Jam
9 pagi, lewat sedikit. Sudah tiba di
belakang panggung Galeri Indonesia Kaya.
Tepatnya, mau masuk ruang rias. Ternyata, Sruti Respati sudah datang duluan.
Jadwalnya
pagi itu, ini kita janjian. Sruti akan memulai proses tata rias wajah dan
rambutnya,jam 9-an.Dikarenakan,sang perias, Kak Joe, harus pergi ada janjian lain jam 11-an. Waktu 2 jam itu
sudah cukup, kata Sruti.
Oh
ya, hari itu, Sruti Respati akan tampil di acara Dongengan – Musim Keroncong
Sruti Respati, Indro Hardjodikoro di hall Galeri Indonesia Kaya. Jadwal
pentasnya adalah mulai jam 15.00-an.
Saya
mendapat jadwal, via message sehari
sebelumnya, rias jam 9. Kemudian jam 11-an
Sruti dan Indro bersama band-nya, akan melakukan sound-check. Setelah istirahat makan siang bersama, jam 13.30, akan
dilakukan runthru.
Saya
kepengen memotret Sruti sejak ia melakukan proses rias. Disetujui oleh Sruti
juga Dara Bunga, ini asisten pribadi
Sruti yang mengurus seluruh jadwal pentas Sruti. Maka dari itu, mereka meminta
saya untuk bisa datang dari jam 9-an pagi. Syukurlah, tepat waktu. Jalanan
lowong soalnya....
Saya
mengenal dekat Sruti itu sejak sekitar 7 atau 8 tahun silam. Diperkenalkan oleh
Bintang Indrianto, sahabat saya yang
bassis itu. Saat itu dalam kaitan Bintang tengah mempersiapkan solo album
Sruti. Bintang menjadi penata musik atau produser, sekaligus juga penata rekam.
Nah
sejak itu, saya seringkali menemani Sruti, untuk ia berpentas di beberapa
acara. Macam-macam sih. Dan Sruti yang pegawai negeri sipil di pemerintah kota
Solo ini, memang tak sebatas hanya tampil di acara keroncong atau menjadi
sinden.
Yang
saya kenal itu, Sruti yang aktif dan open-mind.
Maksudnya ia terbuka untuk melakukan kolaborasi, teristimewa lintas musik. Ia
mampu, itu penilaian saya. Maka saya juga tak segan ikut mendorongnya maju.
Ia
lantas tampil di acara-acara jazz. Yang bersama saya saja antara lain di Java Jazz Festival, dengan Akordeon feat. Ricky Johanes, Fadly “PADI”,
Margie Segers dan Sruti. Lalu saya
juga membawanya keliling. Antara lain meneruskan kolaborasinya dengan Akordeon,
yang dipimpin Bintang Indrianto itu. Tampil di North Sumatra Jazz Festival, di Medan. Tampil pula di World Jazz Festival di Bandung.
Selain
itu tampil di New Friday Jazz Night
di Pasar Seni Ancol. Lanjut lagi tampil di Bentara
Budaya Jakarta. Saya juga sempat mengemas penampilannya sedikit berbeda,
dengan membentuk kolaborasinya dengan Emerald-BEX
di Solo City Jazz.
Nah
kan beberapa tahun saya kerapkali bersamanya, saya belum pernah melakukan
pemotretan “khusus” backstage. Kalau
foto-foto panggungnya, oho sudah tak terhitung lagilah ya. Tapi foto, sebelum
pentas, ia sedang dirias, itu belum pernah.
Jadinya,
begitulah. Saya sudah di-“booking” oleh Sruti dan Dara Bunga Rembulan di
Keremangan Malam nan Indah, aha hahaha....bukan itu kok namanya. Becanda! Iya,
saya sudah diminta Sruti untuk menemaninya lagi, untuk beberapa acara di
Agustus dan September.
Salah
satunya, yang pertama di Agustus, ya di Galeri Indonesia Kaya itu. Begitulah,
terlintaslah keinginan bikin sesuatu yang rada lain. Maka saya ajukan usulan
itu, eh diterima dengan sukacita. Makanya, saya tuh bela-belain jam 8 pagi jack, udah keluar rokum eh rumah!
Konsep
sederhana, ya foto-fotoin proses tahapaan Sruti berias saja. Ambil foto suasana
di kamar rias itu. Mungkin nantinya bisa dilanjutkan kegiatan lain, yang masih
suasana sebelum konser. Eh foto saat ia manggung sih, ya tetap akan saya
lakukan.
Saya
hanya pergunakan lensa standard untuk
sesi memotret belakang panggung Sruti kali ini. Satu sajalah. Walau ada lensa
panjang yang saya sertakan dalam ransel kamera saya. Lensa tele itu, hanya untuk backup,
siapa tahu saya perlukan nanti.... Sapa tahu nanti saya mood buat ganti lensa.
Yoih,
saya lagi mood-nya dengan lensa standar yang zoom. Cakupan zoomnya lumayan lebar juga, dan itu sudah cukup banget buat saya.
Ga bawa flash, cukup mengandalkan
built-in flash camera Nikon saya sajalah. Memangnya, saya punya flash Nikon
gitu? Siapa bilang, saya punya flash? Hihihihi....
Ya
suasana ruang rias, lumayan ramai. Awalnya sih Sruti dan kak Joe hanya ditemani
oleh family Sruti yang juga dari Solo, suami istri. Jadi,kami hanya berlima. Lewat
sedikit jam 10-an, datanglah Dara Bunga Rembulan di Kerema.....eit sudah,
sudah. Iya Dara datang dengan sang suami dan bayinya yang lucu.
Suasana
jadi tambah ramai. Saat Dara datang, proses rias sudah hampir rampung. Mulai
dari tata rias wajah, yang mana ditangani penuh oleh perias. Lanjut ke penataan
rambut, menyiapkan rambutnya untuk pemasangan sanggul. Kalau urusan rambut,
Sruti lebih banyak melakukannya sendiri.
Kan
saya terbiasa lakukan sendiri, kalau tak ada perias yang bisa membantu, ya saya
bisa juga sendiri. Itu ucap Sruti. Dulunya sih, memang saya tahu persis, Sruti
terbiasa melakukan rias wajah dan rambutnya sendirian.
Mendekati
jam 11 siang, datanglah Indro Hardjodikoro dan istrinya, Naya. Indro teryata
sudah siap melakukan sound check final, dimana para musisi pendukungnya sudah
hadir seagian.
Pada
acara itu, Indro mengajak serta Dony
Koeswinarno (saxophone dan flute), Wawan
(cello), Ucenk (cuk, ukulele) dan Yankjay Nugraha (gitar). Ada juga dua
musisi muda, Grady Boanerges
(drummer) yang asal Bali. Serta kibordis, Stanley
Khoewell yang dari Bandung. Kedua musisi muda itu, agak sedikit telat
datangnya.
Oh
ya, juga ada bintang tamu spesial, Margie
Segers. Tante Margie, ya harusnya dipanggil memang “tante” lah, tapi
acapkali ia suka “bete dikit” kalau saya panggil dengan tante itu. Makanya,
sering juga saya panggil dengan mbak saja.Mbak, tapi kan Ambonese?
Margie
Segers, yang emang Ambon tapi juga berdarah Jawa dan campur Belgia itu, datang
lewat jam 12 siang. Macet dan telat jemputannya datang, begitu ia memberi
alasan. Bisa dimaklumilah, kan hari Minggu juga itu? Hari ibadah kan?
Untungya
Margie tak memerlukan lagi tata rias, ia sudah melakukannya sendiri di rumah.
Ia datang, dengan suaminya, bahkan sudah lengkap berkostum. Ia berkebaya modern
atasannya,bawahnya oho...celana sobek-sobek lho, model legging gitu! Sadaaaap!!!
Hahaha,
ini kali ketiga kayaknya saya melihatnya berkebaya. Jadi memang, saya ingat
betul, yang meminta Margie Segers nan legendaris itu berkebaya adalah, yaeeelaaaa sapa lagi kalau bukan,
Bintang Indrianto! Hihihihi. Ia pun sempat berucap, Dion gw berkebaya lagi nih,
jadi inget dulu pertama kali di Bandung ya....
Margie
sempat juga melakukan sound check. Sesaat. Karena setelah itu, mereka
bersepakat untuk break makan siang
bersama. Jelang jam 13.30, Sruti dan Margie serta Indro dan para musisi, sudah
siap lagi di panggung untuk melakukan runthru. Hal itu adalah, melakukan
latihan terakhir, dan sesuai rundown.
Juga
tampil di kesempatan gladi bersih itu, Kak
Rhesa degan boneka Otan-ya. Kak Rhesa akan tampil sebagai selingan di
tengah acara, bercerita atau mendongeng. Tapi penampilan kak Rhesa itu “menyatu”
dengan musik juga. Artinya, giliran mendongeng nanti, seluruh musisi tak perlu
silam, atau turun dari panggung.
Saat
melakukan runthru, Sruti sudah lengkap berkebaya, sebagai kostum panggungnya.
Dengan kain batik, sebagai bawahannya. Jam 14.50, gladi bersih selesai dan
areal dalam hall itu, dibersihkan untuk persiapan menerima para penonton masuk.
Persis
jam 15.05, pintu masuk untuk penonton dibuka. Dan sekitar 200-an penonton yang
ada, dengan tertib masuk dan memilih tempat duduk yang ada. Dalam sekejap,
seluruh tempat duduk yang ada terisi penuh semua.
Dan
saat jam menunjukkan 15.25, sepasang penari tampil, sebagai pembuka acara.
Tarian pembuka itu, langsung diikuti dengan penampilan Sruti dan Indro Hardjodikoro
dan band. Lagu pertama sebagai pembuka adalah, ‘Selendang Sutra’.
Dalam
kesempatan acara tersebut, Sruti dengan kelompok musiknya Indro Hardjodikoro,
beserta Margie Segers, membawakan 7 buah lagu.
Ada
beberapa pihak, teman-teman dekat yang ikut mendukung pementasan itu. Antara
lain, Eko Nobel dan Iqbal, ini dua teman saya di iCanStudioLive nih. Tapi
mereka berdua, sudah mengundurkan diri dari studio tersebut. Mereka membantu
perkemanan gambar dan suara, juga memotret.
Untuk
materi tayangan multimedia, turun tangan membantu, Damar Hatmadi. Oh ya, diatara penonton, terlihat ada produser dan
jingle-maker, Ari Dharmawan. Serta
juga, penyanyi cantik, Fryda Luciana.
Juga ada drummer muda, Muhamad “Yo”
Iqball dengan pasangannya.
Acara
ini berakhir sekitar jam 16.35. Diakhiri, suana riuh foto-foto di sana-sini.
Biasalah ya, acara “wajib” tuh. Sebuah tontonan yang berbeda, dan menyegarkan
sih. Sering-sering deh ya.....
Oh
ya, selanjutnya nanti ada acara lain, dimana saya akan kembali menemani Sruti.
Di Prambanan, di Agustus ini. Dan di Solo, di September mendatang. /*
No comments:
Post a Comment