Bagaimana
seorang drummer, mengcompose musik, menulis lirik, bahkan
memproduseri albumnya sendiri? Begitu yang ditulis dalam press release mereka.
Hayo
bagaimana? Hayo, yang tahu, mohon angkat dua kakinya. Jatoooh doooong? Kan dua tangannya gelayutan di tiang besi? Ga bisa
jatuh kan? Kecuali kalau kelamaan ngegantung,
bisa ga kuat. Pegangan lepas, nyusruklah.
Sakit dong pastinya.
Iya
bagaimana? Lalu jawabnya, biarlah Riyandi
Andaputra dan Muhammad Iqbal.
Dua-duanya drummer muda. Yandi Andaputra, lahir di Jakarta pada 13 Juli 1996.
Iqbal, lahir di Tenggarong, 21 Maret 1992.
Pada
sekitar 6-7 tahun terakhir lah, kira-kira ya, tetiba bermunculan
drummer-drummer muda potensial. Nah
Yandi dan Iqbal adalah di antara nama muda yang bermunculan itu. Sebut
lainnya, sedikit saja ya, ada Exel
Mangare, Demas Narawangsa,
sampai drummer perempuan, Alsa.
Sebelumnya juga ada Echa Soemantri. Dan lain-lainnya. Karena terus saja
bermunculan. Mana jago-jago lagi.
Dimas Pradipta,
Jessilardus Mates sampai ada Grady Boanerges. Sedikit lebih tuaan
ada Sandy Winarta. Tambahinlah
beberapa nama lain tuh. Menarik juga, mereka kok ya bisa nongolnya rada
barengan.Surplus drummer dong? Bisa ya, bisa tidak. Tapi memang, kalau mau
dibilang banyak sih iya. Cuma, tetap ya, yang beredar namanya, ya yang bisa
gaul luas.
Iya
dong, kalau ga gaul, gimana mau diajak main sih? Dikenal juga ga kok. Hanya
tersebar gosip gitu ya, ada si “Anu” masih muda banget, mainnya ok. Eh si
“Badu” juga ok lho. Kalau hanya kabar-kabur selentingan, susah dong. Kudu ada
pembuktian.
Dengan
pembuktian, akan ketahuan kemampuannya gimana. Iya kan? Dengan tidak berusaha
beredar atau bergaul luas, ya pede aja sih, tentunya sulit orang-orang
mengetahuinya. Iqbal dan Yandi, terbilang gaul.
Gaul
banget. Yandimulai dari mana ya? Indro Hardjodikoro, salah satu yang
“menemukan” bakatnya tuh. Iqbal “ditemukan” dan “dibentuk” oleh eh bassis juga,
Bintang Indrianto. Dari situ, mereka berkelana, muncul dimana-mana. Diajak main
di sana dan di sini, mereka selalu bilang siap.
Baik
hati, peramah dan tidak sombong, itu salah satu kunci kesuksesan. Biar kata ya,
ada bejibun drummer-drummer muda yang
bermunculan, level skill-nya nyaris sepadan, kemudian memang ditentukan soal pribadinya
saja. Kepribadiannyalah yang nanti menentukan. Setuju?
Iqbal
dan Yandi, ini lantas bersahabat karib. Asyik juga melihatnya, kalau Yandi ga
bisa biasanya Iqbal yang gantiin. Begitu pula sebaliknya. Jadinya, banyak grup
band, ataupun proyek musik solo dari musisi. Termasuk band pengiring
penyanyi-penyanyi papan atas, drummernya ya pilihan antara keduanya itu.
Akhirnya,
mereka yang makin akrab dan dekat itu, muncul ide yang saling menyambut. Bikin
album saja. Solo album? Bukan begitu, ya berdualah yang rekaman. Bikin proyek
rekaman, dan juga show, dengan mengetengahkan keduanya. Belum pernah ada kan?
Paling ga di sini deh ya. Kalau sekedar menyelip, jadi atraksi tambahan di
sebuah show atau konser sih sering.
Mereka
sepakat membentuk kelompok musik baru. Konsepnya segar, unik dan berbeda. Ya, featuring on two drummers. Namanya, ya
sudahlah, simple saja, DUADRUM. Ide
ngeband bareng ini kabarnya muncul sejak dua tahun lalu. Ngobrol-ngebrel,
becanda-becindi sekian waktu. Masuk studio, melontarkan ide, disambut, jadi
lagu. Satu, dua dan terus.
Sampailah
di 20 Juli kemarin, mereka bisa merilis debut album mereka. Mengambil title, Bergerak. Semuanya adalah komposisi mereka berdua. Kesampaian juga
harapan mereka, bisa bikin lagu, ada lirik dan dinyanyiin orang. Lantas, lagu
itu bisa menghibur banyak orang. Sekali lagi,mereka drummer soalnya.
Bayangin
gini deh ya, drummer itu, biasanya pada blocking
panggung, pasti ada di sisi paling dalam. Udah relatif jauh, perabotan mereka
juga, bisa menutup muka mereka. Penonton ga bisa lihat. Ya ga sih? Tapi anehnya
nih, drummer itu kok ga perlu kalah dalam meraih simpati...fans-fans cewek?
Hehehehe....
Malah
banyak cewek itu, bisa tergila-gila sama drummer! Jauh, ga keliatan. Tapi
mungkin oho pukulan drumsnya itu terdengar jelas. Bisa jadi lho. Soalnya gini,
drummer itu penting, sosok yang permainannya bisa bikin enak lagu. Beat dari drummer, bisa menentukan
penampilan sebuah grup band itu asyik untuk ditonton dan disimak ga?
Tak
sebatas soal power dalam hal
pukul-memukul snare, tomtom, hihat sampai cymbals. Tapi bagaimana suara drums itu menjadi rhythm yang akan menegaskan sebuah lagu.
Lagu riang misalnya, bisa sedap untuk jogat-joget, untuk loncat-loncatan, kan
ya karena drummer. Lagu rock yang gahar, keras, bakalan jelas dan tegas ya
karena dentuman pukulan drummer....
Dalam
album perdana yang unik itu, DUADRUM didukung bintang tamu. Ini teman-teman
baik musisi juga. Endah N Rhesa, Che Cupumanik dan, memperkenalkan
bintang baru, Maryo Henc. Isi album
itu ada 9 tracks. Dan single mereka,
‘Bergerak’ dibuatkan klip yang memakai konsep tak kalah unik.
Ya
kudu mengimbangi dong. Menurut mereka, klip itu memakai tehnik tehnologi 3D Video mapping, yang membuat klip
tersebut jadi eye catching. Video
bisa ditonton di youtube, pada channel DUADRUM. Lagu tersebut dibawakan oleh
Maryo Henc. Visualisasi yang ditampilkan dinamis, disesuaikan dengan judul,
Bergerak.
Musik
mereka, dasarnya adalh funk rock. Tapi tentu saja dikembangkan kemana-mana.
Sehingga bunyian dari 9 karya mereka nampak ada kesan variatif. Musik itu nampaknya
pas dan cocok dengan enerji keduanya. Sesuai betl dengan apa yang mereka ingin
sampaikan ke khalayak.
Mereka
berdua berkeinginan lagu-lagu dan penampilan mereka, bisa menghibur masyarakat
luas. Siapapun dan dimanapun. Bukan sekedar mejadi inspirasi baru bagi
drummer-drummer muda saja. Tapi dapat memotivasi generasi muda. Untuk
semangat berkarya, berusaha, positif
dalam hidup. Hidup ini menyenangkan, penuh dengan keindahan,
maka...bergeraklah! Ya kira-kira sih gitu. Ya ga, Iqbal dan Yandi?
Mumpung
masih muda, keluarkan ide dan gagasan-gagasan spesial. Jangan takut gagal.
Mereka berdua itu sudah membuktikannya. Baik sebagai pribadi, dan kini mulai
melangkahkan kaki bersama-sama.
Oh
ya, mereka juga didukung musisi lain. Apalagi untuk penampilan di atas panggung.
Nah on stage, mereka memang akan
langsung menarik perhatian. Spotting
adalah dua set drums, yang dipasang berhadapan. Tapi lihat, mereka hanya
menggunakan satu bass-drum di
tengah-tengah. Bass drums itu, dipilih ukuran 22’, mereka mainkan dari sisinya
masing-masing, jadi ya sebagai batas dari dua set drums yang mereka pakai.
Set
drums keduanya sedikit berbeda. Peralatan Iqbal, ditambah percussion-tools. Macam cowbell,
tambourine dan cymbals effects.
Dengan 2 snare, 10’ dan 14’. Sementara Yandi memakai snare, hihat, floor tom, tomtom dan cymbals.
Dalam
rekaman, mereka didukung eman-teman musisi lain seperti Vian dan Shadu Rasjidi
untuk bass. Agung Munthe (keyboard
dan synthe-bass), Yankajy Nugraha dan
Ticco Laksana (gitaris). Serta brass
didukung Jordy Waelauruw dan Tommy Pratomo.
Kalau
untuk show di panggung, konsepnya tetap band. Mereka mengajak Yankjay sebagai
gitarisnya, Vian sebagai bassis, Agung Munthe dan Marthin Siahaan sebagai kibordis. Dan didukung Maryo Henc,
vokalisnya. Ini yang menarik, buat saya ya, bahwa mereka tetap nge-band.
Atraksi dua-drummer sebagai sentral permainan mereka, tidak lantas berdiri
sendiri. Bukan atraksi dua drummer main bareng begitu saja. Mereka bawakan lagu
jadinya.
Belum
pernah sih yang begituan kayaknya. Iya kan, seinget saya belum ada. Kalau
atraksi-atraksi dua drummer, saling beradu, solo, dengan set drumsnya
masing-masing, yang begituan sudah sering. Ngeband, dengan drums, dengan set
masing-masing, terpisah, ya biasa. Kata kerennya, ah itu mah terlalu mainstream.... Ceileeee!
Ini
beda. Ah, kreatif juga dua anak muda ini. Hahahaha. Kerenlah. Terobosan baru
tuh. Kece dah! Jadi, begitu liat
penataan panggung mereka saja, blocking atau spottingnya kan, ya sudah pasti
segera mengundang curious orang.
Apa-apaan nih, ada satu drums set eh dua, tapi digabungin gitu kok? Maksudnya
apa sih?
Yang
jelas sih, mereka jadinya lebih terlihat jelas oleh penonton kan? Penonton juga
bisa menikmati pukulan-pukulan kedua tangan mereka di atas peralatan drumsnya,
serta injakan kaki-kaki mereka di pedal bass drum nya. Kelihatan langsung gitu.
Mereka
sudah sukses juga lho, mengguncang publik penggemar musik negeri jiran. Mereka
itu menggoyang betul acara festival jazz di Kuala Lumpur, Youth Jazz Festival, pada beberapa bulan silam.
Baik
Yandi maupun Iqbal mengatakan, ini adalah proyek kolaborasi mereka berdua yang
serius. Pengennya bisa berlangsung lama, terus, jangan mejadi proyek yang
“iseng-iseng berhadiah”. Mereka sih ga mau begitu.
Baguslah,
ya ga? Jangan jadi satu album, lalu “bubar” begitu saja. DUADRUM, memiliki
potensi untuk menyalurkan enerji baru dan berbeda, bagi para penonton dan penggemar musik tanah air. Keunikan
mereka, harusnya bisa ditonton lebih banyak lagi orang.
Mereka
berkeinginan memang untuk lebih sering lagi bisa tampil bersama. Mereka
menunggu kesempatan untuk bisa memeriahkan acara-acara musik dimanapun, mau
acara jazz atau acara musik lainnya. Kita lagi semangat banget nih oom, begitu
kata Iqbal. Aku dan Iqbal, lagi gatel-gatel
banget nih untuk bisa sering main bareng.
Ok
deh, oom sudahi dulu tulisan ini ya. Pesan oom sih, good luck! Terus positif, terus semangat! Salam hormat oom untuk
orang tua kalian masing-masing... Aslik, nulis saya sebagai “oom”, aaah gimana gitcuuu. /*
No comments:
Post a Comment