What about, Playin’ rock as Easy as you wanna do? Ieu teh kumaha, maksudnyah apah? Ok then, let me introduce you, EASY.
Kayak
“I’m EASY like a Sunday Morning...”?
Bukan, itu kan syair lagunya kang Lionel Messi eh maksud saya, Lionel Ritchie
saat dengan Commodores. Nah yang ini Easy adalah kelompok band. Memilih warna
rock. So, “not Easy”?
Rock
mereka adalah pelampiasan dari enerji mereka, pelampiasan dari apa yang ingin
mereka keluarkan.Apa yang ingin mereka sampaikan kepada publik pencinta musik.
Ah, ini kok klise terdengar? Semacam, common sense? Tapi sejatinya begini,Easy
memang rock.
Yoih,
tapi kan banyak betul rock-band di sini saat ini. Rock nya Easy bagaimana?
Sekeras apakah? Keras dong, namanya juga rock. Tapi mereka tak terlalu
mengedepankan kebisingan semata. Musik bising, menyanyi dengan artikulasi growlin’, sehingga rada sulit ditangkap
telinga, akan maksud dan tujuan mereka. Easy tidaklah ke arah situ.
Sejauh
yang saya, saya beberapa kali menyaksikan penampilan mereka. Selain
mendengarkan materi debut album mereka, adonan rock a la Easy itu masih relatif
nyaman. Lumayan empuk di tangkap kuping, kupingnya banyak orang. Juga cukup menentramkan
hati.
Etapi,
tidak berarti, mereka sebetulnya pop-rock-band. Ga juga. Bukan secara eksplisit
ke situ sih. Rock lewat gitar yang masih tegas, menjerit nyaring, melengking
tinggi. 2 gitar pulak! Vokal keras dan tegas juga. Drums menderu melatari bersama
dengan bass-line yang lumayan
menonjol.
Rock
band sejati sih, sort of “rock-guitar
band”. Sesekali Mungkin bakal merasa ada hembusan 80-an nya. Lebih pada
suasana, ataupun nuansanya. Pada bungkusannya. Detilnya, misalnya pada sound gitarnya, terutama pada soloing, sound-nya terasa lebih modern.
Dan
oh ya, Easy adalah, Ahmad Farid (lead vocalist). Dengan 2 gitaris, Ivan dan Vicky Abdie Ardian. Kemudian Sansan
Sena Surawijaya, drummer. Serta
satu lainnya adalah, Rendhy Indrawan,
sebagai bassist.
Termuda
adalah Rendhy Indrawan, kelahiran 18 Januari 1991. Seumuran dengan Vcky Abdie
Ardian, yang kelahiran 3 Maret 1991. Sansan Sena Surawijaya, kelahiran 24
Agustus 1989. Berikutnya, Ivan, kelahitan 17 Juni 1982. Serta, Ahmad Farid,
kelahiran 25 Oktober 1982.
Masih
muda semua. Enerjik. Penuh vitalitas. Juga tentunya, penuh semangat. Seperti,
mereka bakalan dengan kompak bilang, akan ngerock terus bersama-sama untuk waktu
lama. Tegas dan yakin lho! Asyiknya semangat mereka. Karena itu modal penting,
bahwa mereka sadar untuk saling mendukung satu sama lain, saling mempercayai.
Mereka
berawal dari kelompok bernama Wired,
di sekitar tahun 2012, begitu cerita Farid, sang vokalis. Kemudian mereka menjadi
Easy, pada 23 April 2015, sambung Rendhy dan Sansan. Sementara nama Easy itu,
datang dari saya, kata Ivan gitaris.
“Kami
setuju, karena kan maksudnya supaya segala sesuatunya di depannya, kami diberi
kemudahan gitu. Insya Allah memang menemui kemudahan-kemudahan nanti,”ucap Vicky
yang diiyakan Ivan dan Farid.
Adalah
seorang Emil, yang mengajak mereka
untuk lebih serius di musik. Karena Emil juga, mereka lantas bersepakat
membentuk Easy. Oh ya, sebagian personil mereka juga kerap mendukung Emil dalam
Daddy’s Day Out. Emil pada
kesempatan lain mengatakan, ia optimis melihat musik dan lagu yang dihasilkan
Easy. “Potensi mereka bagus, setuju ga masbaro?” Tanya Emil saat itu kepada
saya.
Emil
juga yang memberi mereka semangat untuk rekaman. Dan pada Desember 2015 sampai
Januari 2016, merekapun menjalani masa produksi album. Latihan-latihan serius
dulu, lalu melakukan rekaman secara live.
Semua dilakukan di Jakarta. Artinya, mereka memang harus meninggalkan kota Bandung
untuk saat itu.
Grup
ini seluruh personilnya memang berdomisili di Bandung. Kami memang jadi harus
sering mondar-mandir ke Jakarta, ungkap Farid. Tapi ya ga papa, kesempatan yang
diberikan mas Emil, harus kami manfaatkan semaksimal mungkin dong, tambah Ivan.
Emil
bertindak sebagai executive producer
pada album berformat EP dari Easy itu. Mini album berisi 5 lagu orisinal karya
mereka, akan diedarkan oleh record label
baru, Daddy’s Records. Ada
kemungkinan, menurut Emil, debut mini
album Easy, akan diedarkan berbarengan dengan debut album dari Daddy’s Day
Out.
Saat
ini, mini album Easy, tengah dalam tahap finalisasi atau finishing saja. Ivan mengatakan, mini album Easy direncanakan akan
diedarkan dalam waktu dekat ini. Tunggu saja tanggal mainnya, ucap Farid.
Easy
juga telah melakukan serangkaian show di beberapa acara rock reguler, di
Jakarta dan Bandung. Penampilan mereka tersebut, adalah tahapan awal untuk
memperkenalkan diri, sekaligus menjadi pengalaman terawal mereka. “Kami jadi
saling menjajaki kesolidan secara band. Sejauh ini, visi dan misi kami sama.
Kami ingin maju sama-sama, sepakat untuk mengejar sukses,” ucap Farid diiyakan
keempat Easy lainnya.
That’s why I’m Easy,
aaah aah.../Easy like Sunday Morning//I wanna be high, so high/I wanna be free
to know the things I do alright/I wanna be free/Just me.... kata
lagu yang ditulis Lionel Ritchie
untuk Commodores band-nya itu,
dirilis tahun 1977. Lalu oleh Faith No
More lagu itu dibawakan lagi, re-interpretasi, lalu masuk album dan dirilis
awal 1993.
/*
No comments:
Post a Comment