Wednesday, June 7, 2017

Grassrock, Anak Asuhan Rembulan selama 33 Tahun sudah!

Begitulah dunia musik Indonesia. Naik turun, bak berkendaraan dari Jakarta ke Bandung, via Puncak. Jalanan menanjak, lalu menurun. Kadang turunan terjal, hati-hati menjaga rem dan kopling. Lalu melalui jalanan berkelak-kelok di antara pepohonan pinus, yang seringkai di salah satu sisi terbing terjal membentuk jurang. Jangan sampai mengantuk, kalau tak ingin terjun bebas....
Para musisi Indonesia, mau tak mau harus penuh kesabaran dalam menjalani jalan karir yang penuh lika-liku itu. Misal sebuah grup band, pasang surut adalah menjadi hal lumrah. Terkadang ada gangguan semangat mengendur, menjadi lebih sensitif antar personil. Kemudian tak bisa dielakkan deh, gonta-ganti personil.
Grassrock adalah salah satu yang tentu mengalami pasang surut itu. Di 2017 ini mereka sudah berusia 33 tahun. Oho, lamo nian! Panjang juga. Tak banyak grup band sanggup bertahan sepanjang usia itu lho.  
Jadi cerita singkatnya mengenai grup musik cadas asal Surabaya ini adalah begini, berdiri 1984. Sebelumnya, duduk atau jongkok? Ah maaf, usil untuk intermezzo. Ok mereka Ikut Festival Rock Indonesia nya Log Zhelebour di 1985.
Eh 1986, mereka ikutan lagi. Dan kali ini menjadi nomer wahid. Serta kebagian gelar The Best Player, yang lagi-lagi lewat Mohammad “Rere” Reza, yang terpilih sebagai drummer.terbaik. Kalau di 1985 mereka menempatkan Arief dan Karnoto sebagai vokalis. Maka setahun berikutnya, vokalis mereka adalah Zulkarnain.

Tapi pada perjalanan berikutnya, mereka sempat dikenal luas dengan formasi mengandalkan dua vokalis. Selain Arief dan Karnoto, mereka juga pada tahun berikutnya diperkuat Zulkarnain dan Dayan. Dua vokalis ini lumayan dikenal luas pubik, di saat mana mereka mulai tampil di pelbagai pentas rock di berbagai kota.
Pada 1987, mereka tampil lagi di ajang kompetisi band. Kali ini adalah, sebuah Festival Rock yang diadakan oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Mereka menjadi juara pertama dan mendapat gelar the best player, lewat Mandau, kibordis. Dan, lagi-lagi deh, Rere Reza drummer.
Dulu memang mereka dikenal juga sering membawakan lagu-lagu dari Yes. Hampir menjadi semacam grup epigon atau fotocopy-an gitu, tapi untungnya mereka juga menghasilkan karya sendiri. Lantas rekaman. Anak Rembulan, adalah debut album mereka di 1990.
Kalau saya sendiri,menonton mereka pertama itu kapan ya, agak lupa. Tapi saya pernah menonton mereka di Surabaya, untuk pertama. Beberapa waktu kemudian bertemu lagi di kota Klaten. Waktu itu Grass Rock selain dengan Zul dan Dayan,juga mengiringi lady rocker, Ita Purnamasari.
Jadi sempatlah menonton mereka yang kerapkali membawakan nomer-nomer lagu dari Yes itu. Saat itu, saya lumayan terkagum-kagum juga, ini band Surabaya asyik dan solid nih! Bahaya punyaaaa....


Saat itu sih ketika tahu mereka jawara beberapa kompetisi band rock, ya jadi memaklumi ke-solid-an mereka. Pantesan, band juara! Tapi di saat sama saya juga pikir, kalau saja mereka rekaman gimana ya musiknya?
Karena gini, pilihan mereka atas Yes. Itu kan salah satu nama yang jadi ikon penting pergerakan progressive rock dunia, dulu dikenal sebagai art rock. Biasanya kalau sudah nyenggol art rock begitu, susah-susah gampang di pasaran sih.
Lalu bertemu lagi saat mereka menggelar launching debut album mereka itu. Adalah sahabat baik saya,almarhum Remy Soetansyah, yang mengundang saya waktu itu. Yang ternyata lirik lagu hits album itu, ‘Peterson’ adalah hasil karya Remy..
Terjawab kan pertanyaan saya itu. Mereka rekaman juga jadinya. Hasilnya? Pop rock, tapi unsur rocknya ga terlalu kompromistis sih. Itu pandangan saya ya. Tapi memang harus dibuktikan, bisa jualan ga di pasar. Nuansa prog rock nya relatif "menipis". Kalau ini gegara, kompromistis-kah?
Toh ternyata kan  album yang lumayan sukses tuh, paling tidak membuat nama mereka makin dikenal publik pencinta musik rock di banyak kota lain, di luar domisili mereka, Surabaya. Sebelum merilis album perdana, mereka sempat mendukung album keroyokan, Rock Kemanusiaan dengan single, ‘Prasangka’. Album itu dirilis pas setahun sebelum album pertama mereka itu diedarkan.
Dari album perdana itu, melesat hits, selain ‘Peterson’ juga ada, ballad ‘Selamat Pagi Tragedi’. Setelah album ini, Zulkarnain Yusuf memilih pulang kembali ke Surabaya. Meninggalkan Dayan, menjadi vokalis sendirian. Berikutnya mereka merilis, Bulan Sabit. Dirilis 3 tahun setelah album pertama mereka, jadi di tahun 1993.

Setelah itu, setahun kemudian mereka merilis, self titled album, Grass Rock. Lima tahun kemudian mereka melepas album keempat, Menembus Zaman. Selepas album itu, mendadak mereka harus kehilangan Dayan, sang lead-vocalist, yang meninggal dunia. Sebuah kehilangan yang sangat berarti.
Hal itu sempat membuat mereka tertegun dan membuat semangat menurun drastis. Untung mereka ingat dengan pesan almarhum Dayan, untuk tetap menjalankan Grass Rock, jangan berhenti.
Merekapun memang lantas vakum sekian waktu, dikarenakan tak ada vokalis. Lantas mereka memperoleh Hendry George, asal Palembang. Kabarnya, dari sebuah ajang audisi dengan puluhan vokalis yang mengikuti. Terpilih Hendry. Mereka mencoba sekian waktu bersama vokalis baru.
Proses rekaman mulai dijajaki. Sayangnya ada kesan saat itu,industri musik sulit “menerima” Hendry. Usaha mereka jadi terkesan rada sia-sia. Banyak pihak memberi penilaian, vokalis baru itu belum in dengan musik mereka. Ada suara yang bilang kepada mereka, warna suara vokalis itu kurang industri. 


Akhirnya, mereka terpaksa vakum kembali. Sampai pada jelang penghujung dekade pertama 2000-an, mereka lantas tergerak untuk mencoba comeback. Ditarik masuklah vokalis baru yang lain, berusia muda, Hans Sinjal. Kemudian juga bassis Ersta Satrya Nugraha.
Saat itu, Yudhi Rumput bassis, mulai terganggu kesehatannya. Yang membuatnya tak memungkinkan untuk naik panggung lagi. Belakangan diketahui Yudhi ternyata mengidap kanker hati.
Semangat baru dengan beberapa personil baru yang adalah nama-nama muda berbakat. Toh tak lantas membuat mereka dapat melaju kencang. Di tahun 2014,Yudhi Rumput akhirnya dikalahkan oleh penyakit kanker hatinya. Kembali Grass Rock berduka mendalam.
Dua tahun setelah Yudhi berpulang, kibordis Mandau menyatakan pamit mundur. Belum solid mereka dengan personil baru, malah lantas ditinggal pergi oleh kibordis yang sebenarnya termasuk pendiri grup tersebut. Berat memang jalan mereka...


Denny Irenk, sahabat lama mereka di Surabaya, katanya yang teman seperjuangan sejak jaman Festival Rock-nya Log Zhelebour lalu masuk menjadi kibordis mereka. Dengan formasi tersebut mereka mengerjakan beberapa lagu di studio.
Mereka kemudian masuk album 3 to Rock, dimana mereka dikumpulkan bersama D’Bandhits dan Boomerang. Dalam album model kompilasi itu, mereka menyetor beberapa lagu yaitu, ‘Aku Ingin Kau’, ‘Matahari Sukma’dan ‘Bersamamu’.
Dalam album itu, lagu ‘Kebebasan’ menjadi single. Dimainkan ketiga grup, dan merupakan karya dari almarhum Dayan Zmach.. Akhirnya bisa membuat single dan album itu, bagi Grassrock sendiri, didedikasikan kepada sahabat-sahabat mereka yang telah pergi lebih dahulu, Dayan dan Yudhi.
Dan sampailah di 2017. Merekapun kembal, kali ini terasa menjadi lebih yakin. Dengan formasi sekarang menjadi Mochamad Rera Reza sebagai drummer dan Tri Witarto Edi Purnomo atau lebih dikenal sebagai Edi Kemput, sebagai gitaris. Vokalis, Hans Sinjal. Kibordis, Denny Irenk.
Sebagai bassis adalah bassis muda, yang masuk menggantikan Ersta Satrya Nugraha. Namanya Zondi Kaunang. Zondi masih berdomisili di Suarabaya saat ini. Jadi ia bolak-balik ke Jakarta, untuk keperluan Grassrock.



Oh ya di 2016 silam mereka memperkenalkan image baru, dari Grass Rock lantas menjadi Grassrock. Menunjukkan keinginan serius mereka untuk kembali ke “dunia persilatan” nampaknya. Bahwa mereka muncul lagi secara serius, tak hanya pengen reunian.
Mereka lantas melansir singel, ‘#Grassrockisback’. Lagu itu ditulis oleh Edi Kemput. Merekapun tampil sebagai main performer di acara Republic Rock, pada akhir Mei silam di Kemang Village.
Setelah sebelumnya, formasi tergres Grassrock itu sempat pula tampil di acara mingguan Rock Campus. Selain tampil pada konser kelompok prog-rock, Montecristo. Dan mereka tengah serius untuk dapat merilis album dalam waktu dekat ini.
Well, perjalanan demikian panjang, penuh kelak-kelok. Naik turun. Tidur, bangun, tidur lagi, bangun lagi. Yang penting, setelah kelak kelok, pasti ada jalan lurus. Dan boleh tidur, tapi kan bisa bangun lagi?
Respek dan apresiasi tinggi untuk semangat dua pentolan utama grup yang memilih tanggal terbentuknya, 4 Mei 1984 ini yaitu Rere dan Edi Kemput. Bahwasanya mereka tetap bersemangat berjalan dengan grup yang sampai saat ini sudah berusia 33 tahun tersebut. Umurnya itu, matang betul!
Padahal seperti diketahui, baik Rere maupun Edi Kemput itu, dikenal juga sebagai dua session-player yang job mainnya itu oho...ga bisa dibilang sedikit. Berbagai proyek rekaman dan pementasan, seringkali mereka dukung. Itu menunjukkan “kelas” mereka juga kan sebagai musisi?


Toh mereka masih menyempatkan waktu untuk terus berupaya menjaga keberlangsungan hidup grup yang mereka bentuk. Pilihan menggaet dua personil muda usia seperti Hans Sinjal dan Zondy Kaunang, boleh jadi sebuah strategi yang perlu dipuji. Mereka ingin spirit bermusik dari kaum muda usia, ikut menambah semangat “bertempur” mereka.
Bak macam menyuntikkan jarum infus, terhubung dengan kantong darah muda segar. Biar lantas mengaliri pembuluh-pembuluh darah mereka. Kelak akan menyegarkan dan memelihara stamina untuk terus berkarya. Tepatnya, kembali aktif menggeliat, beraksi dan berkarya!
Sebuah upaya refreshment, yang memang harus dibuktikan lagi oleh waktu. Sampai sejauh mana keampuhan siasat itu. Tapi melihat semangat kedua personil muda tersebut, kita boleh berharap banyak sebenarnya!
Saya berharap, Grassrock tetap hadir dan memperkaya dunia musik Rock Indonesia.Ikut terus menggelorakan musik rock, memberi inspirasi pada kaum muda. Baik namanya ya pencinta atau penggila rock, apalagi bagi kaum musisi rock!
Kalau Grassrock aja tetap menggebu-gebu, masak kaum yang relatif muda dengan enerji yang berlebih, bisa kalah soal semangat sih? Jangan kasih kendor laaaaah!
Well so means...Grassrock is Back. Back for sure. Hopefully! Ditunggu albumnya....Ok, Edi, Rere, Denny, Hans dan Zondi!
Tegar hati Petersen. Kalahkan baja kerasnya. Tiada peduli, petir menggelegar. Persetan! /*






No comments: