-repost-
Saya
menjumpai kedua musisi asal Dallas, Texas ini di Medan. Mereka baru saja
memeriahkan World’s Drums Festival
yang diadakan dalam acara Pesta Danau
Toba 2013. Ditemani oleh sahabat-sahabat dari penyelenggara NSJF 2013,
gitaris kelompok progfusion Medan, Erucakra Mahameru dan istrinya, Arsyadona Mahameru. Serta tokoh
pendukung NSJF, Dewi TJ Said.
Eventnya
bagus, penontonnya asyik dan fasilitas sound-production
yang tersedia cukup memenuhi syarat kok, jelas Jonathan Jones mengenai acara Pesta Danau Toba. “Iya,keren!
Suasananya itu bagus banget. Eksotis!” Jamal menimpali.
Saya
sudah seringkali ke Indonesia, kata Jamal
Mohamed. “Saya seringkali ke Bali, mengajar masterclass atau workshop
di sebuah World Music Institute di
sana. Selain itu, saya pernah menyinggahi Jakarta, Bandung, Jogja. Kalau ke
Medan dan Danau Toba, memang baru pertama kali,” jelas Jamal.
Keduanya
memang belakangan kerap jalan bareng, berkeliling ke pelbagai negara. Jonathan
adalah mahasiswa lulusan Southern Methodist University, “John adalah mantan
mahasiswa saya,” ungkap Jamal. Dari beberapa program jammin’ dan workshop,
mereka lantas merasa cocok. Kita bikin proyek Drum n Wind, kata Jonathan.
Dalam
hal ini, memang Jamal memainkan perkusi dan Jonathan memainkan beragam
peralatan tiup seperti clarinet dan alat-alat tiup lain. Termasuk alat tiup
tradisional, dari berbagai negara, seperti serunai dari Padang, jelas Jamal.
Secara
spesifik, Jamal sendiri selama ini dikenal sebagi master untuk doumbek.
Sebuah peralatan tetabuhan perkusi Persia. Ia juga terkenal sebagai penabuh bougarabou, peralatan perkusi tradisi
Senegal. Tapi kemudian, pria berdarah Lebanon yang sudah sejak 1967 berdomisili
di Amerika Serikat ini, juga memainkan pelbagai peralatan perkusi tradisi dari
seluruh dunia. Ia memainkan macam-macam tetabuhan dan alat musik pukul,
termasuk peralatan perkusi Latin.
Menurutnya,
ia tumbuh dengan musik-musik tradisi Lebanon dan Persia, karena itu tanah
kelahirannya. Selain itu, ia juga menyerap dan merasakan musik-musik modern
seperti blues dan jazz, bahkan rock, sepanjang ia tinggal di Amerika Serikat
selama ini.
Jamal,
yang awalnya sempat tinggal di Chicago ini, adalah salah seorang profesor di
bidang perkusi. Ia memang berasal dari Southern Methodist University (SMU), Dan
kini menjadi pengajar perkusi di Meadows School of Art – SMU, selain itu juga
memimpin Meadows World Music Ensemble.
Terakhir
ini, Jamal dengan kelompok perkusinya, D’Drum,
yang sempat meraih Best Percussion Group dari Drum Magazine di tahun 2010. Dan
bersama D’Drum ini, Jamal melakukan kolaborasi dengan Dallas Symphony Orchestra
di bawah pimpinan Jaap Van Zweden. Dikumpulkan dan dipimpin drummer The Police,
Stewart Copeland, mereka membuat sebuah film dokumenter.
Menariknya,
proyek ini diberi nama, Gamelan D’Drum.
Dimana musik yang diangkat dan ditampilkan terutama adalah musik gamelan Jawa
dan Bali. Jamal sendiri memang sering sekali ke Indonesia, terutama Bali.
Dimana ia menggelar wokshop dan masterclass di Centre for World Music yang
dibuat di Bali.
Selain
itu, Jamal juga telah bermain bersama banyak musisi tenar seperti antara lain,
Sting, violinist Mark O’Connor. Juga dengan, perkusionis Latin kenamaan,
Giovanni Hidalgo. Dan banyak nama lainnya.
Bagaimana
dengan Jonathan Jones? Ia bisa dibilang, salah satu musisi berkelas master
untuk wind instrument, terutama clarinet.. Di tahun 2007, ia memenangkan medali
emas dari President Italia, pada International Music Competition, Citta di
Valentino. Selain itu, ia memenangkan juara pertama pada Fort Collins Symphony
InternationalArtist Competition, di Colorado. Penghargaan di Colorado itu
adalah pertama sejak 52 tahun, untuk seorang pemain klarinet!
Jonathan
menuntaskan studi di fakultas Music Education di SMU, pada tahun 2008. Ia
memang pemain klarinet, yang selama masa kuliahnya, senantiasa ia menjadi solis
penting di pelbagai orkestra di SMU, termasuk di World Music Ensemble, yang
dipimpin Jamal Mohamed.
Belakangan,
Jonathan juga menjadi seorang solo-DJ untuk world music. Dimana ia menyelipkan
permainan live untuk klarinet, selain berbagai instrumen tiup tradisi. Di Danau
Toba kemarin ini, ia juga tampil sebagai performer DJ, selain dengan duo Drum n
Wind – nya bersama Jamal Mohamed.
Keduanya
mengakui Indonesia begitu kaya akan koleksi peralatan musik tradisi yang sangat
unik. Tak hanya itu saja, menurut Jamal, Indonesia juga memiliki banyak sekali
pemain-pemain perkusi tradisi yang luar biasa. “Menyenangkan untuk bisa melakukan
kolaborasi bersama para pemain tradisi dari berbagai etnik di Indonesia. Saya
banyak belajar dan mengenal peralatan perkusi tradisi yang menarik, dari para
musisi itu.”
Memang
betul, Indonesia ini begitu kaya, ucap Jonathan Jones. Musik tradisinya itu luar
biasa. Menarik untuk bisa jammin dengan para musisi tradisi, menghasilkan
bunyi-bunyian musik yang sangat eksotis. “Saya suka Indonesia. Ingin sekali
bisa sering datang ke sini dan berkeliling Indonesia. Oh ya, selain musik
tradisinya, makanan khas Indonesia juga enak-enak!” Jonathan berkata sambil
senyum.
Baik
Jonathan dan Jamal, menyukai masakan Indonesia yang berbumbu pedas. Soalnya,
tidak begitu berbeda dengan makanan di Texas yang banyak memakai bumbu pedas a
la makanan Mexico, terang Jamal. Mereka menyebut, salah satu makanan favorit
mereka adalah, masakan Padang.
“Tahu
ga, masakan Pedang (Jonathan seringkali salah menyebut “Padang” dengan
“Pedang”) itu sama eksotisnya dengan musik tradisi Bali, Jawa dan musik
Indonesia lainnya. Khas dan otentik,” jelas Jamal dan Jonathan.
Pada
kesempatan itu, Jamal dan Jonathan juga sepakat untuk kembali datang ke Medan satu
ketika nanti. Mereka tertarik untuk melakukan kolaborasi dengan Erucakra
Mahameru dan Irwansyah Harahap, selain dengan musisi tradisi Sumatera Utara
lainnya. Dasarnya bisa jazz, blues, progressive, tapi akan kental dengan nuansa
world music.
“World
Music itu begitu luas dan sangat terbuka untuk perkawinan berbagai peralatan
musik. Kita lihat saja di tahun depan, akan seperti apa hasil dari kolaborasi
kita nanti. Saya dan Jonathan, akan sangat senang untuk rencana tersebut,”
begitu kata Jamal dengan mata berbinar.
So, see you when I see you,
dude! /*
No comments:
Post a Comment