-repost-
Tulisan ini pernah dimuat di NewsMusik. Hasil dari live-interview
di program saya, #KitaBanget di Lite FM 105,8. Saya upload lagi, saat 2 hari
lalu, dengar kabar Jhody terkena serangan jantung dan dilarikan ke RS Pelni
Petamburan. Bro Jhody, lekas sembuh dan rokenrol lagi sama Edwin...
(17/Maret/2016)
Badut sirkus. Kudu lengkap kan? Coba liat ya,
biasanya badut di sebuah sirkus itu memang entertainer
lengkap. Itu kata T.Edwin MD. Kita
berdua memang entertainer maunya, ya macam badut sirkus itu tapi ga pake make
up, tambah Jhody. Dan apa rasanya
jadi badut bersama selama 25-an tahun?
Yang jelas, yang satu mengaku lebih sebagai
pemikir, konseptor. Yang satu lebih sebagai “aktor”nya. Nah keduanya lantas
memang merasa cocok untuk jalan berdua selama ini. Konsepnya memang begitu, 2
orang saja. Kata almarhum Ateng, pelawak kenamaan, kalau bertiga itu kebanyakan
nah berdua lebih pas. Itu yang diingat Jhody.
Jadi beginilah asal muasal dari duorpalsam ini. Eh paan tuh? Dua orang palanye sama! Mereka berasal
dari Institut Kesenian Jakarta. Ngampus
bareng. Namun, walau usia sama, tapi Edwin yang duluan masuk. Dan sebagai “senioren”
pernah dong, Edwin “ng-ospek” alias “memelonco” juniornya. Seru dan konyol juga
sih.
Satu ketika, cerita Edwin, Jhody numpang nginep di kamar kost-nya. Di
situ, ia bilang ke Jhody, bahwa ia itu homo alias gay. “Gw suka sama elo...,” kata Edwin ke Jhody. Dia mendekat dan Jhody
panik langsung mengambil stik softball
yang ada di situ, dan teriak,”Awas elo win. Ngedekat
ke gw, gw hajar!” Dan merekapun tertawa lebar, mengenang kejadian itu. Gw asli
panik waktu itu, kata Jhody.
Tertawa lebar, kencang. Nah ini die nih. Ketawanya
Jhody itu khas! Edwin tersepona eh maksudnya terpesona dengan suara tawa keras
Jhody,”Ga ada duanya, bro!” Maka karena itulah, mereka mulai coba jalan bareng
di dunia entertainment. Awalnya saat
Edwin duluan di Prambors. Belum jadi penyiar waktu itu, “Dan gw pun diajak
masuk, bukan juga jadi penyiar lho.”
Menurut Edwin, Jhody itu dari dulu sudah punya
band. Ya model band-bandan rock pop
gitu lah. Itu jadi cikal bakalnya Super
Bejo. Yang lantas memang menjadi identitas mereka berdua. Waktu itu, cerita
Edwin, grup Jhody itu sudah bikin demo dan menawarkannya kelabel-label
rekaman.Belum sukses.
“Gw lantas berinisiatif membantu. Ya gw bawa ke
Musica Studio. Eh mereka mau, tapi syaratnya gw juga harus ikut nyanyi!” Tambah
Edwin. Ini masalah besar, “Kan gw bukan penyanyi? Mana bisa nyanyi? Ya kata
mereka sih, pokoknya ngomong atau ngapain kek. Pokoknya gw harus ada juga.”
Maka dari itu, yang nongol Super Bejo.
Superbejo itu awalnya, ada alm.Cheny di gitar. Abhenk
di keyboard dan Kossin di drums.
Bassistnya, additional. Lalu berganti
formasi dengan Opan sebagai gitaris,
Lele bass dan Benke sebagai drummer. Mereka sempat merilis 3 album rekaman.
Kalau diingat, salah satu hits terkenal mereka adalah, ‘Gue Ingin”. Slow rock rada menyis-menyis
gitu deh. Dan sakti brayyy, kata
Jhody. “Lagu itu kan waduh sebelum tahun 2000 ya. Tapi sampai hari ini, masih
banyak orang yang inget. Apalagi di
daerah-daerah.”
Oh ya perihal nama Super Bejo. Edwin menjelaskan,
awalnya kita itu pakai nama Ejo aja. Ya, Edwin Jhody lah. Tapi ketemu dengan KD alias Kris Dayanti, eh dia ngusulin
udah pakai nama Bejo aja. “Ejo itu apaan? Bejo artinya kan untung. Bagus deh.”
Tambah Jhody. Ya jadilah kita pakai nama Bejo itu, ditambahin Super jadinya
Super Bejo. “Bejo jadi artinya bisa juga, Bersama Edwin dan Jhody kan?” Jelas
Edwin lagi.
Super Bejo sempat merilis album Pagi, Gue Ingin. Disusul Mupeng. Nah dari album itu, sempat
muncul lagu jenaka, ‘Nie Cen Tau’. Emang
bahasa Mandarin. Yang menulis lirik bahasa Mandarin itu, salah satu kenalan
Jhody yang kuliah di Sastra Mandarin.
Nama mereka berdua, melejit naik saat membawakan
acara wresterling alias gulat gaya
bebas profesional di sebuah stasiun televisi. Rating acara tengah malam itu terbilang tinggi sekali, pada saat
itu. “Bayangin, kita cuap-cuap itu di atas jam 12 malem bray. Tapi eh ternyata banyak yang nonton. Malah jadi kayak
acara wajib ditonton buat ABG2 waktu jaman itu. Makanya kita jadi langsung ngetop juga,” kata Jhody.
Etapi, ngemeng-ngemeng, berdua terus. Kapan
berantemnya? Edwin dan Jhody tertawa lebar lagi. Sering! Kata Edwin, Jhody itu
orangnya sensitif. Iya, dan Edwin itu suka cuek dan ngomongnya suka asal,
begitu timpal Jhody. “Kita sering lho ribut, tapi paling-paling 1-2 hari juga
beres. Udah baikan lagi. Kita ga betah ribut, ga bisa ga ngomong berdua
berlama-lama ternyata,” terang Jhody.
Mereka juga pernah pecah kongsi. Jhody dan Edwin
sepakat untuk bubar dan jalan sendiri-sendiri. “Ya sudah, kita sempat tuh
begitu. Tapi ujung-ujungnya kita baikkan lagi dan ternyata memang lebih enak
berdua. Justru bagus momen pisah sementara itu,” jelas Jhody yang diiyakan
Edwin.
Salah satu contoh konkrit, betapa mereka berdua beneran sehati, saat Edwin di akhir
Desember kemarin mengalami musibah. Ia cedera jari terputus karena belt di mobil tuanya, saat mobilnya itu
mogok di jalan tol. Menurut Jhody, orang pertama yang dihubungi Edwin sambil
kesakitan adalah dirinya. Jhody pun dengan sigap, menyebarluaskan berita
musibah itu kemana-mana. Ia terkesan terpukul juga dengan musibah sahabatnya
itu.
Jhody setelah musibah itu, sibuk berusaha
membangkitkan semangat sahabat dekatnya itu. Menurut Jhody, kita kehilangan handphone aja panik dan bisa sedih luar
biasa lha apalagi kehilangan anggota
tubuh? Jadi ia pahami kalau sahabatnya, Edwin itu, down karena kehilangan satu ruas jari manis dan kelingking sebelah
kanannya.
Memasuki 2014, sekaligus membangkitkan semangat
Edwin, akhirnya Jhody juga berikrar dan menyatakan ke publik bahwa seterusnya
ia hanya akan tampil berdua dengan Edwin. Mereka tidak bisa dipisah-pisahkan.
Terutama untuk MC dan penampilan panggung. Kalau untuk film dan sinetron
berbeda kasusnya, sulit untuk mengharuskan mereka tampil berdua.
Kegiatan mereka berdua, terakhir ini adalah
membentuk komunitas “penunggang roda dua”. Namanya Ahooy Geboy. Ahooy itu asyik-asyik aja, bersama-sama, persaudaraan,
begitu terang Jhody. Jhody dan Edwin menjadi Perdana Menteri di komunitas motor
tersebut. Mereka bersama 10 orang presiden, menjadi founder. Dan dalam waktu dekat di Januari ini,mereka akan merampungkan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Kemudian akan membuka pintu bagi
masuknya anggota-anggota baru, secara resmi.
Ini bentuknya persaudaraan sesama pengendara motor,
kata Jhody, yang lahir di Jakarta pada 25 Oktober 1970. Syarat untuk menjadi
anggota, menurut Edwin yang kelahiran Banda Aceh 14 Juli 1970, mudah saja.
“Harus memiliki sepeda motor, yang diberi nama. Dari jenis dan merk motor apa
saja. Yang penting ini, harus punya keunikan khas pada bentuk motornya. Ya
silahkan berkreasi pada motornya,” lanjut Edwin.
Sifat keanggotaan terbuka. Dan prinsipnya tidak
mengikat. Setiap anggota, boleh saja bergabung dengan komunitas motor lainnya,
misal pada komunitas motor jenis atau merk tertentu. Jadi, kata Jhody lagi, ya
kalau ingin ketemu dan jalan bareng ya silahkan. “Kalau pas sibuk dan ga bisa
ikut kumpul atau ikutan touring
misalnya, ga papa. Dan ini bukan untuk gagah-gagahan. Ini persahabatan dan
persaudaraan ke dalam dan keluar. Ke siapapun gitu,” terang Jhody.
Keduanya memang dikenal penggemar motor termasuk kategori
kolektor. Edwin juga menyukai mobil-mobil tua yang unik. Maka Ahooy Geboy
adalah sebuah aktifitas mereka berdua, bersama teman-temannya, untuk menikmati
hobi mereka. Sekaligus bergaul lebih luas, untuk asyik-asyik dan peduli juga
dengan sesama. “Jadi, ada misi sosialnya juga,” lanjut Edwin.
Dipastikan memang, mereka akan senantiasa berdua.
Berdua sebagai penghibur bangsa, begitu tegas Edwin. Jhody tertawa lebar dan
mengiyakan, “Iya, kami penghibur tepatnya. Bukan pelawak sih sebenarnya.”
Mereka juga tetap berencana untuk bisa merilis album lagi. Di tahun silam,
mereka sudah sempat merekam single, ‘Kapan Kawin’. Yang belum dirilis secara
resmi hingga saat ini.
Terakhir nih brothers,
mungkin ga sih kalian berdua berambut lagi? Edwin dan Jhody kembali tertawa
lebar dan ngakak keras. Rambut Edwin
itu keriting tapi ngacak dan kalau panjang dulu ya berantakan aneh, bukan jadi
kribo yang bagus, jelas Jhody. Nah kalau Jhody nih, rambutnya dulu memang
panjang lurus gitu, dan dia kayak males urus rambutnya, timpal Edwin. Mereka
berdua berambut panjang dulu, terutama saat kuliah.
Kalau disuruh gondrong lagi sekarang? Gileeee looo brayyy, ahoooy dah! Seru
mereka kompak berdua, tentu sambil tertawa ngakak. Sukses terus berdua! Karena
kayaknya, belum ada tandingannya nih format entertainer duo model kalian, braaayyyyy.... /*
No comments:
Post a Comment