Intensitas, adalah sebuah kata kunci terpenting.
Dilengkapi dengan semangat ekstra, kerja keras dan juga terus berpengharapan.
Jangan lupa, pakai doa! Itulah dasar dari perjuangan kami, dalam terus
melanjutkan acara tahunan ini.
Tetap berjuang, walau kami telah mulai melakukannya
sejak 2009. Itulah kali pertama Solo
City Jazz diselenggarakan oleh kami, C-Pro
Production. Saat pertama kali itu, kami memperoleh restu dan dukungan
maksimal dari bapak Joko Widodo,
yang kala itu masih menjabat sebagai Walikota Solo.
Membuat publik Solo menjadi tambah jazzy, memang
harus terus menerus terjaga kontinuitasnya. Harapan kami tentunya, ketika
publik Solo menjadi lebih jazzy, akan menjadi lebih apresiatif pada musik jazz
atau jazzy.
Dalam hal ini, jazz untuk Solo, sesuai konsep
sedari awal Solo City Jazz, memang jazz yang unik. Unik dalam arti, jazz yang
dapat dirasakan dekat dengan keseharian masyarakat Solo sendiri. Kan bikinnya
di Solo?
Harus lantas diakrabi publik Solo. Selain itu, jazz
di sini, memang lebih pada posisi melengkapi lagi keberadaan kota Solo. Memberi
tambahan warna lagi bagi kota Solo, dengan event berbentuk festival jazz yang
khas Solo.
Besar harapan kami, publik Solo bisa memberi
apresiasi, memberi atensi lebih meningkat dari tahun ke tahun atas apa yang
lakukan dengan Solo City Jazz ini. Dan demi memberi corak lebih berwarna, jadi
menghadirkan variasi yang diusahakan semenarik mungkin, maka kami berupaya
memberitema-tema tertentu pada setiap penyelenggaraan Solo City Jazz.
Lihat seperti Solo City Jazz kami di tahun ini.
Kamimemberi kesempatan lebih lebar bagi potensi-potensi bibit muda, terutama
justru dari kota Solo dan sekitarnya. Kalau diingat, tahun lalu, kami
menampilkan bintang-bintang harapan dari daerah-daerah lain. Tahun ini,
berbeda. Ya memberi porsi lebih pada para musisi muda Solo.
Kami berharap, Solo City Jazz dapat ikut mendorong
secara aktif lahirnya para jazzer muda berbakat, yang dapat memanfaatkan event kami
ini. Memanfaatkan untuk menjadi arena mencari tambahan pengalaman yang efektif,
menjadi ajang etalase kemampuan mereka. Sembari, mereka juga bisa bergaul
dengan para musisi yang juga memainkan jazz, yang sudah berkelas nasional,
bahkan internasional.
Adapun di tahun 2016 ini pada hari pertama, Jumat 30 September 2016, akan tampil
membuka Solo City Jazz adalah Surakarta
Ska..Selection. Kemudian penonton akan disuguhi penampilan dari talenta
muda cantik, Michelle Kunhle.
Dilanjutkan dengan Galih Naga Seno,
lantas ada B’Fuzz. Hari pertama Solo
City Jazz, akan ditutup penampilan para musisi muda asal Purwokerto, Seroja.
Di hari kedua, Sabtu
1 Oktober, akan tampil Aditya Ong,
nama muda potensial dari kota Solo. Dilanjutkan dengan nama baru nan berbakat
lainnya, Iza Nael. Berikutnya, akan
tampil, kolaborasi lintas negara, yaitu gitaris muda, Tesla Manaf dan pemain tiup asal Spanyol, Rodrigo Parejo. Penampilan kedua musisi beda negara tersebut, akan
dipermanis dengan penampilan performing
arts yang artistik. Kolaborasi Indonesia dan Spanyol itu akan ditingkahi
oleh penari muda asal Solo, Dhea Fandari.
Satu catatan penting, Tesla Manaf adalah gitaris
dan penulis lagu berusia muda, yang telah melanglang buana. Album rekamannya
diedarkan label rekaman internasional, Moon June Records, yang memperoleh
sambutan hangat dari para penggemar musik jazz, world music dan progressive
seluruh dunia.
Tak pelak, Tesla adalah salah satu gitaris
potensial yang bermasa depan cerah. Ini adalah kali kedua ia memeriahkan Solo
City Jazz. Dimana pertama kali, Tesla tampil di Solo City Jazz kedua, tahun
2011. Sementara RodrigoParejo, adalah flutist muda berbakat asal Spanyol. Yang
juga telah melanglang buana dan dikenalpublik pencinta musik jazz, world music
dan kontemporer internasional.
Nama-nama muda di atas, tentu saja adalah nama-nama
yang bakatnya kami beri apresiasi lebih. Saatnya mereka memperoleh kesempatan.
Dan inilah saatnya publik mengenal mereka lebih jauh dan lebih dalam. Tak kenal,
maka tak sayang kan Maka, semoga mereka
nanti akan lebih dikenal, dan tentunya, lebih disayang...
Seberapa besar bakat mereka, bagaimana menariknya
penampilan mereka, marilah bersama-sama menyaksikan dan menonton penampilan
mereka satu demi satu. Ini penampilan penting mereka, di awal-awal perjalanan
karir mereka tentu saja.
Solo City Jazz hari kedua, akan ditutup penyanyi
yang belakangan tambah populer, dengan grup “kolaborasi”nya, Trio Lestari,
bersama Glenn Fredly dan Sandhy Sondoro. Penyanyi ini dikenal luas juga sebagai
sebagai dokter bedah kecantikan. Siapa lagi kalau bukan, Teuku Adifitrian,yang lebih dikenal dengan nama Tompi.
Tompi secara khusus akan memeriahkan Solo City Jazz
tahun ini, dengan didukung band pengiring tetap untuk solo-projectnya. Penampilan dari Tompi, diharapkan akan memberikan
kegairahan tersendiri bagi publik Solo, untuk datang menyaksikan pergelaran
Solo City Jazz ini.
Pada tahun ini Solo City Jazz kembali akan digelar
di Taman Balekambang, seperti tahun 2015 silam. Dan seperti biasa, penonton tak
akan dipungut bayaran, alias gratis, untuk menyaksikan pementasan Solo City
Jazz dalam dua hari penyelenggaraannya.
Solo City Jazz yang diadakan oleh C-Pro Production
dengan chairman Wenny Purwanti dan festival
director, Gideon Momongan kembali
bermitra dengan Mataya
art&heritage. Dan tentu saja, tetap memperoleh dukungan
dari Pemerintah Kota Solo.
Kami tentunya akan sangat bersukacita, bila publik
Solo dapat datang menyaksikan acara kami. Menonton dan menikmatinya. Dan merasa
terhibur karena sajian musik dari para performers
nanti. Ragu? Nah, makanya datang menonton saja...
Sampai bertemu di Taman Bale Kambang, di akhir
pekan ini. Salam Musik!/*
No comments:
Post a Comment