Monday, October 30, 2017

Wajahmu Tak Bisa Aku Lupakan, ahay! Siap showcase ya?


Terkadang seseorang malu mengungkapkan apa sesungguhnya yang mau disampaikan pada orang orang yang dicintainya, seseorang telah merubah hidupnya secara tidak langsung, takut akan kehilangan, malu akan penolakan dan berbagai alasan yang menyatu dalam pikiran dan perasaan manusia.
Begitu katanya, pada satu ketika. Eh maksudnya, itu yang dia katakan pada satu waktu, kepada sebuah media online. Kebetulan saya sempat baca. Ya ga omong langsung dengan saya sih.
Kami bertemu, ngobrol kesana kemari sih, pada suatu malam, beberapa waktu lalu. Di pinggiran kawasan perumahan di sebelah selatan ibukota, yang sebenarnya sudah masuk wilayah Tangerang Selatan. Kedai kopi itu, pada malam itu tak terlalu padat.
Pilihan tempat ideallah, karena masih di kawasan yang tak begitu jauh dari kediaman masing-masing. Adalah sahabat baik, bisa disebut tetangga kami juga, yang berinisiatif menggalang pertemuan malam tersebut. Saya jadi datang dengan istri tercinta, bertemu dengan sahabat baik saya yang sangat “Suroboyo”-an itu bersama si....kalem dan senyam-senyum terus itulah.
Ia bilang, baru merilis single. Single dululah, untuk masa sekarang, ucapnya. Dicoba saja dengan single, album insha Allah menyusul, materi sih sudah siap. Dan ada pergeseran yang cukup signifikan pada pilihan musiknya, untuk singe terbarunya itu.
Ia mencoba mengakrabi warna bernuansa kental electronic dance music. Sesuatu yang sangat berbeda, dari apa yang selama ini ia terbiasa tampilkan. Imagenya dia kan gimana ya, pop, santai, ada yang agak ngerock tapi tetap poppish, sebut saja begitu. Bertopi, jeans. Relax and enjoyable. Beraninya....

Tapi ah buat saya sih masuk akal, kalau sesekali seorang penyanyi mengikuti arus. Toh apa yang dikonsumsi kuping, mata dan hatinya saat ini, bebunyian seperti itu. Kalau lantas ia terpengaruh, ga ada dosanya sih. Yang penting, karya lagu itu, bagus adanya.
Bagus itu juga relatiflah ya? Tergantung seleralah. Saya lebih melihatnya, ia serius juga. Ia pahami arah langkah kakinya, tujuannya, maksudnya apa dengan terjadinya pergeseran musik tersebut. Well, sejauh ia sadari betul, it’s ok bro!
Itulah keterangan mengenai maksud dan tujuan lagunya, seperti yang saya sengaja dengan “usil”nya mengutip dari sebuah situs musik. Sebelum ini sesungguhnya, saya cukup mengenal penampilannya. Tak terlalu akrab, tapi lumayan tahu deh gitu. Ada ciri tersendiri sebenarnya.
Semoga saja warna musik yang berbeda, di lagu terbarunya, tak menghilangkan cirinya tersebut. Hmmm, cara menyanyinya sih tetap sama. Itu yang coba dipertahankannya, kemungkinan begitu. Sejauh ini, buat saya mah....aman bro.
Menjadi modern dan lebih kekinian, ah ya bukanlah salah kok. Biasa banget buat dunia musik kita. Kepengen tetap eksis, dan lebih terkesan bergaul dan menyikapi apa yang terjadi di pasar saat ini kan?
Ok sebelum terlalu jauh ya. Pemuda yang suami dari Astrid dan ayah dari Agil Cahaya dan Abdul Rahman Khairan ini kelahiran Makasar 1 September 1977. Ia adalah putra dari alm. Ilyas Iskandar dan Nancy Ilyas.


Ia menghabiskan masa sekolah dulu di Makasar, dengan bersekolah di SDN 01 lalu ke SMP Kartika Chandra dan lanjut ke SMAN  Makasar. Ia kemudian memilih masuk Universitas Hasanudin, dengan mengambil jurusan sosial politik. Bertinggi 173 centimeter dan dengan beratnya 60 kilogram.
Mau tau ga, siapa yang paling menginspirasinya sebagai penyanyi? Ia langsung menjawab, Bono dan dengan U2 nya! Tapi ia bilang, sebenarnya banyak sih, cuma yang paling menonjol itu memang U2.
Ia juga menyebut nama Freddy Mercury dan Queen, yang ikut memberi inspirasi buatnya dalam bermusik dan bernyanyi. John Lennon juga. Kalau dalam negeri, yang terutama adalah Iwan Fals.
Kalau lagu yang paling memberi inspirasi buatnya? Ia menjawab cepat, ‘Bintang Kecil’. Ia dengerin dan nyanyiin terus waktu kecil soalnya. Ia nambahin lagi, banyak lagu-lagu U2 juga menginspirasinya, karena lirik lagunya dahsyat.
Mau tahu dong,lagu pertama yang paling dihafal dan dinyanyiin di depan umum? Ia menjawab, ‘Kalian Dengarkan Keluhan’, lagunya Ebiet G. Ade. Ia bercerita, ia nyanyikan lagu itu waktu ada acara pameran pembangunan yang diadakan oleh Departemen Penerangan. Ayahnya memang berdinas di kementrian itu.
Eh iya, waktu kecilnya dulu, ia juga mulai suka dengan lagu-lagunya Beatles. Terkesan simple-simple dan langsung mengena di hatinya.
Apa lagi, yang pengen diketahui dari dia ya? Masih soal musiklah ya. Eh album pertamayang dibelinya, inget ga? Ia menjawab, album 1910 nya Iwan Fals, versi kaset. Ia beli karena ada lagu terfavoritnya, ‘Buku Ini Aku Pinjam’.
Tapi, omong-omong siapa sih tokoh tertentu, yang jadi idolamu, bro? Ayahku sendiri, jawabnya. Karena ayah paling sabar dalam mengarahkan anak-anaknya. Dari ayahnya ia belajar mengenai konsistensi dan loyalitas. Dan tak lupa berpegang pada keyakinan beragama. Ia mengingatkan, kerjakan segala sesuatu dengan sepenuh hati.
Dulu itu, memang pengen berkarir di sospol ya, kok pilih jurusan itu waktu kuliah? Ia tergelak! Ga juga, ya masuk aja. Tak ada kepikiran apapun, masuk karena keterima aja di fakultas itu. Katanya lagi, dari dulu cita-citanya sih jadi penghibur kok....

Bagaimana dengan istri dan anak-anakmu, bro? Baik-baik saja semua. Istriku selalu mensupport penuh kegiatan bernyanyiku. Juga anak-anakku. Yang pertama itu, sudah 10 tahun usianya, kayaknya punya bakat menyanyi tapi masih belum berani tampil. Yang kedua, umur 5 tahun. Keduanya suka kok mendengarkan lagu-lagu yang ayahnya nyanyiin.
Sebenarnya ya bro, ada ga cita-citamu yang tertinggi dalam bermusik. Ya bisa disebut, target utamamu untuk masa depanmu gitu. Jawabnya, ia hanya ingin tetap bisa terus berkarya dam memberikan karya-karya terbaiknya yang berguna bagi banyak orang dan dikenang oleh jaman. Semoga juga, karya lagunya dapat menjadi bahagian dari perjalanan hidup banyak orang.
Well,kalau ditanya gini, orang paling berjasa dalam membentukmu menjadi penyanyi dan penulis lagu seperti sekarang ini? Dewiq, jawabnya yakin! Kenapa bro? Karena ia yang banyak memberikan semangat untuk terus berkarya, teristimewa pada awal dulu ia masuk ke industri rekaman.
Aha, cukup sekian dan terima jadi? Eh terima kasih. Belumlah. Sekedar mengingatkan saja nih, ia pernah belajar memperdalam vokal dengan Otti Jamalus dan Doddy Katamsi lho. Bakat musiknya sendiri sih otodidak.
Diskografinya, ini bukan disko-disko mana saja yang pernah dia masuki lho! Hehehehe. Ia pernah merilis album Air Mata Band bertajuk, Mata Air lewat Universal Music Indonesia, di tahun 2004. Ia juga merilis single, ‘Salah’ lewat Trinity Optima di 2007. Lagi itu masuk di soundtrack film, Coklat Stroberi. Lalu album Terus Bersinar, dengan singlenya, ‘Kau Cantik Hari Ini’, dirilis oleh Aquarius Musikindo di 2008. Lewat label sama ia melepas single, ‘Muhammad’ di tahun 2009.
Kemudian masih dengan label yang sama juga, ia merilis single lain,’Siapakah Dirimu’ di tahun 2009. Pindah label ke Lobrecords, merilis single berikutnya, ‘Perjalanan’ di tahun 2012. Dilanjutkan lagi oleh single, ‘You Are’, masih dengan labelnya sendiri itu.
Pada perjalanan bermusiknya itu, ada peran Pay bip juga yang selalu mendukungnya. Serta juga Fadly PADI, yang bertindak sebagai produser di singlenya.
Ia lantas menghasilkan, ‘Aku Ingin Pulang’ di tahun 2016. Dan sampailah pada single, ‘Wajahmu Tak Bisa Aku Lupakan’ yang bersuasana riang gembira, dengan warna EDM tersebut. Single itu dirilis belum lama ini di tahun 2017.

Oh ya, catat juga, karir musik lainnya. Ia juga cukup produktif sebagai penulis lagu. Antara lain, ada ‘Berakhir Indah’ di tahun 2010. Diikuti, ‘Kisah Kita’ di tahun 2013, yang dinyanyikan oleh Ari Lasso.
Ia juga menulis lagu, ‘Bintang di atas Langitku’ yang dinyanyikan oleh Rita Effendi. Lanjut dengan,’Look at Me’ untuk Titi Kamal. Ada juga, ‘Andai Ku Harus Memilih’, yang dinyaikan oleh Ady Naff. Dan ada lagu-lagu lain, untuk penyanyi yang lain juga.
Ok, berhubung kopi dalam cangkir kita masing-masing sudah tandas. Jampun sudah jelang tengah malam. Kami saat itu menjadi tamu terakhir di kafe kecil yang lumayan cozy itu. Orang kafenya sudah mulai beberes,jam kerja sudah berakhir kan?
Ya ga enak aja dong, kalau terus ngobrol, merokok, bercengkrama. Kamipun dengan sangat terpaksa menyudahi pertemuan santai itu. Well, trims yo istriku yang mau menemani suaminya yang seneng ngobrol ini. Hihihihi.
Matur suwun juga sahabatku, Prasiddha yang arek suroboyo itu, yang menjadi penggagas pertemuan itu. Sungguhpun bukanlah, pertemuan khusus yang istimewa gimana sih. Untuk silaturahmi saja, sebagai sesama anggota Robin alias...Rombongan Bintaro.
Well, terima kasih banyak untuk waktunya ya, Lobow Ilyas. Sudah mau berbagi cerita, memperdengarkan singlenya. Lalu lanjut ngobrol via text-messaging di hape. Salam hormat untuk istri juga anak-anakmu. Sukses selalu bro....
Walau ya, Wajahmu Tak Bisa Aku Lupakan, ceileeee.... Hahahaha. Kayaknya kan, lebih sah dan afdol, kalau album bisa dirilis juga. Sudah saatnya, rasanya sih gitu. Lagu-lagumu kan banyak tuh. Sampai ketemu dengan cangkir-cangkir kopi yang lain....Atau, gimana dengan sebuah showcase?
Ok bro, see you when I see you! /*


Foto-foto koleksi Lobow Ilyas, retouched by Gideon Momongan





No comments: