-repost-
Sempat dipersiapkan serangkaian show fenemonal di tahun
silam. Bahkan lantas menjadi rancangan tur show. Tapi semua memang, saya lebih suka menyebutnya
sebagai, alam belum merestuinya. Manusia berkehendak, semestalah yang
menentukan. Toh akhirnya, waktu itu datang juga…
Nama mengandung doa dan enerji. Pemilihan pada nama
Krakatau, tentu saja bukan “asal pilih”. Karena KRAKATAU, kadung dikenal sebagai nama gunung dengan
letusan yang tercatat sebagai, letusan volcano
terdahsyat di dunia pada tahun 1883. So, bayangkan enerji yang terkandung di
dalam nama itu.
Kita coba kesampingkan dulu, soal spiritual di balik
nama. Kembali ke musik sajalah. Krakatau, pada catatan sejarah musik Indonesia,
bisa disebut sebagai salah satu nama paling fenomenal. Mereka muncul dengan
waktu relatif cepat, langsung melesat naik. Catatan prestasi mereka, alamak!
Padahal mereka tetap saja, jazz. Namun bisa bersaing dengan begitu sukses,
sekaligus mengagetkan, pasar musik tanah air!
Nah ini, mengenai penampilan perdana kembali dari
KRAKATAU, yang menjadi salah satu headliners penting Java Jazz Festival 2014.
Penampilan reuni Krakatau, diagendakanpada Sabtu, 1 Maret, jam 18.30 waktu
Kemayoran. Berdurasi sekitar 75 menit.
Sejak siang hari, seluruh Krakatau sudah berkumpul di
ruang Clear-Hall, D-2. Ini adalah venue
terbesar dan paling eksklusif di JJF. Dikarenakan nama Krakatau yang fenomenal
itu, dengan segala rangkaian rencana show dan tur yang ternyata belum berhasil
dilakukan. Well, tak pelak, reuni Krakatau menjadi maha penting. Maha penting,
karena salah satu the Most Wanted Reunion…
Drums set untuk mereka agak terhambat. Tapi semua dapat
diatasi dengan baik. Peran seorang Donny
Hardono, sebagai owner DSS dan juga pendukung utama reuni Krakatau adalah
besar sekali. Teristimewa untuk dapat terealisirnya rencana mereka untuk
manggung kembali, beneran bisa reuni-an. Donny langsung juga menangani
persiapan panggung, dari masa latihan lalu hingga check lines di panggung. Sebelum jam 17.30, semua rampung.
Keenam Krakatau yang siap ber-reuni, Donny Suhendra (gitar), Prasadja
Budi Dharma (bass), Gilang Ramadhan
(drums), Trie Utami (vokal utama), Indra Lesmana (keyboard/synthesizer)
dan Dwiki Dharmawan
(keyboard/synthesizer), semua sibuk mempersiapkan diri. Ikut menemani mereka Rully Fabian, suami dari Trie Utami.
Ada juga Shahnaz
Haque, istri dari Gilang Ramadhan. Hanni
“Honhon” Lesmana, istri dari Indra Lesmana. Ita Purnamasari, istri dari Dwiki Dharmawan, juga hadir, Kemudian muncul
para musisi lain seperti Gerry Herb dan Adi Darmawan. Ada juga Ukie Rasuki.
Danny Ardiono, seorang sound engineer.
Beberapa rekan dari menejemen Gilang Ramadhan, Indra Lesmana dan Dwiki
Dharmawan juga menengok backstage
sesaat.
Sebelum naik panggung, mereka sempat berfoto bersama
sekilas. Dan jreeeng, persis 18.30 mereka sudah di atas panggung lengkap. Well,
semua mereka Nampak rileks dan malah terkesan antusias. Tak terkesan ada yang
grogi atau senewen, menghadapi peristiwa reuni yang setahun terakhir ini
dipersiapkan. Atau, diidam-idamkan. Here
comes…the real-time!
Penonton telah menempati seluruh kursi yang disediakan di
dalam hall, dan banyak yang terpaksa berdiri. Jumlah penonton terus bertambah
dengan cepat. Keseluruh “dharma-wanita”
Krakatau, bersiap menjadi penonton di deretan terdepan kursi penonton, ditemani
sahabat dan management Krakatau.
Suami Trie Utami, Rully, memilih tempat di sisi belakang, dekat Front-House (FOH) dekat dengan Donny
Hardono.
Dan reuni itupun kesampaian juga! Begitu tirai panggung
dibuka, 5 personil langsung membunyikan instrumennya dan disusullah pemunculan
Trie Utami. Mereka menggebrak dengan sangat manis dan “berarti”, lagu pertama
adalah, ‘Kembali Satu’. Ini lantas jadi momen nostalgia yang sesuatu banget,
bukan hanya bagi keenam personil tapi juga semua penonton!
Saya pilih posisi di deretan terdepan,
sebelah kiri dan sisi pas belakang, ada penonton yang aktif banget ikut
menyanyi! Tak putus, terus sing along.
Kayaknya, penggemar fanatik nih! Mereka juga acapkali berteriak dan menyambut
hangat, setiap lagu yang dibawakan.
Lantas disusullah berturutan seperti lagu-lagu lain,
antara lain, ‘Imaji’, ‘Kemelut’, ‘Seraut Wajah’, ‘Dirimu Kasih’, ‘Perjalanan’.
Trie Utami sempat berucap, ‘Teman-teman Krakatau ini sebenarnya membuat lagu
instrumental. Mereka tidak pernah memikirkan porsi atau peran penyanyi. Nah
lagu instrumental, lalu dikasih lirik.” Penonton tersenyum.
Harus diakui, Iie, begitu panggilan manisnya, tampil
optimal dan sangat siap. Ia melahap habis semua lagu-lagu, yang memang
sesungguhnya lagu-lagu “sangat sulit”. Yang ia sebut, “lagu instrumental tapi
dikasih lirik”. Dan di sisi lain, Iie membuktikan kemampuan gokil olah vokalnya. Tingkat nada tidak
berubah, masih sama persis dengan era 1980-an silam! Nyaris prima, dan memang
memukau.
Lalu kelima musisi, ah sudahlah. Mereka tampil tentu saja
dengan segala pengalaman yang telah mereka jalani, sekian puluh tahun lamanya.
Kalaupun ada yang membedakan, mereka tampil lebih dewasa secara musikalitas.
Aransemen menjadi lebih mengedepankan harmoni, bunyian menjadi tak sekadar
kencang bertenaga, konstan dan…”ribet” atawa “berat” lagi. Krakatau versi
Reunion ini bermain lebih santai dan sedap dinikmati telinga!
Tapi catat saja, bahwa dengan “perbedaan” penampilan
mereka dibanding 24-25 tahun silam, tetap saja menegaskan posisi mereka saat
ini. Pantas saja, pengalaman segudang kan, begitu kumpul lagi, apalagi lewat
serangkaian persiapan yang lumayan panjang mereka tetap ada di atas. Tetap
layak betul, menjadi ikon pergerakan fusion di Indonesia, dari dulu sampai
sekarang.
Mereka berenam, saat ini memang ada di posisi terhormat.
Ini serunya, kesemua members Krakatau
masing-masing sudah ada di posisi tertentu, yang terhormat, pada saat ini.
Keseluruhnya adalah para musisi berpengalaman, dan berkwalitas mumpuni di peta
musik nasional. Bahkan berkelas internasional!
Setelah 24 tahun, akhirnya Krakatau bisa kembali satu,
bereuni, begitu ucap Iie dari atas panggung. Penonton terus mengelu-elukan
mereka. Dan menantikan, lagu mereka selanjutnya. Dan hall terasa meledak,
ketika ‘Haiti’, lagu paling populer dari mereka dibawakan. Tanpa vokal! Ini
bisa dibilang, lagu jazz(y) instrumental paling dikenal dari mereka.
Apalagi, ketika masuk pada “sesi terakhir”, penampilan
Krakatau Reunion ini. Ketika mereka seperti memuaskan lapar dan dahaga semua
penonton akan hits mereka yang paling
dikenal luas. ‘La Samba Primadona’, ‘Sekitar Kita’, ‘Kau Datang’ sampai tentu saja,
‘Gemilang’. Penonton tak dapat terbendung lagi, langsung merangsek maju ke
depan untuk bergoyang dan tetap…sing
along menciptakan koor massal.
Iie mengajak penonton berdiri, maju ke depan dan berpesta
bersama. “Ini pestanya kita semua…” Penonton antusias menyerbu. Dan jadinya,
sebuah ending dari sebuah reuni yang
telah dinanti-nanti sekian waktu, yang sangat manis dan berkesan. Penonton
sempat meminta tambahan lagu, tapi sulit dipenuhi karena keterbatasan waktu
yang tersedia.
“Gunung” itu, akhirnya meletus lagi! Pada waktu yang,
ditentukan sendiri oleh alam semesta. Mengharu biru semua penonton. Semua
personil Krakatau saling berpelukan, berangkulan dan sangat terharu. Waktu itu
akhirnya datang, dan merekapun bisa bermain bersama kembali di depan ribuan
penonton.
Emosi keharuan memang langsung menyerbak keluar, sangat
terasa di backstage, setelah usainya
reuni mereka yang sangat sukses itu. Mereka tak mengira, penonton juga sama
antusiasnya dengan mereka. Dan tak sedikit penonton langsung bertanya, kapan
mereka akan tampil lagi?
Tak pelak, Krakatau-Reunion sukses menjadi highlight JJF 2014. Salah satu mata
acara yang ditunggu banyak penonton, dan akhirnya juga memang menyedot sekitar
4000-an penonton memadati area hall tersebut. Membuat JJF 2014 tambah semarak
jadinya. Tanda-tanda bagus bahwa Krakatau
versi reunian ini, akan berlanjut terus? /*
No comments:
Post a Comment