Sunday, March 20, 2016

Jamal Mohamed dan Jonathan Jones, Masakan Padang dan Perkusi Nusantara



-repost-
Saya menjumpai kedua musisi asal Dallas, Texas ini di Medan. Mereka baru saja memeriahkan World’s Drums Festival yang diadakan dalam acara Pesta Danau Toba 2013. Ditemani oleh sahabat-sahabat dari penyelenggara NSJF 2013, gitaris kelompok progfusion Medan, Erucakra Mahameru dan istrinya, Arsyadona Mahameru. Serta tokoh pendukung NSJF, Dewi TJ Said.

Eventnya bagus, penontonnya asyik dan fasilitas sound-production yang tersedia cukup memenuhi syarat kok, jelas Jonathan Jones mengenai acara Pesta Danau Toba. “Iya,keren! Suasananya itu bagus banget. Eksotis!” Jamal menimpali.
Saya sudah seringkali ke Indonesia, kata Jamal Mohamed. “Saya seringkali ke Bali, mengajar masterclass atau workshop di sebuah World Music Institute di sana. Selain itu, saya pernah menyinggahi Jakarta, Bandung, Jogja. Kalau ke Medan dan Danau Toba, memang baru pertama kali,” jelas Jamal.
Keduanya memang belakangan kerap jalan bareng, berkeliling ke pelbagai negara. Jonathan adalah mahasiswa lulusan Southern Methodist University, “John adalah mantan mahasiswa saya,” ungkap Jamal. Dari beberapa program jammin’ dan workshop, mereka lantas merasa cocok. Kita bikin proyek Drum n Wind, kata Jonathan.
Dalam hal ini, memang Jamal memainkan perkusi dan Jonathan memainkan beragam peralatan tiup seperti clarinet dan alat-alat tiup lain. Termasuk alat tiup tradisional, dari berbagai negara, seperti serunai dari Padang, jelas Jamal.
Secara spesifik, Jamal sendiri selama ini dikenal sebagi master untuk doumbek. Sebuah peralatan tetabuhan perkusi Persia. Ia juga terkenal sebagai penabuh bougarabou, peralatan perkusi tradisi Senegal. Tapi kemudian, pria berdarah Lebanon yang sudah sejak 1967 berdomisili di Amerika Serikat ini, juga memainkan pelbagai peralatan perkusi tradisi dari seluruh dunia. Ia memainkan macam-macam tetabuhan dan alat musik pukul, termasuk peralatan perkusi Latin.
Menurutnya, ia tumbuh dengan musik-musik tradisi Lebanon dan Persia, karena itu tanah kelahirannya. Selain itu, ia juga menyerap dan merasakan musik-musik modern seperti blues dan jazz, bahkan rock, sepanjang ia tinggal di Amerika Serikat selama ini. 

Jamal, yang awalnya sempat tinggal di Chicago ini, adalah salah seorang profesor di bidang perkusi. Ia memang berasal dari Southern Methodist University (SMU), Dan kini menjadi pengajar perkusi di Meadows School of Art – SMU, selain itu juga memimpin Meadows World Music Ensemble.
Terakhir ini, Jamal dengan kelompok perkusinya, D’Drum, yang sempat meraih Best Percussion Group dari Drum Magazine di tahun 2010. Dan bersama D’Drum ini, Jamal melakukan kolaborasi dengan Dallas Symphony Orchestra di bawah pimpinan Jaap Van Zweden. Dikumpulkan dan dipimpin drummer The Police, Stewart Copeland, mereka membuat sebuah film dokumenter.

Menariknya, proyek ini diberi nama, Gamelan D’Drum. Dimana musik yang diangkat dan ditampilkan terutama adalah musik gamelan Jawa dan Bali. Jamal sendiri memang sering sekali ke Indonesia, terutama Bali. Dimana ia menggelar wokshop dan masterclass di Centre for World Music yang dibuat di Bali.
Selain itu, Jamal juga telah bermain bersama banyak musisi tenar seperti antara lain, Sting, violinist Mark O’Connor. Juga dengan, perkusionis Latin kenamaan, Giovanni Hidalgo. Dan banyak nama lainnya.
Bagaimana dengan Jonathan Jones? Ia bisa dibilang, salah satu musisi berkelas master untuk wind instrument, terutama clarinet.. Di tahun 2007, ia memenangkan medali emas dari President Italia, pada International Music Competition, Citta di Valentino. Selain itu, ia memenangkan juara pertama pada Fort Collins Symphony InternationalArtist Competition, di Colorado. Penghargaan di Colorado itu adalah pertama sejak 52 tahun, untuk seorang pemain klarinet!
Jonathan menuntaskan studi di fakultas Music Education di SMU, pada tahun 2008. Ia memang pemain klarinet, yang selama masa kuliahnya, senantiasa ia menjadi solis penting di pelbagai orkestra di SMU, termasuk di World Music Ensemble, yang dipimpin Jamal Mohamed.


Belakangan, Jonathan juga menjadi seorang solo-DJ untuk world music. Dimana ia menyelipkan permainan live untuk klarinet, selain berbagai instrumen tiup tradisi. Di Danau Toba kemarin ini, ia juga tampil sebagai performer DJ, selain dengan duo Drum n Wind – nya bersama Jamal Mohamed.
Keduanya mengakui Indonesia begitu kaya akan koleksi peralatan musik tradisi yang sangat unik. Tak hanya itu saja, menurut Jamal, Indonesia juga memiliki banyak sekali pemain-pemain perkusi tradisi yang luar biasa. “Menyenangkan untuk bisa melakukan kolaborasi bersama para pemain tradisi dari berbagai etnik di Indonesia. Saya banyak belajar dan mengenal peralatan perkusi tradisi yang menarik, dari para musisi itu.”
Memang betul, Indonesia ini begitu kaya, ucap Jonathan Jones. Musik tradisinya itu luar biasa. Menarik untuk bisa jammin dengan para musisi tradisi, menghasilkan bunyi-bunyian musik yang sangat eksotis. “Saya suka Indonesia. Ingin sekali bisa sering datang ke sini dan berkeliling Indonesia. Oh ya, selain musik tradisinya, makanan khas Indonesia juga enak-enak!” Jonathan berkata sambil senyum.


Baik Jonathan dan Jamal, menyukai masakan Indonesia yang berbumbu pedas. Soalnya, tidak begitu berbeda dengan makanan di Texas yang banyak memakai bumbu pedas a la makanan Mexico, terang Jamal. Mereka menyebut, salah satu makanan favorit mereka adalah, masakan Padang.
“Tahu ga, masakan Pedang (Jonathan seringkali salah menyebut “Padang” dengan “Pedang”) itu sama eksotisnya dengan musik tradisi Bali, Jawa dan musik Indonesia lainnya. Khas dan otentik,” jelas Jamal dan Jonathan.

Pada kesempatan itu, Jamal dan Jonathan juga sepakat untuk kembali datang ke Medan satu ketika nanti. Mereka tertarik untuk melakukan kolaborasi dengan Erucakra Mahameru dan Irwansyah Harahap, selain dengan musisi tradisi Sumatera Utara lainnya. Dasarnya bisa jazz, blues, progressive, tapi akan kental dengan nuansa world music.
“World Music itu begitu luas dan sangat terbuka untuk perkawinan berbagai peralatan musik. Kita lihat saja di tahun depan, akan seperti apa hasil dari kolaborasi kita nanti. Saya dan Jonathan, akan sangat senang untuk rencana tersebut,” begitu kata Jamal dengan mata berbinar.
So, see you when I see you, dude! /*




No comments: