-rewrite-
Pop,
dia sudah menghasilkan banyak hits. Lumayanlah. Jazz, dia tiba-tiba muncul
dengan berbeda. Ya lain daripada yang lain. Rock, sudah dicobanya juga. Memang
agak ke pop juga. Lalu sebenarnya, apa sih maunya?
Mau
makan,cari duit banyak-banyak, buat beli alat? Ngegedein studionya sendiri? Atau menambah koleksi vespa-nya? “Gw
lagi renovasi rumah gw, ntar ya kalau
udah jadi, elo dateng main-main dong. Vespa-vespa gw,gw masukkin ke dalam
studio, Sampai ada yang digantung segala!”Ucapnya begitu. Itu studio musik?
Atau bengkel Vespa sih?
Tapi
jangan kaget, yah orangnya emang begitu adanya. Ikut touring Vespa Jakarta-Bandung. Bukan cuma vespa-nya yang berdandan
unik dan menarik, dianya yang punya yang bawa itu Vespa ga mau kalah aksi!
Pakai kostum Spiderman,
Jakarta-Bandung! Panas, panas deh. Tapi dia berhasil masuk headline foto koran-koran Jawa Barat. Spiderman naik Vespa!
Eits,
ini topik sebenarnya tentang apa? Bengkel Vespa kah, komik Spiderman atau
musik? Membingungkan? Pegangan tangga! Ga ada tangga? Pegang di hatiku...
Halah! Jadi pria muda, yah lumayan muda maksudnya, cukup ganteng. Jago pula
main gitar! Jago? Eh relatif sih ya soal jago. Tapi dia pernah punya band
namanya...I am Jago (alias Ayam Jago!).
Nama
istrinya, Octriasari Maharani.
Anaknya sudah dua orang, Piaggio
yang sulung sudah 8 tahun umurnya. Dan adiknya, Innocenti, sekarang usianya 5 tahun. Ia adalah putra dari musisi
kawakan, kibordis, Chandra Chasmala
dengan ibunya, Kuswati. Kakak dan
adiknya, semua juga musisi. Irfan
Chasmala, kibordis dan Reggie
Chasmala, drummer.
Gitarnya
sendiri, iya gitu-gitu dia udah mampu kok beli gitar. Tapi agak beda dari yang
lain, dia pilih Yamaha. Serinya adalah, TLV dan SAE. Perabotan tambahan macam
asesoris gitar, yang kalau gitaris bilang, “mobil-mobilan” itu? “Gw ga terlalu
doyan mobil, gw sukanya kan Vespa! Jadi gw ga pake tuh mobil-mobilan. Ampli
juga ga. Gw langsung direct aja, sound gitar gw,”ucapnya serius.
Padahal,agak-agak kurang cocok kalau dia serius.
Anak
muda ini memang jalan karir musiknya menarik. Sebenarnya, ia banyak
berkecimpung di belakang layar. Ia telah mampu menghasilkan hits, banyak lagu
pop. Sebut saja seperti ‘Pilihlah Aku’-nya Kris Dayanti, ‘Berharap tak
Berpisah’-nya Reza Artamevia’. Atau juga, ‘Penyesalan’-nya Titi DJ. Ada juga,
‘Tak Akan Ada Lelaki Seperti Dia’ yang dibawain Shanty.
“Ah
ada sih yang lain-lain, tapi gw lupa judulnya. Ingat sama lagunya, tapi gw lupa
judulnya. Gimana sih ya. Umur kali?”Dia pun cengengesan lalu tertawa. Iya, dia
juga lantas banyak menjadi produser rekaman, terutama untuk “satuan”. Maksudnya
per- 1 atau 2 lagu saja, di satu penyanyi. Termasuk juga grup band.
Ada
kelompok rock yang juga ditangani musik dalam rekaman mereka, State of Groove (SoG). Grup yang dimotori Emil dan Ariyo Wahab itu, pernah membuat
album rekaman mereka, yang dirilis 1999. Album itu hanya satu-satunya, setelah
itu grup tersebut berhenti. Ya udahan gitu aja. Nah album perdana mereka,
Bebas, begitu judulnya, produsernya adalah Denny Chasmala ini.
Nah,sebenarnya
hal itulah yang menyibukkan dia. Urusan begitu, menulis lagu pop, bikin
aransemen atau sekalian jadi produser, memang menyita banyak waktunya. Ketika
waktu senggang, barulah ia mengelus-elus koleksi Vespa-nya. Lho, bukan istri
atau sayang-sayangan sama anak-anaknya? Itu sih wajib diduluin, serunya sambil
tertawa ngakak.
Buah
memang jatuh ga jauh dari pohonnya! Kalau jauh dari pohonnya, misalnya buahnya
adanya di meja makan dalam rumah, pohonnya di pekarangan? Itu namanya, udah
dipetik duluan! Betul kan bro? Dia nyengir jack! Tapi memang begitulah, karena
ayahnya musisi. Ayahnya dulu masuk formasi kelompok entertainer band di kafe yang
kondang di ibukota, Gold Guys Band
namanya. Itu salah satu ikon entertainer band di kafe-kafe tahun 1980-an.
Serunya
nih, saya kenal duluan sang ayah sebetulnya. Di era 1980-an itu, saya sering
ketemu Chandra Chasmala, sang ayah, ya di Green Pub itu. Waktu itu sudah tahu,
anak-anak Chandra juga mulai bermain musik, ya cerita dari sang ayah tentunya.
Tapi belum pernah bertemu waktu itu.
Kembali
ke anak-anaknya Chandra Chasmala itu. Sang kakak, seringkali menjadi musisi
cabutan atau kerennya, session player
yang laris dipakai banyak musisi lain. Diikuti juga dengan sang adik. Sementara
itu, dia dan adiknya juga pernah iseng ngeband bareng. Nama band-nya Ultra. Dan serunya, semua pakai make-up a la Kiss! Edan tenan! Nge-rock
tapi tetap ga terlalu keras, masih nyamanlah. Itu di awal 2000-an. Sayang band
itu udah ga ada lagi sekarang, cuma sempat merilis 1 album rekaman kalau ga
salah deh. Kenapa ga diterusin?
“Kan
setelah Ultra, beberapa tahun berikut, gw bikin Nabila. Abis Nabila, disusul itu, I am Jago. Pop rock semua.
Seru-seruan. Tapi memang bikin grup di sini, untung-untungan kan? Jadi yah
gitu, kalau ga ngetop rada susah juga jalannya,”terangnya kali ini serius lagi.
Peruntungan dia memang mungkin belum ke band-nya ya? Karena toh dia tetap
sukses sebagai penulis lagu, aranjer atawa produser.
Untuk
jazz memang dia cukup ajaib, di mata saya. Bayangin aja, tiba-tiba dia menjadi
produser untuk gitaris jazz sangat senior. Eh sebenarnya sih pengusaha tapi
bisa main gitar, wuih punya gitar banyak juga. Soegeng Sarjadi. Nah dia sempat membuat album sang pengusaha
kawakan itu, dengan didukung pula oleh Bintang Indrianto. Nama albumnya, Talking To You, Soegeng Sarjadi Playing Denny Chasmala’. Keren juga lho!
Oh
ya, catet nih catet deh. Sebagai produser, ia sempat menangani pula beberapa
band. Antara lain, Jikustik. Terakhir ini, ia baru menyelesaikan album sebuah
kelompok baru asal Surabaya, namanya ABRI!
Itu singkatan dari Aku Bukan Rocker
Idaman. Hadeuh, namanya ajaib!
Selain itu, ia segera menggarap album dari kelompok pop, D Masiv. Kemarin ini, ceritanya, ia baru menyelesaikan 3 lagu demo
D Masiv untuk labelnya dan diterima.
“Konsep
gw untuk memproduseri grup band, kayak D Masiv deh. Itu kan grup yang sudah
dikenal, fansnya juga banyak. Gw tidak akan merubah banyak. Tidak akan bikin
musik mereka jadi berbeda, dengan album sebelumnya. Ga boleh. Gw cuma arahkan
mereka pada potensi mereka yang lain, yang belum pernah mereka coba. Mereka itu
kan berbakat, skill bagus,
lagu-lagunya juga bagus ya. Mereka mau mencoba dan ya mereka suka juga
labelnya,”terangnya.
Pemuda
kelahiran Surabaya, 20 Juli 1973 ini,saat ini juga kerapkali tampil dengan
nge-jazz dalam Bintang Indrianto Trio.
Ini trio dikomandoi oleh Bintang, dengan bassnya. Didukung pula oleh drummer
muda, Muhammad Iqbal. Musiknya jazz tapi waduh, jazz yang “kacau”.
Pengertian kacau di sini adalah, mereka main dengan pola selalu ada kebebasan
melakukan interpretasi satu sama lain di setiap lagunya.
Jadinya
ya begitu, seringkali lagu yang awalnya terkesan kalem, kayaknya ini ballad, ternyata di tengah naiklah tempo
dengan cepat. Dan menjadi ramai ya gitar melengking kayak rock, bass juga pakai
distorsi, dan drum bermain galak. Rame
memang dan,penuh kejutan. Ditambah lagi, dia dan Bintang, selalu menyelipkan becandaan di setiap jeda lagu. Saling
meledek atau juga, meledek penonton.
Lagu-lagu
yang dimainkan, diselipkan juga lagu karya dia. Tapi kebanyakan memang karya
Bintang sendiri. Selain itu, diselipkan lagu lain yang “tak terduga”. Misalnya,
‘Madu dan Racun’ nya Ariwibowo! Dan
saktinya, di luar dugaan penonton yang terkejut memberi respon sangat positif
dan ya...suka! Itu pernah terjadi, terutama yang kebetulan saya alami.
Bagaimana trio itu ngagetin banget
waktu tampil di saat di Solo City Jazz.
Mereka
hanya bertiga, dan tanpa vokal,jelaslah! Instrumental.Di depan ribuan orang
yang menonton secara gratis lho! Artinya, bisa diperkirakan sebagian besar
pasti bukanlah penggemar jazz. Nah, ketika mereka tampil, ternyata bisa seperti
menyihir penonton! No, mereka bukan
lantas jadi Rommy Rafael, apalagi Deddy Corbuzier! Penonton yang heterogen itu,
lho bisa suka!
Perkoncoannya
dengan Bintang, lantas berlanjut hingga proyek Jazz Hijau. Adalah WALHI, Wahana Lingkungan Hidup
Indonesia, yang berinisiatif dan bertindak sebagai executive-producer. Bentuknya adalah sebuah album rekaman jazz,
yang berisikan lagu-lagu yang menyoal lingkungan hidup. Bintang dan dirinyalah,
yang bertindak sebagai produser album itu.
Penampilan
dia juga seringkali unik. Ya seperti memakai pakaian spiderman naik Vespa itu.
Kostum itu asli lho, dia beli khusus di luar negeri! Niat banget memang. Asal
tahu, dia juga memakai kostum itu di video klipnya, Sherly’O pada lagu,
‘Kasihku Kamu’. Lagu itu memang dia yang produseri. Satu ketika ah dia bisa
berkacamata berbentuk hati framenya
dan...merah! Lihat aja salah satu foto saat dia manggung tahun lalu dalam
Parade 17 Guitaris di Pasar Seni Ancol. Edun
suradun lah!
Maka,
tak pelak, gitaris yang doyan becanda ini memang unik. Bisa jadi, dia salah
satu gitaris terunik, dari begitu banyak gitaris di Indonesia sini. Orangnya
juga supel, friendly. Kagak ada sombong-sombongnya. Pop, jazz
atau rock disikatnya habis, karena dia bilang suka dengan semua jenis musik! Dan
namanya adalah, Denny Chasmala!
Sampai hampir lupa, menuliskan namanya! Astaga, sorry Den! /*
No comments:
Post a Comment