Tak
terasa, eh sudah masuk tahun ke-6
saja. Perjuangannya jack, oala...ga usah diomongin deh. Bikin jazz, mana skala fesival,
dan di Medan! Itu butuh keberanian
ekstra. Medan bukan kota jazz, bro.
Nekad bener!
Tapi
ya gitulah, kan karena kesepatan kerjasama saja dasarnya. Saya bersama Indrawan Ibonk. Dan dengan pasangan suami-istri yang tinggal di Medan, Erucakra Mahameru dan Arsyadona Mahameru. Kami berempat
menyepakati, untuk bersama-sama menggelar festival jazz, yang harus punya
karakter tersendiri, khas. Dan yang paling penting, bikin bukan untuk hanya 2
atau 3 tahun saja. Lantas bubar.
Jangan
mengandalkan dana dari pemerintah daerah, juga pemerintah pusat. Akan runyam
nantinya, kalau tetiba dana distop. Banyak festival jazz di Indonesia, akhirnya
terhenti begitu saja, ya karena “kasus” dana yang dihentikan itu.
Belum
lagi bakal kena cibiran juga. Kok festival jazz, didukung pakai dana APBN atau
APBD, kenapa bukan memberikan support atas musik tradisi kita sendiri? Sensitif
jadinya.
So,
balik deui ke NSJF. North Sumatra Jazz Fetival. Ini namanya
ide dari Erucakra Mahameru. Saya setuju. Lucuk jugak! Kayak North Sea Jazz
Festival aja kan, singkatannya? North Sea itu kan festival jazz di Den Haag,
yang jadi pemicu lahirnya Jakjazz di sini.
Ok
then. Tahun ini memang beda description antara kami berempat.
Biasanya, tiap tahun, saya yang handle
all-talent. Kuratornya saya dan Erucakra. Saya yang kontak, pendekatan, deal sampai tanda tangan kontrak.
Satu
jalur, satu “pos” saja. Biar urusan riders
juga bisa beres. Saya tinggal koordinasi dengan pihak supplier sound-backlines nya. Ngobrolin, yang ada atau tidak ada,
kalau tak ada lalu diganti dengan apa. Saya juga lantas membuat stage-plotnya.
Nah
tahun ini, urusan talent dihandle oleh Erucakra dan Arsya langsung. Merekalah
yang tetiba mendapatkan Krakatau-Reunion.
Belakangan, tak sampai 3 minggu sebelum Hari-H, mereka juga mendapatkan Jeff
Lorber. Jeff Lorber itu ditawari oleh Dwiki
Dharmawan, karena Erucakra memang pengen banget. Jeff bisa ke Medan.
Phil Yoon
lebih dahulu yang memberikan konfirmasi. Saya setuju saja. Iya, Arsyadona itu,
setiap memperoleh kepastian, tetap sih mengabarkan ke saya juga. Saya mah
setuja-setuju saja. Krakatau-Reunion gitu lhoooow.... Wah, temen-temen baek
banget sejak lamaaaaa pan?
Kalau
soal Jeff Lorber, saya setuju. Saya
juga suka, lha punya kasetnya kok. Itu mulai dari jaman Jeff Lorber Fusion, udah saya beli kasetnya! Dia kan tokoh fusion
jazz juga, salah satu ikon penting di 80-an. Tapi gini, saya kawatir, Jeff
Lorber rasanya tak dikenal oleh orang awam. Kalau bukan pecinta jazz “tulen”,
terutama yang suka banget fusion 80-an, rasanya ga kenal nama itu.
Saya
jadi tertarik banget, lebih setuju, ketika dapat info bahwa Dwiki lantas mengajak
para musisi muda. Jadi formatnya kolaborasi gitu. Jeff Lorber ditemani para
musisi muda. Ya Echa Soemantri, Ricad
Hutapea dan Barry Likumahuwa.
Wah, itu 3 musisi muda yang banyak penggemarnya! Mainnya juga asyik banget!
Jadi,
saya setuju. Dan saya pikir, ketiga nama muda itu, “bisa dijual”, untuk
menjaring penonton lebih banyak. Malah lebih potensial ketiga nama musisi muda
itu, bahkan dibandingkan Jeff Lorber. Terutama dari kalangan muda. Saya yakin
itu. Lalu dikabarkan juga, Dwiki nanti akan ikut main, juga Erucakra. Saya
pikir, oh jadi keduanya akan ikutan, mungkin jammin’ kan?
Soalnya
keduanya itu, akan tampil dengan grupnya masing-masing? Maka, Dwiki juga titip
pesan, mohon rundown diatur, supaya
Jeff Lorber jam mainnya jangan berdekatan dengan Krakatau-Reunion. Karena nanti
akan “ga enak ati” ya. Juga tentunya,Dwiki “kelelahan”, kalau langsung main
dengan Krakatau juga.
Erucakra
juga kan harus main dengan grupnya sendiri, C Man? So memang “pe-er” juga. Lha yang main hanya 4 band doang?
Gimana baiknya ya? Krakatau Reunion, pasti dong di penutuplah. Meletakkan Jeff
Lorber di depan, sayang juga, musiknya kan rada funk gitu Ini nih serunya.
Iya
yang atur rundown juga saya. Ibonk,
menghandle soal produksi juga fasilitas venue. Begitulah bagi-bagi tugasnya.
Arsya menghandle sponsorship, cari sponsor dan dana. Erucakra lebih sebagai
kurator bersama saya.
Mengatur
urutan penampil, memang pe-er serius. Saya pribadi menghindari, adanya kesan “banci
tampil”. Untuk musisi yang pada satu acara, apalagi khusus skala festival, yang
main di lebih dari 1 band. Soalnya, bisa juga dianggap, emangnye kagak ade musisi laen?
Artinya,
saya tanpa diminta pasti berupaya menghindari, adanya penampilan satu dua
musisi tertentu, yang main di beberapa band gitu. Lalu mainnya berdekatan. Tapi
masalahnya, NSJF 2016 kan hanya akan diisi 4 performers saja.
Saya
pikir, ga selalu musisi yang tampil di beberapa band, pada satu acara, adalah
hal yang “negative”. Karena bisa saja, akan menghasilkan tontonan yang lain
lagi. Apalagi musisinya termahsyur, artinya musisi mumpuni. Sekelas Dwiki
Dharmawan gettoooo. Juga Erucakra
Mahameru.
Saya
awalnya, membuat rundown begini. Pertama main Jeff Lorber collaboration. Lalu Phil Yoon. Kemudian Erucakra & C Man.
Ditutup oleh Krakatau Reunion. Saya maunya, begitu mulai NSJF 2016 ini,
langsung tinggi “tensi” acara. Digebrak sama musik fusion-nya Jeff Lorber itu.
Turun sedikit dengan warna bebop agak
swing dari Phil Yoon. Erucakra dan C
Man nya, menaikkan lagi suhu pertunjukkan, dengan neo progressive fusion nya.
Tapi
lalu Erucakra kasih masukkan, jangan Jeff Lorber deh yang jadi pembuka. Padahal
saya pengen, emang “agak jauh” dengan Erucakra dan C Man dan Krakatau. Itu juga
sesuai rikues Dwiki, bukan? Tapi saya menerima usulan Erucakra. Maka pembuka
adalah Phil Yoon Group.
Sampailah
pada kesempatan sound check. Setelah rigging naik, lighting juga terpasang. Dengan backlines
dan sound ready for use. Oh ya,
lighting-nya juga saya yang rikues kebutuhan lampunya. Sayangnya, saya tak
punya banyak waktu, untuk juga plotting
lampu dan spotting. Saya hanya kasih
konsep dasar, perlu lampu ini, itu dan inu.
Nah
langsung dimulai dengan Krakatau Reunion, dari pagi hari. Loading alat-alat
mereka dulu. Lalu line check dan
dibunyikan. Mas Donny Hardono memimpin
langsung, dengan tim Krakatau Reunion turun tangan penuh.
Selesai
Krakatau, break makan siang. Setelah
itu adalah gilirannya Jeff Lorber bersama grup band kolaborasinya itu. Oh ya,
mereka itu hanya sempat satu kali saja latihan di Medan. Lagu-lagu disodorkan
sendiri oleh Jeff Lorber, via email dengan komunikasi hanya dengan Dwiki
Dharmawan. Dwiki lah yang menyebarluaskannya ke para musisi pendukung.
Saat
latihan, di malam sebelumnya itulah, ternyata konsepnya “berubah”. Lha, Dwiki
dan Erucakra, main full di semua
lagu! Tidak jammin’ hanya di 1-2 lagu
saja. Ya sudahlah. Padahal saya pikir, bagusnya Dwiki dan Erucakra itu, nanti
diperkenalkan belakangan sebagai very
special guest gitu lho. Ya yang mainnya, mungkin di 1-2 lagu terakhir saja.
Ternyata Jeff memutuskan hal berbeda.
Persoalan
kemudian timbul nih. Jeff Lorber, meminta drums set Echa lebih dekat dengannya.
Ia menunjuk drums set untuk Gilang saja yang dipakai. Echa jelas menolak,
karena ada masalah endorsement. Echa
itu membawa drums set sendiri, dari brand
yang meng-endorse dia. Sementara drums set Gilang itu, berbeda. Beda merk-nya
Ok,
tak hanya di situ. Echa memasang setting khusus untuknya saja. Iapun lantas
enggan share drumsnya dengan drummer
lain. Saya pikir juga, setting-an
drums Echa spesifik, sulit dipakai oleh Phil Yoon dan Rusfian Karim, dua drummer lainnya.
Well,
akhirnya diputuskan, harus ada drums set ketiga, yang bisa dipakai kedua
drummer “tersisa” itu. Persoalannya,stage sudah relatif sesak. Bayangkanlah, plotting sudah di-marking, ada 2 titik kibordis. Yaitu untuk Indra Lesmana dan Dwiki
Dharmawan. Ada juga grand piano untuk Myoungguh
Lee, pianis Phil Yoon Group.
Piano
itu lalu juga akan dipakai pula oleh Jeff Lorber. Jeff sendiri juga menggunakan
Motif – 8 sebagai electric piano. Motif 8 dan dengan keyboard-synthesizer set untuk Dwiki dan Indra, dibawa langsung
oleh Donny Hardono, dari DSS studio
Jakarta, miliknya sendiri.
Drums
set untuk Phil Yoon dan Rusfian Karim dari C Man sudah tersedia, dari pihak Happy Sound Medan. Persoalan belum
selesai. Karena mixer untuk FoH itu terbatas channelnya. So, channel untuk
tambahan drums sebenarnya tak ada lagi.
Mau
tak mau, harus ada pindah dengan cepat miking drums. Karena melihat persoalan
itu, saya coba ambil jalan keluar, Jeff Lorber balik ke jadi pembuka saja. So,
ga ada “acara” pindahin buru-buru miking
drums. Abis Echa dengan Jeff Lorber main, berarti langsung ke set drums untuk
Phil Yoon dan Rusfian Karim kan?
Ndilala coy,
Jeff Lorber ogah pindah ke jam pembuka! Ahay. Saya dibantu Riva Pratama, yang saya ajak dari Jakarta sebagai stage manager. Akhirnya ya mau tak mau,
saya putuskan saja, ya mainkan sesuai
rundown asli. Soal perpindahan buru-buru
miking drums, ya sudahlah jalani
saja.
Selesai
deh ya? Ya buat saya, sudah last minute
begitu. Show must go on. Do the best. Welly Tangkulung dari Happy Sound setuju untuk menjalankan hal itu.
Kebetulan Welly, sebagai juragannya Happy Sound, yang juga akan menjadi sound
engineer untuk Phil Yoon dan Erucakra. & C Man.
Soal
stage plot atawa blocking, saya sudah bersepakat dengan Welly Tangkulung. Bahwa
yang diutamakan, priority adalah
Krakatau Reunion. Selesai Krakatau mnentukan blocking-nya, performers lain
plottingnya akan menyesuaikan saja. Itu agar mudah saja, biar lancar. Maka saya
dan Riva, memang “melepas” saat Krakatau Reunion loading alat-alatnya, melakukan plotting sampai saat sound check.
Sementara
mas Donny Hardono, akan turun tangan juga sebagai sound engineer, tentunya bagi Krakatau-Reunion yang memang
dipimpinnya. Dan juga menjadi penata suara untuk Jeff Lorber..
Apapun
yang terjadi, masalah demi masalah harus bisa diatasi. Acara harus berlangsung.
Jam sound chck memang molor hingga lebih dari 2 jam. Rencana saya, sound check
bisa sampai jam 16.00-anlah. Phil Yoon Group akan melakukan sound check
terakhir, dan punya waktu cukup sebelum showtime.
Saya mengaturnya, Phil Yoon Group tampil mulai 19.10. MC akan membuka acara pas
jam 19.00 wib.
Begitulah,
keterlambatan terjadilah karena urusan harus mengangkat drums set ketiga itu.
Tapi ya harus dijalankan saja. Bersyukurlah Riva sigap membantu sepenuhnya.
Juga kerjasama yang baik dengan pihak Welly Tangkulung dan tim Happy Sound nya.
Alhamdulillah,
selesai juga. Walau mepet waktunya.
Akhirnya,
NSJF 2016, bisa dibuka jam 19.15 WIB. Telat sedikit deh, resikolah ya. Jalannya
acara festival itu, syukurlah terbilang cukup lancar. Memang terjadi sedikit
molor, ya karena perpindahan miking drums itu. Dari set drums untuk Phil Yoon
ke Echa. Lantas balik lagi ke set drums ketiga, yang akan dipakai Rusfian
Karim.
Pejabat
Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry
Nuradi hadir juga menyaksikan acara, dan sempat melakukan speech singkat. Ia sempat
menyaksikan penampilan Erucakra Mahameru & C Man dan hingga Krakatau
Reunion selesai melakukan shownya.
MC
yang dipakai adalah Kathy Natasya Hansen.
Lumayan lincah dan benar-benar berpegang pada Q Card yang saya buat. Jadi amanlah. Walau ada permintaan “khusus”
dari Rudita, staf pribadi Dwiki Dharmawan, untuk jangan lupa menyebutkan
program Pesona Indonesia Kementrian Pariwisata, sebagai sponsor yang penting.
Ya,
itu semua ada dalam Q-Card sih. Jadi memang Kementrian Pariwisata yang memungkinkan
Krakatau Reunion bisa datang memeriahkan NSJF 2016. Juga belakangan mendukung
pula Jeff Lorber. Seru juga melihat “hyper-active”nya
Rudita dalam “men-service” Kementrian
Pariwisata. Saya terpikir, tahun mendatang mungkin ia bisa dijadikan MC saja.
Lucu kali ya....
Ah
becanda kok. Eh lalu shownya sendiri gimana? Ya seperti saya bilang di atas
itu. Lumayan lancarlah. Phil Yoon tampil. Relatif sama dengan penampilannya di
tahun lalu. Tapi Phil Yoon kali ini, menyertakan vokalis perempuan, Ahhye Cho.
Ketika
Phil Yoon memulai penampilannya, venue di Santika Dyandra Convention Centre
itu, baru terisi kurang dari setengah kapasitasnya. Penonton belum banyak. Tapi
setelah Phil Yoon tampil, kursi penonton sudah terisi lebih dari setengah
kapasitasnya.
Nah
mengenai jumlah penonton nih. Kelas tiket 100.000 dan 250.000, berhasil terjual
habis. Kelas tiket berharga 500.000 itu terjual lebih dari tiga perempatnya.
Kemudian yang 750.000 terjual sekitar setengah dari jumlah yang dijual.
Sementara kelas Platinum seharga 1.000.000, terjual hanya sekitar 30 lembar
saja.
Penjualan
tiket ini juga persoalan unik. Ternyata publik Medan, tak begitu terbiasa
dengan pembelian tiket early bird.
Mereka lebih suka membeli, mendekati hari pelaksanaan acara. Saya lihat,
sekitar 3-4 hari sebelum 4 Mei, tanggal pelaksanaan NSJF 2016, baru terasa
penjualan tiket melaju lumayan kencang.
Lanjut
ke soal penampilan para performers.
Saat Jeff Lorber tampil, terbukti banyak penonton memberi sambutan hangat,
ramelah gitu, ketika disebut nama Barry Likumahuwa, Echa Soemantri dan Ricad
Hutapea. Lebih riuh dari nama Jeff Lorber!
Saya
memang tak menulis nama Dwiki Dharmawan dan Erucakra Mahameru, dalam Q Card. Sebagai
musisi yang juga akan tampil dengan Jeff Lorber. Saya berharap, biarlah Jeff
Lorber yang akan memperkenalkan nama-nama mereka.
Toh
mereka juga statusnya kan, ya very
special guest. Soalnya, mereka toh tampil juga dengan kelompok musiknya
masing-masing. Sayangnya, Jeff Lorber terkesan terlalu asyik bermain saja, ia
tak memperkenalkan sama sekali para musisi pendukungnya.
Alhasil,
Dwiki kaget juga kok namanya dan Erucakra tak disebut MC. Jadi ia yang
menyebutkan namanya sendiri, lalu Erucakra dan para musisi lainnya. Dan Dwiki
juga secara khusus menyebutkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada
Kementrian Pariwisata.
Penonton
terasa naik juga atensinya, ketika Jeff Lorber tampil. Mudah-mudahan memang
karena musiknya Jeff Lorber, yang cukup “menggoyang” ya. Lalu tampil Erucakra
& C Man.
Kelompok
musik tuan rumah, yang langganan jadi headliner
di setiap tahunnya NSJF itu, membawakan beberapa karya baru mereka. Antara lain
ada,’Crossing The Borderline’ dengan nuansa ho-ho dari Nias. Lalu,’Hom
Hom’bernuansa kental Aceh, mengetengahkan vokalis mereka, Omar Yusuf. Serta nomer baru lainnya,’Hold On’. Disusul
dengan,’Balap Liar’.
Erucakra
ditemani selain Omar, ada Brian Harefa
(Saxophone dan vokal etnik Nias), Radhian
Syuhada (bass dan vokal etnik Aceh), Heri
Syahputra (keyboard) serta drummer, Rusfian Karim.
Lantas
mendekati jam 23.00 malam, sampailah dengan penampilan Krakatau Reunion.
Rasanya,sebagian besar penonton memang menunggu-nunggu penampilan kelompok superfusionband legendaris, yang baru
saja melakukan reuni ini.
‘Passport’
menjadi lagu pembuka mereka, instrumental. Dan penonton belum terlalu
bergeming. Juga saat Trie Utami tampil dengan ‘Kemelut’ misalnya. Penonton baru
merespon positif dan lebih bersuka cita, ketika Krakatau Reunion menyodorkan hits-hits mereka seperti,’La Samba
Primadona’, ‘’Kau Datang’. Tentu saja juga dengan lagu, ‘Gemilang’. Penonton
juga berdiri dan ikut bergoyang, sambil tak lupa menyanyi bersama, ketika,
‘Sekitar Kita’dibawakan sebagai lagu pengunci.
Mungkin
saja ada menyelip diehard fansnya
Krakatau Reunion. Tapi kayaknya tak terlalu banyak. Sehingga lagu-lagu manis
misal kayak, ‘Perjalanan’. Juga lagu asyik, ‘Haiti’ yang easy listening rada ngegoyang itu, kurang direspon maksimal
penonton.
Tapi
overall, penonton puas menikmati
penampilan Krakatau Reunion itu.
Rata-rata mengaku sangat menikmati, dan mereka memang datang menonton,
khusus menyaksikan Krakatau. Ada juga yang bilang, datang mau menonton Trie Utami, atau melihat permainan Indra Lesmana!
Formasi
Krakatau Reunion memang adalah formasi album rekaman mereka, mulai 1987. Yang
notabene, formasi paling solid dan formasi terdahsyat. Selain Trie Utami, Indra
Lesmana dan Dwiki Dharmawan, juga dengan Donny
Suhendra, Prasadja Budi Dharma
dan Gilang Ramadhan.
Oh
ya, penonton memberi keplok hangat panjang, saat Gilang Ramadhan melakukan solo drumming. Dengan menyelipkan suara
seperti cengceng, gong kecil, yang dimainkan kaki-kaki dan kedua tangannya,
diantara cymbals berbagai jenis, snare dan tomtom serta bassdrum-nya.
Dan
berakhirlah North Sumatra Jazz Festival 2016, lewat dari jam 24.00 WIB. Semoga
saja, para penonton pulang dengan hati riang dan bisa tidur dengan nyenyak. Dan
ya kalau saya sih berharap, semoga mereka mau menonton lagi NSJF di tahun-tahun
berikutnya.
Terima
kasih atas bantuan maksimal, penuh semangat dari seluruh pihak yang telah
memberikan supportnya, sehingga NSJF 2016 ini bisa berlangsung. Secara khusus,
atas nama NSJF Committee, saya tentu
saja mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
Krakatau Reunion, mas Donny Hardono, Phil Yoon Group, Jeff Lorber, Ricad
Htapea, Echa Soemantri, Barry Likumahuwa, musisi anggota C Man. Kathy Natasya,
serta juga Welly Tangkulung dan Happy Sound.
Semoga
kita bisa berjumpa lagi di tahun mendatang. Tentu saja, NSJF harus lebih baik
dan lebih baik lagi.
Well,
saya share suka-duka NSJF 2016, pengalaman menggelar festival jazz. Menyelipkan
juga, suasana “hiruk pikuk” backstage-nya.
Semoga bisa menambah wawasan dan pengetahuan, bagi yang membaca tulisan saya
ini. /*
No comments:
Post a Comment