Yockie Suryoprayogo,
manggung lagi! Dalam kurun waktu sekitar 2 tahun terakhir, Yockie Suryoprayogo
terbilang lumayan sering tampil dalam pelbagai konser. Hampir keseluruhan
konsernya, sejak 2015, lebih bertumpu pada menyajikan lagu-lagu hits yang dibikinnya, ataupun dibuatkan
musiknya oleh Yockie, yang bersuasana musik dasar lebih pop.
Pop
yang mungkin bisa disebut, lebih complicated
tata musiknya. Walau tak lantas berarti menjadi berat untuk disimak dan
dinikmati. Pop dengan musik lebih “kompleks” itu, malah saya lebih memilih
sebutan, pop gagah.
Pop
di tangan seorang Yockie Suryoprayogo, pada perjalanannya, sempat pula disebut
sebagai “pop kreatif”. Itu istilah yang sempat mengemuka di akhir 1970-an hingga 1980-an. Ada
kontroversi tentu dong, ini pop yang kreatif, lalu pop lain apa tak berarti ga
kreatif?
Tinggalkan
kontroversi itu, udah lewat juga kan? Kita kembali ke sosok Yockie
Suryoprayogo. Kibordis, penulis lagu, aranjer, music director juga menyanyi. Ia
muncul sebagai salah satu figur penting di musik Indonesia. Musik Indonesia
secara keseluruhan ya.
Tak
hanya pop kan sebenarnya. Tetapi juga rock. Seperti diketahui, Yockie muncul ke
permukaan gegara keterlibatannya dalam kelompok hard rock, God Bless.
Yockie masuk formasi God Bless awal, di tahun 1973. Jadi era dimana God Bless,
seperti juga band-band rock tanah air lainnya, menyajikan lagu-lagu hits barat,
dalam setiap penampilan panggungnya.
Kemudian
ketika ia merambah musik pop, itu dimulai pada Badai Pasti Berlalu di 1977.
Album pop itu menjadi salah satu album paling fenomenal di khasanah musik
Indonesia. Ada Yockie di situ sebagai penata musik, dengan Erros Djarot sebagai penulis lagu. Dan harus disebut pula nama Chrisye, sebagai penyanyi utama. Selain
ada Berlian Hutauruk juga, yang
menyanyikan pula beberapa lagu dalam album pop monumental tersebut.
Ketika
ia lantas lumayan sibuk di pop, memang karya-karya lagu ataupun musiknya,
mewarnai musik Indonesia. Terutama lewat kerjasamanya dengan Chrisye, yang
diteruskan hingga sekitar awal 1980-an.
Menyoal
pada rock dan God Bless, Yockie ikut dalam membidani debut album bertajuk God Bless yang dirilis tahun 1975 oleh
Pramaqua. Yockie kemudian sempat pamit mundur. Untuk kemudian masuk kembali dan
lantas mendukung album Semut Hitam,
yang dirilis tahun 1988.
Semut
Hitam itu, disebut-sebut sebagai salah satu album rock terbaik dan menjadi
“pegangan” penting bagi para pencinta rock dan musisi ataupun penyanyi rock,
bahkan hingga sekarang. Dan memang album itu kabarnya adalah album terlaris God
Bless sepanjang sejarahnya.
Yockie
juga mendukung album yang dirilis setahun berikut, Raksasa. Dan kemudian ada keterlibatan Yockie juga pada album Apa Kabar, yang dirilis tahun 1997,
yang adalah semacam album reuni setelah God Bless sempat vakum sekitar 8 tahun
lamanya.
Selain
God Bless, Yockie Suryoprayogo juga mempunyai catatan perjalanan yang penting.
Terutama pada scene musik rock
Indonesia. Yaitu keterlibatannya dalam Kantata
Takwa. Dalam album yang dirilis tahun 1990 itu, Yockie bersekutu dengan
sastrawan dan seniman besar WS. Rendra. Juga berkumpul dengan para
musisi dan penulis lagu kawakan macam Sawung
Jabo, Iwan Fals, dan dengan maesenas, Setiawan Djodi.
Pada
April 1991, Kantata Takwa pun dipanggungkan secara megah di Stadion Utama
Senayan. Dan menjadi salah satu konser rock fenomenal di tanah air. Kantata
Takwa sendiri adalah “karya lanjutan” dari Swami,
yang merilis album Swami I di
setahun sebelum Kantata Takwa rilis.
Dalam
Swami, Yockie Suryoprayogo berkumpul dengan Sawung Jabo, Naniel, Nanoe dan Iwan
Fals. Dan didukung gitaris asal Malang, Jerry
selain drummer dan perkusionis, Inisisri,
keduanya sudah almarhum saat ini. Swami kemudian diteruskan dengan merilis Swami II, dengan formasi sama, dan
dirilis pada tahun 1991.
Ada
juga Suket, dimana Yockie bermain
bersama Naniel selain Rere, Didiet Saksana dan musisi Surabaya lainnya, di
sekitar 1992. Dalam Swami, juga Kantata Takwa dan Suket, tema-tema lirik lagu
condong pada kritik sosial, mengedepankan persoalan sosial yang tengah terjadi
di era orde baru saat itu.
Yockie
kemudian di akhir era 1980-an hingga 1990-an, sempat menjadi keyboard-player ataupun aranjer hingga
produser dari album penyanyi-penyanyi rock macam Mel Shandy, Ikang Fawzy, Ita
Purnamasari hingga Nicky Astria.
Itulah
sekelumit perjalanan seorang Yockie Suryoprayogo, di wilayah musik rock
Indonesia. Dan sisi itulah, yang akan dikedepankan pada kesempatan konsernya
nanti. Konser tersebut akan digelar pada 11 Oktober 2017 malam, mengambil
tempat di The Pallas, kawasan SCBD, Jakarta.
Title
dari konser tersebut nantinya adalah Yockie Suryoprayogo in Rock, Menjilat
Matahari. Dan memang akan bernuansa rock. Dimana Yockie kali ini memilih para
musisi pendukung yang adalah para musisi rock.
Edi Kemput
sebagai gitaris, dan Mochamad Rere Reza
sebagai drummer. Keduanya adalah session player yang terbilang lumayan laris,
sekaligus juga motor utama grup rock asal Surabaya, Grassrock. Pada bass ada Daeng Octav, dikenal sebagai bassis
kelompok rock, Edane. Sementara sebagai kibordis pendukung ada Krisna Prameswara, seorang session
player yang juga terbilang laris, mendukung banyak grup rock dan pop tanah air.
Ada
juga Totok Tewel, sebagai gitaris
lainnya. Totok adalah gitaris yang dikenal luas lewat El Pamas dan kelompok
Sirkus Barock. Selain itu, juga akan tampil, Nara Putra Prayindra, gitaris yang adalah putra dari Yockie Suryoprayogo sendiri. Musisi
lain yang diajak serta mendukung adalah Didiet
pada violin. Selain musisi cewek, Windy
Setiadi, yang memainkan akordeon.
Edi Kemput |
Mochamad "Rere" Reza |
Krisna Prameswara |
Daeng Octav |
Didiet Violin |
Totok Tewel |
Windy Setiadi |
N a r a |
Terasa
betul bukan, squad yang dipilih Yockie memang menjanjikan produksi musik
hingar-bingar mendekati total. Kalau disebut lebih bergairah dan lebih panas,
bisa saja sih. Walau dalam pergelaran-pergelarannya sebelum ini, sejatinya
Yockie, dengan squad musisi berbeda, tetap menyisipkan juga aksentuasi rock
yang garang.
Tak
sekedar garang sebetulnya, juga ya terkesan gagah. Yockie tetap terdepan,
dengan permainan kibornya, dimana ia bakalan seperti biasalah, “dikepung”
beberapa keyboard-set.
Dan
memang musik cadas yang akan menonjol, apalagi lihat deretan penyanyi yang akan
tampil nanti. Andy /rif misalnya. Belum lagi ada, lady rocker 80-an, yang masih
saja “galak” dalam penampilannya, Nicky Astria.
Setiawan
Djodi juga akan memeriahkan konser itu nanti, dengan raungan gitarnya, tentu
saja yang tertutama. Masih ada Budi Cilok, ini penyanyi solo yang jadwal
mainnya terus padat betul. Siapa Budi Cilok? Suaranya itu aduh, pleksek banget, dekat dengan Iwan Fals
deh!
Selain
nama-nama dia atas, masih ada juga rocker lain. Relatif muda, rocker generasi
90-an ke sonoan. Rocker itu adalah, Ariyo
Wahab, yang adalah juga vokalis dari SOG, State of Groove, dan FOS, Free on
Saturday itu. Masih ada lagi lho band lainnya. The Dance Company!
Intermezzo
saja nih, menariknya Ariyo dan Andy ini, belakangan juga bermain film. Ariyo
sebetulnya juga sempat berkecimpung di beberapa film sejak beberapa tahun lalu,
termasuk TV-Play. Ariyo berperan pada
film Merah Putih Memanggil, yang
baru tayang perdana persis Hari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, 5
Oktober kemarin.
Sementara
Andy,tengah menjalani masa syuting film terbarunya. Filmnya yang tengah dalam
masa produksi itu adalah Wiro Sableng.
Jadi, Andy menyelipkan jadwal penampilannya pada acara Yockie Suryoprayogo in
Rock, disela-sela masa rehatnya dalam produksi film layar lebarnya tersebut.
Andy /rif |
Nicky Astria |
Budi Cilok |
Ariyo Wahab |
Setiawan Djodi |
Dan jangan lupa, akan ada juga reunian seru Yockie dengan Setiawan Djodi nanti! Djodi akan bergitar nanti, so pastilah.Ikutan menyanyi juga? Lihat sajalah nanti....
Musisinya
dominan rocker tulen, ya sebut saja begitu. Penyanyi-penyanyinya juga
menjanjikan penampilan musik cadas yang “sesungguhnya”. Sebenarnya akan
dihidangkan berapa lagu nantinya?
Secara
jelas dan pasti, tentu saja tidak akan dibuka duluan dong ke publik. Bisa saja
diatas 15-an lagu, mungkin saja bisa sekitar 20-an lagu? Yang jelas, pastinya
sih lebih dari 10-an lagu akan mengibar-ingarkan pentas nantinya.
Menurut
Yockie sendiri, konsernya kali ini memang akan menampilkan sebagian perjalanan
hidup musiknya. Karena memang profesinya, sebagai musisi. Agar ia menjalani
kehidupannya dengan nafas terbukanya, ia harus terus berkarya. Termasuk
mengkreasikan penampilan panggung, dalam bentuk konser.
Dengan
bermusiklah, ia memang pasti berasa jadi lebih hidup. Lebih bergairah. Dan
kesempatan konsernya tersebut nanti, sah saja kalau ia memakainya untuk seperti
meneruskan lagi bunyi musiknya. Sehat dan membuat dunia musik tetap warna-warni
kan?
Musik
“dulu” toh sejatinya tak pernah bener-bener padam atau hilang. Karena apa yang
terdengar di masa sekarang, pastilah berangkat dari aneka referensi musik masa
sebelumnya. Termasuk apa yang dhasilkan Yockie Suryoprayogo lewat God Bless,
lewat Swami, Kantata Takwa, termasuk yang dihasilkannya dalam Badai Pasti
Berlalu, sampai Lomba Cipta Lagu Remaja Prambors. Belum lagi, solo albumnya
sendiri.
Ketika
menyimak dan mendengar kreasi rancangan hidangan lagu-lagu pada konser ini,
yang didengar lewat serangkaian rehearsal mereka, memang lebih dari sekedar
tawaran suasana nostalgia. Bahwa lagu dengan bungkusan musik yang begitu,
terkesan betul kompleks, gagah,
bersemangat, berbeda dari apa yang lebih banyak terdengar saat ini di industri
musik Indonesia.
Jamannya
berubah, coy. Dulu lagu dibuat indah,
rada komplitlah. Belum lagi degan imbuhan lirik yang “multi tafsir” juga.
Bungkusan musik itu penting, memperoleh perhatian tersendiri. Menuntut musikalitas
“lebih prima”?
Masa
sekarang, tanpa bermaksud mengecilkannya, tetapi ya memang tuntutan sudah beda.
Musik membungkus “seperlu”nya. Yang penting adalah lagu. Lagu itulah yang kalau
menjadi hits, akan mengangkat naik nama si penyanyi, grup band ataupun
musisinya. Musik seolah jadi nomer sekian.
Lantaran
lagu yang terpenting, apakah berarti kemampuan musikalitas bisa diabaikan? Lagu
yang lalu laris manis itu, tak ada hitung-hitungan eksaknya. Sulit dicari
ramuannya. Lebih karena “luck” atau
nasib baik sih. Iya ga?
Musik
masa lalu, atau ya sebut saja, masa sebelum ini, terkesan lebih indah. Musik
sekarang lebih simple, ada kesederhanaan. Bukan berarti yang indah-indah dan
megah itu tak bisa ngetop, paling tidak di jamannya. Tetapi lebih karena selera
publik kebanyakan sekarang, lebih suka memilih, yang simple tapi pas. Pas
mewakili suasana hati, pas kayak apa yang sedang dialami pendengarnya?
Ini
bakal panjang kalau dibawa ke diskusi, bagaimana musik yang “baik dan benar”
itu. Karena pasti akan ada pernyataan, membuat lagu yang bisa ngetop, yang ngedownload digital content-nya sampai lebih dari puluhan ribu.
Atau penonton klip di youtube-nya
sampai lebih dari ratusan juta. Dan lagu itu jadi hot-request semua stasiun
radio.
Itu
kan juga punya faktor kesulitan tersendiri? Ga semua orang bisa memperoleh
rejeki tersebut. Gifted, alamiah, “turun”
dari sang kuasa? Artinya, musiknya memang nomer sekian saja? Dan artinya, sulit
kalau dikreasikan sebelumnya? Ribet deh urusannya. Diskusi ini asli, bisa
panjang betul.
Kalau
kepanjangan, nanti terlewat deh, konser Menjilat Matahari-nya? Tapi konser rock
yang akan disajikan nanti, tak pelak adalah memberi tawaran alternatif musik
sehat dan baik bagi kesehatan mata, hati dan telinga.
Sajian
menyehatkan itu, untuk semua umur pastinya. Masudnya, tak hanya sebatas
orang-orang yang masa mudanya ditemani lagu-lagu tersebut di masa kemasannya
dahulu. Karena tetap saja penting, sampai kapanpun, memahami bahwa musik itu
tak hanya sebatas lagu yang dibunyikan dengan cara “sesederhana” mungkin kan?
Sederhana
tapi manis? Yang disebut tak sederhana kan, ga lantas berarti tak manis toh?
Bisa juga ganteng, macho, elegant. Kemayu dan ayu? Begini nih kata Ariyo dan
diiyakan Andy, Yockie memahami betul keberadaan mereka sebagai vokalis rock.
Tapi Yockie memberi tantangan lain, berbeda dan membuat mereka tambah bergairah
mendukung konser ini.
Mas
Yockie ingin kami berbeda dari apa yang kami tampilkan selama ini, baik sendiri
maupun dengan grup kami masing-masing. Konotasinya menjadi harus lebih sensual,
seksi yang berbeda lagi. Jangan membawakannya persis aslinya, karakter khas
kami tetap punya ruang untuk ditampilkan. Tapi kami harus mampu mengeksplorasi
lagi karakter kami itu. Lebih ngehe
kali ya, tapi harus pas. Begitu jelas Ariyo, di kesempatan jumpa pers di Minggu
silam.
Andy
sendiri, telah mulai bekerjasama dengan Yockie Suryoprayogo di acara Rock
Opera, tahun 2003 silam. Waktu itu, ia terbiang rocker termuda yang diajak
serta. Lalu baik Andy dan Ariyo akhirnya kembali bekerjasama dengan Yockie,
selepas pentas musikal Diana yang digelar 2010 silam. Sebuah reuni lagi,
setelah mereka melakukannya di serial konser Badai Pasti Berlalu di beberapa
waktu lalu.
Nicky
sendiri satu ketika mengatakan, ia senang betul akhirnya bisa merasakan tampil
di panggung bersama Yockie. Hal itu lama diidam-idamkannya, karena ia memberi
perhatian dan respek sepenuhnya atas karya-karya musik rock Yockie selama ini
Nicky
memastikan karya-karya lagunya yang
pernah hits, bakalan berbeda lagi dan mempunyai enerji dan semangat baru yang
lain, dengan kreasi musiknya Yockie. Apalagi para musisi pendukungnya, juga
adalah sahabat-sahabat lamanya, yang telah dikenalnya sejak awal karirnya dulu.
Ok
sejauh ini, sudah baca kan? Lalntas sudah pesan tempat, sudah beli tiketnya?
Siapkah telinga, hati dan mata anda digeber musik rock asyik nanti?
Siap-siapkah menyimak lagi lagu-lagu kayak, ‘Menjilat Matahari’, Kehidupan’, ‘Satanic
Verse’. Atau ‘Kesaksian’, ‘Misteri Cinta, ‘Biar Semua Hilang’ sampai ‘Kehidupan’?
Ya pasti dengan lagu-lagu lainnya dong.
Konser
tersebut nanti akan didukung sepenuhnya oleh Sumber Ria, yang membantu segenap peralatan musik yang dipakai
serta tata suara. Serta tata cahaya akan diperindah maksimal oleh LemmonID.
Waktunya
bersenang-senang.... Sampai bertemu nanti di The Pallas, Rabu malam 11 Oktober
ya, direncanakan konser dimulai sekitar jam 20.00 WIB. Untuk yang belum membeli
tiket, silahkan kontak saja ticket.mahanalive.com atau telephone 08128384124. Tiket seharga 400.000,- (VIP), 250.000,' (reguler class) dan paket exclusive sofa.
/*
Seluruh Fotos di atas adalah hasil jepretan : GIDEON MOMONGAN
No comments:
Post a Comment