Wednesday, September 28, 2016

Solo City Jazz 2016, Akhir Pekan Ini

Intensitas, adalah sebuah kata kunci terpenting. Dilengkapi dengan semangat ekstra, kerja keras dan juga terus berpengharapan. Jangan lupa, pakai doa! Itulah dasar dari perjuangan kami, dalam terus melanjutkan acara tahunan ini.
Tetap berjuang, walau kami telah mulai melakukannya sejak 2009. Itulah kali pertama Solo City Jazz diselenggarakan oleh kami, C-Pro Production. Saat pertama kali itu, kami memperoleh restu dan dukungan maksimal dari bapak Joko Widodo, yang kala itu masih menjabat sebagai Walikota Solo.
Membuat publik Solo menjadi tambah jazzy, memang harus terus menerus terjaga kontinuitasnya. Harapan kami tentunya, ketika publik Solo menjadi lebih jazzy, akan menjadi lebih apresiatif pada musik jazz atau jazzy.
Dalam hal ini, jazz untuk Solo, sesuai konsep sedari awal Solo City Jazz, memang jazz yang unik. Unik dalam arti, jazz yang dapat dirasakan dekat dengan keseharian masyarakat Solo sendiri. Kan bikinnya di Solo?
Harus lantas diakrabi publik Solo. Selain itu, jazz di sini, memang lebih pada posisi melengkapi lagi keberadaan kota Solo. Memberi tambahan warna lagi bagi kota Solo, dengan event berbentuk festival jazz yang khas Solo.

Besar harapan kami, publik Solo bisa memberi apresiasi, memberi atensi lebih meningkat dari tahun ke tahun atas apa yang lakukan dengan Solo City Jazz ini. Dan demi memberi corak lebih berwarna, jadi menghadirkan variasi yang diusahakan semenarik mungkin, maka kami berupaya memberitema-tema tertentu pada setiap penyelenggaraan Solo City Jazz.
Lihat seperti Solo City Jazz kami di tahun ini. Kamimemberi kesempatan lebih lebar bagi potensi-potensi bibit muda, terutama justru dari kota Solo dan sekitarnya. Kalau diingat, tahun lalu, kami menampilkan bintang-bintang harapan dari daerah-daerah lain. Tahun ini, berbeda. Ya memberi porsi lebih pada para musisi muda Solo.
Kami berharap, Solo City Jazz dapat ikut mendorong secara aktif lahirnya para jazzer muda berbakat, yang dapat memanfaatkan event kami ini. Memanfaatkan untuk menjadi arena mencari tambahan pengalaman yang efektif, menjadi ajang etalase kemampuan mereka. Sembari, mereka juga bisa bergaul dengan para musisi yang juga memainkan jazz, yang sudah berkelas nasional, bahkan internasional.

Adapun di tahun 2016 ini pada hari pertama, Jumat 30 September 2016, akan tampil membuka Solo City Jazz adalah Surakarta Ska..Selection. Kemudian penonton akan disuguhi penampilan dari talenta muda cantik, Michelle Kunhle. Dilanjutkan dengan Galih Naga Seno, lantas ada B’Fuzz. Hari pertama Solo City Jazz, akan ditutup penampilan para musisi muda asal Purwokerto, Seroja.
Di hari kedua, Sabtu 1 Oktober, akan tampil Aditya Ong, nama muda potensial dari kota Solo. Dilanjutkan dengan nama baru nan berbakat lainnya, Iza Nael. Berikutnya, akan tampil, kolaborasi lintas negara, yaitu gitaris muda, Tesla Manaf dan pemain tiup asal Spanyol, Rodrigo Parejo. Penampilan kedua musisi beda negara tersebut, akan dipermanis dengan penampilan performing arts yang artistik. Kolaborasi Indonesia dan Spanyol itu akan ditingkahi oleh penari muda asal Solo, Dhea Fandari.

Satu catatan penting, Tesla Manaf adalah gitaris dan penulis lagu berusia muda, yang telah melanglang buana. Album rekamannya diedarkan label rekaman internasional, Moon June Records, yang memperoleh sambutan hangat dari para penggemar musik jazz, world music dan progressive seluruh dunia.
Tak pelak, Tesla adalah salah satu gitaris potensial yang bermasa depan cerah. Ini adalah kali kedua ia memeriahkan Solo City Jazz. Dimana pertama kali, Tesla tampil di Solo City Jazz kedua, tahun 2011. Sementara RodrigoParejo, adalah flutist muda berbakat asal Spanyol. Yang juga telah melanglang buana dan dikenalpublik pencinta musik jazz, world music dan kontemporer internasional.
Nama-nama muda di atas, tentu saja adalah nama-nama yang bakatnya kami beri apresiasi lebih. Saatnya mereka memperoleh kesempatan. Dan inilah saatnya publik mengenal mereka lebih jauh dan lebih dalam. Tak kenal, maka tak sayang kan  Maka, semoga mereka nanti akan lebih dikenal, dan tentunya, lebih disayang...
Seberapa besar bakat mereka, bagaimana menariknya penampilan mereka, marilah bersama-sama menyaksikan dan menonton penampilan mereka satu demi satu. Ini penampilan penting mereka, di awal-awal perjalanan karir mereka tentu saja.
Solo City Jazz hari kedua, akan ditutup penyanyi yang belakangan tambah populer, dengan grup “kolaborasi”nya, Trio Lestari, bersama Glenn Fredly dan Sandhy Sondoro. Penyanyi ini dikenal luas juga sebagai sebagai dokter bedah kecantikan. Siapa lagi kalau bukan, Teuku Adifitrian,yang lebih dikenal dengan nama Tompi.

Tompi secara khusus akan memeriahkan Solo City Jazz tahun ini, dengan didukung band pengiring tetap untuk solo-projectnya. Penampilan dari Tompi, diharapkan akan memberikan kegairahan tersendiri bagi publik Solo, untuk datang menyaksikan pergelaran Solo City Jazz ini.
Pada tahun ini Solo City Jazz kembali akan digelar di Taman Balekambang, seperti tahun 2015 silam. Dan seperti biasa, penonton tak akan dipungut bayaran, alias gratis, untuk menyaksikan pementasan Solo City Jazz dalam dua hari penyelenggaraannya.
Solo City Jazz yang diadakan oleh C-Pro Production dengan chairman Wenny Purwanti dan festival director, Gideon Momongan kembali bermitra dengan Mataya art&heritage. Dan tentu saja, tetap memperoleh dukungan dari Pemerintah Kota Solo.
Kami tentunya akan sangat bersukacita, bila publik Solo dapat datang menyaksikan acara kami. Menonton dan menikmatinya. Dan merasa terhibur karena sajian musik dari para performers nanti. Ragu? Nah, makanya datang menonton saja...

Sampai bertemu di Taman Bale Kambang, di akhir pekan ini. Salam Musik!/*



No comments: