar.
Sesenggukan. Lantas, patah hati berkepanjangan. Bisa-bisa gantung diri! Ga
kesitu. Tapi mellow, cuma ke-mellow-annya membawa pendengarnya, tetap menikmati
kehidupanlah.
Ga perlu berlama-lama mengurung diri di kamar.
Nikmati kegalauanmu, dengan main di taman bunga. Atau, melihat pemandangan
alam, dari atas bukit misalnya. Galau tapi tetap optimis. Masih ada hari esok,
masih ada pacar yang lain kan datang.... Taelaaa.
Lalu
muncullah, Cinema Story dengan
‘Nyawa Hidupku’ dan ‘Akal Sehat’. Dari 12 tracks yang ada, ternyata 6
diantaranya diambil dari skenario Selamanya. Itu
adalah produksi Multivision Pictures. Sayangnya, penjualan album ini di bawah
500.000 copies.
2008.
Mereka merilis Harmonious. Yang
terjual 500.000 keping. Sayang, setelah album ini dilempar ke pasar, kibordis
dan bisa dibilang otak kelompok ini, Krisna Balagita, mengundurkan diri.
Kejadian itu mengguncang dunia musik Indonesia. Karena Krisna selama ini,
dianggap arsitek utama lagu-lagu kuatnya ADA.
Publik,
terutama kaum musik sebagian, sempat menganggap bahwa ADA Band akan menjadi
berat dan “tidak jelas” lagi langkahnya. Bagaimana mungkin ADA tetap jalan,
tanpa motor utamanya selama ini? Siapa yang akan menjadi motor utama?
2009.
Mereka merilis album berikutnya, album ke-10 bray! Waow…mereka toh membuktikan diri, tetap eksis
dan produktif. Jalan terus kok. Judul album tersebut, Mystery of Musical. Lagu ‘Pemujamu’ dan ‘Masih adakah Cinta’
menjadi single hits.
Sayang
angka penjualan mereka, merosot drastis. Jauh dari angka penjualan album
sebelumnya. Tatkala industri musik terperosok, maka sulit ADA untuk menghindari
diri untuk tak terkena imbasnya.
Dan
melangkah ke dua tahun kemudian, ADA akhirnya menemukan drummer tetap. 7 tahun
lho, mereka “terpaksa” memakai drummer tamu. Dan drummer yang resmi menjadi
personil terbaru mereka adalah Adhy
Pratama. Adhy masuk, dirilis pula album ke-11, Empati.
Dengan
album ini, ADA lantas juga resmi bernaung di bawah label yang lain lagi,
Universal Music Indonesia. Musiknya juga menjadi berbeda. Ada nafas lain, yang
mereka coba sodorkan ke khalayak dan fans penggemar mereka.
Album Empati yang dirilis pada Juli 2001 ini berisi 12 lagu, dan menjagokan lagu "Sendiri" sebagai
single pertamanya. Disusul dengan single kedua "Maunya Kamu"
dan bulan Juni 2012 merilis single ketiga "Takkan Bisa".
2013.
Merekapun kembali menelurkan
album baru. Albumnya yang ke 12 ini dirilis melalui kerja sama dengan Texas Chicken, Bermuda Music dan Universal Music
Indonesia. Dan merupakan sebuah
gambaran perjalanan kesuksesan ADA dalam bermusik selama enam belas tahun di
ranah musik Indonesia.
Ini
karena album ber-title Masa
Demi Masa ini berisi 3 lagu baru, 7 lagu hits ADA Band dari album-album terdahulunya. Tiga lagu
terbarunya adalah ‘Intim Berdua’, ‘Kau Tak Ada Disini’ dan ‘Beib’. Album ini dirilis resmi pada 8 April 2013.
Nah
lewat album yang dirilis tahun silam itu, ADA memang menegaskan adanya
kepastian pergeseran musik mereka. Mereka memilih menghidangkan lagu-lagu
bercorak lebih upbeat, lebih
bernuansa ceria, lebih gembira. Perubahan musik yang agak mengagetkan
sebenarnya. Mereka seperti, nekad untuk keluar dari comfort-zone mereka selama ini…
Tak
heran, ada selipan rap misalnya, terutama pada ‘Intim Berdua’, yang menampilkan
rapper, Mansen Munthe. Lagu-lagu mereka juga sebagian memang ada kesan,
lebih ngajakin joget alias goyang.
Jadi berubah nih, jawab mereka, “Kenapa tidak? Kita mencoba hal yang berbeda,
bahwa ADA tak berhenti hanya di satu titik.”
Tak
banyak grup yang sebetulnya masuk kategori, “amat-sangat” nyaman dengan musiknya sebelum ini. Lantas tiba-tiba
dengan “kesadaran penuh sendiri”, memutuskan merubah musiknya. Ok, tidak
menjadi terlalu ekstrim sih.
Tapi
aduh, lagu-lagu mellow mereka selama
ini kan sudah mengharu biru penggemar musik Indonesia. Membuat terharu perasaan
penggemar dan membirukan hati mereka! Cihuuuy… Serius?
Mereka
tetap yakin mengangguk. Dan kemudian, apa lagi? Satu persatu mereka mengatakan
pada saya, “Pengen konser yang besar.” Tapi memang untuk
mewujudkan hal itu ga mudah, terang Dika, anggota terlama.
Apalagi,
lanjut Dika, ADA juga mengalami pergantian menejemen. “Untuk sementara ini,
menejemennya kami pegang dan jalankan sendiri saja. Prinsipnya kan memang, dari
kita untuk kita. Tujuannya, ya ke penggemar.”
Konser
yang besar itu, cita-cita kami bersama yang sebenarnya pengennya bisa
diwujudkan tahun ini, jelas Marshal. Karena sebenarnya sih, lagu-lagu sudah ada
dan konsep dasar untuk konser itu sudah mereka pikirkan bareng, tambah Adhy.
Namun
rasanya, harus tertunda karena pergantian menejemen itu. “Semoga saja bisa di
tahun depan mungkin ya. Maksudnya, kami memang serius untuk melakukan konser
itu,” terang Donny lagi. “Sudah saatnya rasanya, kami tampil dengan sebuah
konser yang relatif besar. 16 tahun, bukan waktu yang pendek kan?” Jelas Dika
lagi.
Oh ya, tulisan ini dibikin pada seputaran tahun
2013. Diambil dari ngobrol dengan mereka semua di acara saya, Kita Banget, di Lite FM 105,8, Jakarta. Ditambah dengan obrolan, untuk lebih
melengkapi data, via message-message
an.
Selama
16 tahun ini, pengalaman apa sih yang paling berkesan? Dika tersenyum lebar dan
menjawab, “Waduh banyak ya. Apa ya, mungkin salah satunya kami main di
Freeport, beberapa tahun lalu. Merasakan naik armored-vehicle, sejenis kendaraan tempur mirip panser. Asik juga.
Pertama kali tuh.”
Donnie
menyambar, “Oooh iya, kesannya kan tidak aman ya di sana, maksudnya di
perjalanan pergi dan pulang ke areal Freeport
itu, tapi kami di tengah jalan sempat berhenti dan foto-fotoan kok. Ga apa-apa,
aman saja.”
Adhy
menyusul nambahin,”Iya aman kok. Kita minta berhenti di tengah jalan, ya ga
papa. Sementara shownya juga asik banget. Mereka kenal lagu-lagu kami.” Lalu
Marshal ikut menjawab,”Kaget juga, mereka kenal banyak lagu-lagu kami, menyanyi
bareng segala. Seru suasananya.”
Publik
atawa penggemar mereka, armADA, ga
berkomentar negatif atau apa ya ga setuju dengan perubahan musik mereka?
Keempat ADA menggeleng kepala. “Mungkin awalnya saja, tapi lalu mereka
menyukainya dan lebih banyak yang menyambut positif,” jelas Donnie.
Tapi
kenapa juga sih mereka lalu merubah musik mereka? NM iseng bertanya, sekarang
ini sedang senang mendengarkan musik gimana dari siapa? Adhi menjawab,”Gw suka Coldplay, salah satunya. Rock dan pop
yang baru-baru, emang biasa gw denger. Pengen tahu ya, tapi kalau enak ya jadi
sering didengerin. Sekalian nambah wawasan kan.”
Donnie
menjawab begini, “Gw lagi suka….Rihanna!”
Nah ini nih, rada mengejutkan kan? Apalagi mendengar jawaban Dika, “Gw suka
siapa ya, ini karena anak gw ya, gw bisa dengerin dan nikmati Katy Perry deh sekarang ini.” Ga heran
dong, kalau lantas mereka berorientasi ke rada-rada goyang? Kalau Marshal?
“Gw
tetap suka dengan yang dari dulu ada, misalnya ya U2, selain juga Coldplay. Yang terus menerus ada, dan produktif. Gw
juga dengerin Maroon 5 ya boleh.
Beberapa grup rock generasi baru, gw juga perhatiin.”
So
tak heran juga, kalau sebagian besar dari mereka juga berkeinginan bisa
bekerjasama dengan DJ. Dimana DJ itu berkolaborasi atau mem-produce lagu mereka. Sehingga lebih dance lagi. “Kalau perlu David Guetta misalnya, atau Calvin Harris kenapa ga kan? Atau DJ-DJ
sekarang deh. Seru rasanya,” kata Donnie.
Sementara
Adhy agak sependapat dengan Dika,”Mungkin mencoba sesuatu yang agak berbeda.
Misalnya, kolaborasi kami dengan musisi tradisi. Mungkin akan menarik.
Melebarkan wilayah musik kami.” Iya boleh juga begitu, sambung Adhy.
Walau
Adhy juga mengatakan, bila dengan DJ juga rasanya tak kalah menarik. Sama-sama
memperluas wilayah bermusik mereka, termasuk penggemar mereka. “Kami sudah
terpikirkan ke arah sana. Tapi soal mewujudkannya, perlu waktu. Agar kami dapat
melakukannya sebaik-baiknya,” jelas Marshal.
Ini
sisi menarik ADA Band. Bahwa mereka tak henti mencoba berkreasi, tak terputus.
Aktif memikirkan, pengembangan music mereka. Artinya, mereka tak lantas kelewat
asyik terlalu larut dalam kesuksesan mereka selama ini. Kalau keasyikannya
kelamaan, bisa jadi mereka akan stuck dan….selesai!
Suasana
pasar yang kurang begitu sehat, bukan berarti secara industri sudah mati kan?
Kuncinya memang adalah, menyiasati kelesuan pasar. Mencoba melakukan kreasi
baru, memperkaya musik. Sekalian, secara parallel, membuka jalur-jalur
distribusi pemasaran.
Industrinya
memang agak “kurang sehat”, tetapi pasarnya sendiri tetap aktif dalam menerima
pelbagai macam musik. Bahkan sekarang, pasar menjadi lebih terbuka dan luas, karena
segala macam musik pasti ada penggemarnya.
Mereka
berempat, setuju untuk hal itu. Maka mereka tak pernah berhenti untuk
berkreasi, memikirkan langkah ke depan yang terbaik. Intinya, mereka tetap akan
jalan bareng terus sih.
ADA
Band sekarang kan ada, R.Suriandika Satjadibrata, bassis. Kelahiran Surabaya,
11 Desember 1973. Dika, suami dari Amalia Laili. Memiliki Dovanega
Satjadibrata, kelahiran 1999. Lalu, Kenji Satjadibrata, kelahiran 2003 dan yang
bungsu, Nakeisha Satjadibrata, kelahiran 2009.
Putra
pertama dari 2 bersaudara, dari orang tua, dr. M.Amin Satjadibrata dan dr.
Ratna T. Hadju ini selain dengan ADA Band, kini juga mulai aktif menjadi
produser dan sebagai jingle-maker.
Band nya sebelum ADA Band adalah, B To
90’S selain sempat mendukung pula Emerald
Band.
Lalu,
Marshal Surya Rachman. Kelahiran Jakarta, 7 Maret 1973. Marshal adalah anak
kedua dari 2 bersaudara, dari orang tuanya, (alm) H. Ir. Syamsul Ardhi Rachman
dan Hj. Rabiatul.
Beristrikan
Triana Rina dan berputra 2 orang, yaitu Sachi Lalita Rachman yang lahir di
tahun 2003. Lalu Rubianda Rachman, lahir pada tahun 2004. Ia ternyata mantan
atlet tenis dan belakangan juga menyukai olahraga berkuda, pernah menjadi juara
untuk kategori Dressage pada sebuah
kejuaraan Berkuda.
Marshal
sebelum bersama ADA, dikenal lewat grup DR.PM,
yang pernah melansir 3 album rekaman dari 1999 sampai 2001. Ia juga sempat
mendukung kelompok Potret, di
sekitar 1996.
Vokalis,
Donnie Sibarani. Belum lama ini menikahi, Sonya Prischillia Wattimena, seorang
dara Maluku-Minahasa. Donnie sendiri adalah putra (alm) Bungaran Sibarani dan
Nuriana Aruan, ia adalah putra bungsu dari 2 bersaudara.
Buah pernikahan mereka, Donnie dan Sonya, adalah
putra yang diberi nama, Kent Leopold Sibarani. Putra mereka itu lahir pada 18 April
2015, di salah satu rumah bersalin di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Ia
kelahiran Surabaya, pada 17 April 1980. Dan pengalaman bermusiknya memang
dimulainya dari kota pahlawan tersebut, lalu mencoba ke ibukota. Dan
beruntunglah, ia mendapatkan kabar bahwa ADA Band tengah mencari vokalis. Ia
mencoba, dan sukses! Sampai sekarang deh…
Kemudian,
anggota “terbungsu”. Eits, bukan
yang…termuda! Masuk belakangan, Aditya Pratama. Kelahiran Salatiga, 10 Juni
1978. Ia sebelumnya gabung dengan beberapa grup band, salah satunya adalah, Tipp-Ex. Ia masuk ADA, awalnya ketika
mengisi menjadi “stunt-in” drummer di
salah satu klip ADA Band.
Putra
pertama dari 3 bersaudara, pasangan Bagawat Pusara Tantra dan Sri Wuryani ini
kini beristrikan AA. Ayu Laras Paramitha. Dengan memiliki putra dan putri,
Shava Aisya Sarasvati, lahir pada 2005. Kemudian, Rhamaditya Asta Dhia,
kelahiran tahun 2008.
Sejauh
ini, mereka berempat telah memiliki banyak hal. Selain, tentu saja, mengalami
begitu banyak hal dari perjalanan bersama ADA Band. Salah satu yang paling
jelas, seorang Donnie saja. Akhirnya menikah juga, mungkin berita yang “kurang
begitu menyenangkan” bagi fans wanitanya di seantero penjuru Nusantara.
Tapi
Donnie terlihat lebih fresh, segar
kok dengan Sonya di sampingnya saat ini. Dan buktinya, astaga, berat badannya
naik sampai 10 kg paska ia menikah! Sebelum ini, ia terbilang rajin menjaga
kebugaran lewat fitness-centre dengan
jadwal rutin. Sekarang, jadwal fitness apa mungkin berkurang? Diganti kegiatan
lain bersama sang istri? Hanya Donnie seorang yang bisa menjawabnya…
Mereka
bersepakat juga bahwa salah satu kesan paling mendalam buat mereka adalah
ketika mereka tampil di Hongkong. “Ya Hongkong gitu, stadion penuh. Tapi
penonton banyak sampai menangis segala, melihat kita dan sambil menyanyikan
lagu kita…,” terang Dika.
“Iya
gimana ya, penonton menangis di depan kita. Kalau di Indonesia kan biasa, tapi
ini kan di Hongkong. Kejutan juga sih dan kita jadi terharu banget. Ga bisa
kita lupakan momen itu,” tambah Donnie.
ADA
bisa jadi salah satu kelompok musik yang hits-nya banyak dipakai production house, untuk menghiasi film
lepas atau sinetron produksi mereka. Belum lagi, juga diambil untuk mempermanis
film-film layar lebar.
Oh ya, membuka 2016 kemarin, mereka melansir single, ‘Kucuri Lagi Hatimu’. Menurut
situs resmi mereka, singleitu untuk mencuri lagi hati para fans fanatik mereka,
armADA. Yang kan selama ini, sudah sangat setia terus memberi dukungan dan
perhatian terhadap ADA. 19 Tahun sudah lho, umur perjalanan bermusik mereka.
Klip dari single itu, masih dari situs resmi
mereka, dikakabrkan dilakukan di kota Melbourne serta Great Ocean Road, di
Australia. Ditangani oleh sutradara, Silas
Bonar. Telah ditayangkan resmi sejak 6 Februari 2016.
Setahun sebelumnya, juga di awal tahun, mereka kan
merilis single, ‘Izinkan’. Sebenarnya bukanlah materi baru, karena diambil dari
album Empati, yang telah dirilis 2011. Izinkan lantas mengalami rearansemen,
dengan memasukkan ornamen tambahan unsur etnis Kalimantan. Karena lagu ini,
menjadi sountrack film Erau Kotaraja.
Dalam film itulah, Donnie Sibarani menjadi salah satu pemerannya.
Dan eh via whatsApp
messenger, Dika Satjadibrata memberi info, ADA Band akan merilis album
bertajuk Chemistry. Album itu akan
dirilis resmi jelang akhir Maret 2016, dan menjadi album ke-13 dari ADA.
Well,
kita tunggu konser mereka, kita nantikan album-album mereka lagi. Senantiasa
harusnya sih selalu ADA,dan ADA selalu di dunia musik Indonesia… /*
No comments:
Post a Comment