Friday, March 4, 2016

EASY, From Bandung with Rock euy....


What about, Playin’ rock as Easy as you wanna do? Ieu teh kumaha, maksudnyah apah? Ok then, let me introduce you, EASY.
Kayak “I’m EASY like a Sunday Morning...”? Bukan, itu kan syair lagunya kang Lionel Messi eh maksud saya, Lionel Ritchie saat dengan Commodores. Nah yang ini Easy adalah kelompok band. Memilih warna rock. So, “not Easy”?
Rock mereka adalah pelampiasan dari enerji mereka, pelampiasan dari apa yang ingin mereka keluarkan.Apa yang ingin mereka sampaikan kepada publik pencinta musik. Ah, ini kok klise terdengar? Semacam, common sense? Tapi sejatinya begini,Easy memang rock.
Yoih, tapi kan banyak betul rock-band di sini saat ini. Rock nya Easy bagaimana? Sekeras apakah? Keras dong, namanya juga rock. Tapi mereka tak terlalu mengedepankan kebisingan semata. Musik bising, menyanyi dengan artikulasi growlin’, sehingga rada sulit ditangkap telinga, akan maksud dan tujuan mereka. Easy tidaklah ke arah situ.
Sejauh yang saya, saya beberapa kali menyaksikan penampilan mereka. Selain mendengarkan materi debut album mereka, adonan rock a la Easy itu masih relatif nyaman. Lumayan empuk di tangkap kuping, kupingnya banyak orang. Juga cukup menentramkan hati.
Etapi, tidak berarti, mereka sebetulnya pop-rock-band. Ga juga. Bukan secara eksplisit ke situ sih. Rock lewat gitar yang masih tegas, menjerit nyaring, melengking tinggi. 2 gitar pulak! Vokal keras dan tegas juga. Drums menderu melatari bersama dengan bass-line yang lumayan menonjol.
Rock band sejati sih, sort of “rock-guitar band”. Sesekali Mungkin bakal merasa ada hembusan 80-an nya. Lebih pada suasana, ataupun nuansanya. Pada bungkusannya. Detilnya, misalnya pada sound gitarnya, terutama pada soloing, sound-nya terasa lebih modern.

Dan oh ya, Easy adalah, Ahmad Farid (lead vocalist). Dengan 2 gitaris, Ivan dan Vicky Abdie Ardian. Kemudian Sansan Sena Surawijaya, drummer. Serta satu lainnya adalah, Rendhy Indrawan, sebagai bassist.
Termuda adalah Rendhy Indrawan, kelahiran 18 Januari 1991. Seumuran dengan Vcky Abdie Ardian, yang kelahiran 3 Maret 1991. Sansan Sena Surawijaya, kelahiran 24 Agustus 1989. Berikutnya, Ivan, kelahitan 17 Juni 1982. Serta, Ahmad Farid, kelahiran 25 Oktober 1982.
Masih muda semua. Enerjik. Penuh vitalitas. Juga tentunya, penuh semangat. Seperti, mereka bakalan dengan kompak bilang, akan ngerock terus bersama-sama untuk waktu lama. Tegas dan yakin lho! Asyiknya semangat mereka. Karena itu modal penting, bahwa mereka sadar untuk saling mendukung satu sama lain, saling mempercayai.
 
Mereka berawal dari kelompok bernama Wired, di sekitar tahun 2012, begitu cerita Farid, sang vokalis. Kemudian mereka menjadi Easy, pada 23 April 2015, sambung Rendhy dan Sansan. Sementara nama Easy itu, datang dari saya, kata Ivan gitaris.
“Kami setuju, karena kan maksudnya supaya segala sesuatunya di depannya, kami diberi kemudahan gitu. Insya Allah memang menemui kemudahan-kemudahan nanti,”ucap Vicky yang diiyakan Ivan dan Farid.
Adalah seorang Emil, yang mengajak mereka untuk lebih serius di musik. Karena Emil juga, mereka lantas bersepakat membentuk Easy. Oh ya, sebagian personil mereka juga kerap mendukung Emil dalam Daddy’s Day Out. Emil pada kesempatan lain mengatakan, ia optimis melihat musik dan lagu yang dihasilkan Easy. “Potensi mereka bagus, setuju ga masbaro?” Tanya Emil saat itu kepada saya.
Emil juga yang memberi mereka semangat untuk rekaman. Dan pada Desember 2015 sampai Januari 2016, merekapun menjalani masa produksi album. Latihan-latihan serius dulu, lalu melakukan rekaman secara live. Semua dilakukan di Jakarta. Artinya, mereka memang harus meninggalkan kota Bandung untuk saat itu.
Grup ini seluruh personilnya memang berdomisili di Bandung. Kami memang jadi harus sering mondar-mandir ke Jakarta, ungkap Farid. Tapi ya ga papa, kesempatan yang diberikan mas Emil, harus kami manfaatkan semaksimal mungkin dong, tambah Ivan.
Emil bertindak sebagai executive producer pada album berformat EP dari Easy itu. Mini album berisi 5 lagu orisinal karya mereka, akan diedarkan oleh record label baru, Daddy’s Records. Ada kemungkinan, menurut Emil, debut mini album Easy, akan diedarkan berbarengan dengan debut album dari Daddy’s Day Out.
Saat ini, mini album Easy, tengah dalam tahap finalisasi atau finishing saja. Ivan mengatakan, mini album Easy direncanakan akan diedarkan dalam waktu dekat ini. Tunggu saja tanggal mainnya, ucap Farid.
Easy juga telah melakukan serangkaian show di beberapa acara rock reguler, di Jakarta dan Bandung. Penampilan mereka tersebut, adalah tahapan awal untuk memperkenalkan diri, sekaligus menjadi pengalaman terawal mereka. “Kami jadi saling menjajaki kesolidan secara band. Sejauh ini, visi dan misi kami sama. Kami ingin maju sama-sama, sepakat untuk mengejar sukses,” ucap Farid diiyakan keempat Easy lainnya.
That’s why I’m Easy, aaah aah.../Easy like Sunday Morning//I wanna be high, so high/I wanna be free to know the things I do alright/I wanna be free/Just me.... kata lagu yang ditulis Lionel Ritchie untuk Commodores band-nya itu, dirilis tahun 1977. Lalu oleh Faith No More lagu itu dibawakan lagi, re-interpretasi, lalu masuk album dan dirilis awal 1993.

/*

No comments: