Kita The Rollies sih ga tua. Kita cuma hidup
lebih lamaan saja, dan semangat kami itu tetap muda. Begitu ucap Benny
Likumahuwa, satu ketika beberapa tahun lalu. Menyoal grupnya, yang ikut
membesarkan namanya sebenarnya. Tetapi yang kemudian, ia juga terasa sebenarnya
ikut membesarkan nama The Rollies juga adanya.
Sebuah perjalanan
sedemikian panjang, bagi sebah grup musik. Bayangkanlah, sudah mulai berjalan
sejak 1967! Hingga hitungannya, kalau hari ini kan mereka segera memasuki usia
50 tahun!
Itulah
kalimat pembuka tulisan saya mengenai kelompok musik, The Rollies, yang pernah
saya upload di website saya beberapa
waktu lalu. Dan dengan umur yang sedemikian panjang, dengan berbagai cerita di
dalamnya, tentu saja The Rollies menjadi sebuah “fenomena” tersendiri. Dalam
khasanah musik Indonesia.
Tentu
saja, wajar betul kalau lumayan banyak lagu-lagu yang mereka mainkan selama
perjalanan musik mereka, yang dikenal publik. Dari ‘Salam Terakhir’, ‘Setangkai
Bunga’. Atau lagu yang sempat dianggap sgnature mereka, padahal sejatinya karya
grup Inggris, Love Affair, ‘Gone are
the Song of Yesterday’.
Kemudian
ada lagu, yang bisa disebut salah satu hits yang sangat populer yang mereka
bawakan, ‘Dansa Yok Dansa’. Lagu tersebut adalah karya Titiek Puspa. Kemudian disusul dengan karya lain dari Titiek Puspa,
‘Bimbi’. Atau lagu, ‘Bila Haus di Padang Tandus’, yang adalah karya dari Johanes Purba.
Sementara
lagu karya The Rollies sendiri, dalam hal ini adalah Oetje F. Tekol, bassis, yang dikenal luas adalah, ‘Hari Hari’.
Sebelumnya dimulai dengan ‘Kemarau’, yang memperoleh penghargaan Kalpataru dari Departemen Lingkungan
Hidup. Oetje juga menulis lagu, ‘Indonesia’.
The
Rollies juga dikenal lewat beberapa ballad,
ah yang meremas-remas emosi dan perasaan pencinta musik, seperti, ‘Kau Yang
Kusayang’ karya Anto. Lalu, ‘Kerinduan’. Berikutnya ada, ‘Burung Kecil’.
Lagu
lain yang mereka sukses populerkan adalah, ‘Astuti’, ‘Problema’. Ada pula karya
Jimmy Manoppo, ‘Maafkanlah’. Sebelumnya Jimmy
Manoppo, drummer sempat menghasilkan ‘Pertanda’.
Begitulah
sedikit saja, catatan karya-karya mereka selama ini, yang dikenal publik
pencinta musik Indonesia. Nah karya-karya di atas itu, lalu dimainkan kembali
dan lumayan menghibur para penonton.
Tapi
bukan Oetje Tekol, Jimmy Manoppo, Benny
Likumahuwa, Teuku Zulian Iskandar, Didit Maruto, yang adalah original-member
mereka saat ini, yang memainkan dan menyanyikannya. Oh iya, personil mereka
saat ini masih ditambah dua vokalis muda, Alfredo
dan Guswin. Belakangan ditambah
dengan additional keyboardist, Nyong Anggoman.
Adalah
“komunitas” Indonesia Kita, yang
biasa menyebut diri sebagai I.Ki,
yang menghadirkan Tribute to The Rollies. Para anggota I/Ki yang memainkan dan
membawakan lagi lagu-lagu The Rollies, Senin malam 20Maret 2017 kemarin, di
Hard Rock Cafe, Jakarta.
Sebelumnya
I.Ki telah mengadakan acara semacam dengan antara lain memainkan lagi
karya-karya Koes Plus, God Bless dan Iwan Fals. Dan menurut “sang panglima perempuan” I.Ki, Renny Djayusman, konsep
Tribute akan diteruskan. Dan menjadi mata acara reguler saban sebulan sekali, bertempat
di Hard Rock Cafe.
Kemarin
itu grup band yang mengiringi para penyanyi, terbagi dalam dua “skuadron”. Udeh deh, sebut aje begitcyu yeeee.
Skuadron A terdiri dari para musisi tampan, baik hati, rajin sekolah dulunya
dan berbakat. Seperti Joel Vai,
gitaris. Estu Pradhana Brahmono,
kibordis.
Lalu
ada juga Rama Moektio, drummer.
Gitaris lain ada Damon “Among” Koeswoyo dan bassis, Leonard Maitimu. Sementara di Skudron
B, bercokollah para musisi berbakat besar lainnya, peramah, sopan dan dulunya rajin
buka buku pelajaran di rumah.
Nama-nama di atas tentunya juga adalah musisi yang telah berjam terbang tinggi. Iya dong, kan mereka ada di skuadron? Jam terbang kudu tinggilah. Pilihan gitu deh. Maksudnya, mereka sebelum ini dikenal luas, lewat keterlibatannya dengan grup-grup musiknya masing-masing. Siapa saja dan apa grupnya? Sudahlah, kita bahas di lain kesempatan ya.
Begitulah isi dari para musisi di kedua skuadron yang diturunkan I.Ki kemarin itu. Skuadron A, para musisi berpengalaman. Begitupun halnyalah dengan para musisi yang ditempatkan di skuadron B. Nanti deh diobrolin mengenai jam terbang mereka masing-masing.
Yaitu
antara lain, Donny Suhendra,
gitaris. Ditemani Budhy Haryono,
drummer. Bassisnya adalah Rival “Pallo
Man” Himran. Dengan kibordis, Krisna Prameswara.
Para
penyanyi, yang semua seperti juga para musisinya adalah deretan prajurit I.Ki,
adalah Amank Syamsu, Ariyo Wahab, Firza Tuffa, Tommy Excentrix,
Temmy Memez, Bangkit Sanjaya, Ermy Kullit,
Jelly Tobing. Dan sang panglima,
yang memang adalah “rocker sampai mati”, Renny Djayusman, juga ikut tampil.
Tapiiiii, memang betulkah para musisi di atas, pada tampan, rajin sekolah sampai sopan dan rajin buku pelajaran di rumahnya? Silahkan tanyakan ke orang tua mereka masing-masing saja. Atau mungkin suadara sekandungnya. Bisa juga, ke bekas tetangga mereka waktu masa sekolah dulu. Hadeuh!
Tapi di kesempatan Tribute to selanjutnya, cakep deh kayaknya kalau ada dong wakil-wakil tertentu, dari grup band atau penyanyi yang ditampilkan lagu-lagunya. Sehingga dapat terjadilah kerjasama konkrit menarik, dan pasti manis, di atas panggung. Setuju? Kudu setuju dong.
So,
sampai jumpa di kesempatan bulan April mendatang dengan pasukan I.Ki lagi. Cheerio and bye bye.../*
No comments:
Post a Comment