Salah satu fenomena trend
musik di Indonesia, yang paling menarik itu, ada di seputaran 1980-an. Karena,
di saat itu, tetiba saja jazz (jazzy, tepatnya), bisa naik daun. Diperhitungkan
sebagai, trend. Artinya, untuk kaum industrialis musik, jenis musik ini “layak
jual”, atawa punya pasar.
Ok lah, tentu saja, kaum
industrialis tersebut (eh ini maksudnya
para “cukong kaset”, begitu istilahnya waktu itu) mengajukan juga beberapa
persyaratan sih. Bahasa simple dari persyaratan itu adalah, eits kudu kompromi
dengan selera pasar.
Selera pasar yang mana?
Nge-pop maunya. Ini nih repotnya, jazz tapi pop? Kayak apa sebenarnya. Syahdan
di era itu muncullah apa yang disebut, jazzy
tunes. Sebenarnya bentuknya itu, pop ya. Tapi nuansanya memang ada rada soul,
RnB dan jazz.
Ada deskripsi lain, yang
gampangnya, bahwa itu adalah musik jazz tapi pakai penyanyi. Kan biasanya jazz
itu instrumental, featuring pada
musisi-musisi tertentu. Yang terjadi sih sebenarnya, kalangan jazz “beneran”
atawa jazz “tulen”, jadi bingung juga. Jazz pakai vokal sih ok, tapi jazz yang pegimane sih, coy?
Jalan terus yiuks, maaf
terpaksa tinggalin soal “lebih serius”, soal jazz. Dikotomi jazz yang jazz dan,
jazz yang tidak jazz. Ah macam mana pulak? Makanya kubilang juga, pecah kepala
kau nanti.
Ada yang dibilang jazzy
tunes, ada juga lantas sebutan beda lagi. Ini bisa lebih pusing
menterjemahkannya, adult contemporary.
Kalau dari media luar negeri, terutama dari Amrik, jenis ini “diperkenalkan”
radio-radio di sana. Jadi lagu yang pas untuk didengerin di mobil. Kali yeee,
yang bawa mobil kan biasanya...adult?
Tadi sudah kubilang, jalan
teruslah. Itulah gambaran yang terjadi di 1980-an, atas trend jazzy yang ada.
Oh ya, untuk menelisik sedikit lebih dalam ya, ada jazz-nya Jack Lesmana dan koleganya. Lalu
belakangan ada juga Christ Kayhatu, Yance Manusama dan kawan-kawan.
Ada Jopie Latul, Jackie Bahasoean,
Utha Likumahuwa, Nunung Wardiman termasuk kemudian nama Mus Mujiono. Di sisi lain, ada Rien Jamain, Margie Segers sampai siapa lagi, Broery Pesolima. Ini kalau mau menyebut nama-nama vokalis ataupun
penyanyi, yang sebut saja, jazz-oriented.
Nah menariknya, lantas
munculah sosok anak muda Ibukota, keren. Suaranya itu lumayan khas. Kebetulan
di sini, saat itu, ada penyanyi jazz(y) yang bernama Michael Franks. Oh jadi,
ini seperti Michael Franks? Franks sendiri sejatinya mengeluarkan debut album
1973. Tapi baru dikenal lewat lagu-lagunya yang ada di albumnya, yang dirilis
1976 dan setelah itu.
Michael Franks baru populer
di tahun 1980-an di sini. Nah Franks populer, seperti juga Al Jarreau atau Gino
Vanelli. Saat itulah, di sini kemudian muncul album Indonesian Jazz Vocal, di sekitar 1983. Menyeruak pasar musik, di
khasanah yang jazzy, bersaing dengan album dari Utha Likumahuwa, Christ Kayhatu
serta Jackie Bahasoean.
Ternyata album itu
dilahirkan oleh seorang “anak Tebet”, yang lahir di Medan pada 2 April 1961. Dian Pramana Putra namanya. Album itu
terbilang sukses untuk merebut perhatian.
Dan dalam waktu cepat, Dian
Pramana Putra nan flamboyan itu, menjadi populer. Apalagi, iapun lantas dikenal
sebagai seorang hits maker. Beberapa
lagu karyanya, sukses jadi hits dinyanyikan banyak penyanyi lain.
Orang tuanya, Hadi Suwito,
ayahnya, adalah pemain musik. Gitaris. Sang ibunda, Sumiaty Sutiko, juga
penyanyi, dan salah satu partner idealnya untuk bikin lagu! Banyak lho,
lagu-lagu sang anak itu, yang dibuatnya dengan sang ibu. Nah ayah dan ibunya
juga,pernah jadi Bintang Radio RRI. Untuk kategorinya hiburan dan keroncong.
So, ya pas deh. Ga heran
anak-anaknya ada yang terjun jadi musisi, dan penyanyi. Dian adalah anak ke 3
dari 5 bersaudara. Denni Arantika, Henrie Restoe Poetra, Dian. Lalu dua
perempuan, Ika Ratih Poespa dan Yulita Mawar Antasari. Henrie dan Ika,juga menyanyi dan rekaman.
Secara becanda, dia bilang, paling bungsu itu....Deddy Dhukun! Karena ga mau pakai nama jadi Deddy Dhukun Poetra, maka Deddy-pun dibuang ya? Hihihihi.
Secara becanda, dia bilang, paling bungsu itu....Deddy Dhukun! Karena ga mau pakai nama jadi Deddy Dhukun Poetra, maka Deddy-pun dibuang ya? Hihihihi.
Salah Deddy juga sih. Ya ga? Kenapa harus ada nama “Dhukun”? Kan
jadinya, “putra-nya dukun”? Kami berdua tertawa lebar. Lebih keras ketawa kita
berdua, bila mendengar cerita-cerita seru 2-D alias Dian dan Deddy Dhukun.
Apalagi jaman 80-90an. Konyol dan kocak. Yang bercerita aja, tertawa. Apalagi
yang dengar?
Mereka berdua, kemana-mana
sudah. Tinggal ke penghulu saja belum, kayaknya. Eits maaf, hukum di negeri
kita kan belum mengijinkan pernikahan sesama jenis? Apalagi ini jenisnya
khusus, “pasien” dan dukun-nya. Sesuatu yang terasa unik dan....memilukan! Dian
pun tertawa lebar. Satu ketika, Deddy ditanya begitu, juga ketawa dan bilang, “Iya
nih, hukum negeri kita ini ga adil.”
Nah, sejak beberapa waktu
belakangan ini, saya sering jumpa degan mereka berdua. Malah jalan bareng, ke
beberapa kota. Cerita yang lantas dirangkaikan jadi tulisan ini, bermula dari
obrolan-obrolan iseng saya dengan Dian, ditemenin juga Deddy. Biasanya, saat ngopi tengah malam. Atau ngopi sore.
Ngopi moloooo nih?
Keduanya memang manusia “jam
kecil”. Itu terkait dengan jam bisanya mereka mulai istirahat malam. Jam kecil
itu artinya, yaaaa lewat tengah malam bangets! Iya oom, Dian itu susah tidur.
Dia baru bisa tidur biasanya setelah subuh, kata Deddy.
Oh berarti sama aja dengan
elo dong bro, jawab saya. Deddy dengan kalem bilang, oh ga dong. Masak sih,
emang elo tidur biasanya jam berapa? Saya tanya balik ke Deddy. Dengan raut
muka tak ada ekspresi dia jawab, yaaa sebelum subuh.
Oh ya, tulisan obrolan saya
dengan Dian ini, diambil ya dari ngobrol. Dari, email! Hehehehe. Kirim pertanyaan, dia jawab.Jawabnya, sebulan
setengah setelah saya kirim! Hahaha. Atau ada juga yang lewat message di whats-app. Semua sih rata-rata lewat tengah malam lah.
Kemarin ini, saya sempat
kirim message jam 12-an, ya midnight,
seperti biasa. Dian menjawab, Sorry bablas oom. Jam menunjukkan 02.30. Saya
terbangun dengar notifikasi masuk message, menjawab balik, ga papa tidur lagi
deh bro. Iya nih, mau tidur lagi, jawabnya. Lalu kita ngobrol....
Lanjut lagi pada siangnya.
Ya begitulah. Itu ngobrol wawancara? Wah, ya wawancanda sih kayaknya. Ngobrol
kesana kemari aja. Mulai dari Panti Jompo, Panti Asuhan sampai Panti
Rehabilitasi eh lantas ke...Panti Kesegaran Jasmani. Itu sisi positifnya, jadi
kami berdua sadar untuk hidup sehat....
Yang paling asyik, Dian itu
isengnya banyak. Salah satu keisengan positifnya adalah, tetiba ia mengirim “tawaran
ide”. Elo bikin logo dong di foto-fotomu, bro. Kayak gini nih. Dia kirim
beberapa alternatif. Pesannya, elo harus pakai tuh, biar foto elo ga gampang
dicolong orang....
Saya berterima kasih
banget, so pasti. Terharu juga lho. Dan akhirnya, begitulah ya, ya saya pakai
logo itu....kalau inget!
Ok bung and non semua, inilah dia hasil ngobrol
ngalor ngidul saya dengan sahabat baik saya, Dian Pramana Putra. Eh iya, dia
lantas merubah tulisan namanya menjadi, Dian
Pramana Poetra belakangan. Lupa deh nanya, mulai kapan rubah jadi pake “oe”
di nama belakang, “Putra”-nya. Juga lupa dong nanya, kenapa sih pakai ganti
tulisan nama segala?
Tanya : Bro, belajar gitar dari siapa bro? Atau,
pernah belajar secara serius? Maksudnya, masuk kursus gitu? Berapa lama?
Jawab : Belajar sama Papa, terus sempat belajar sama
oom Gunawan. Oom itu adalah private teacher, untuk musik klasik. Terus sekolah di beberapa Akademi Musik. Dan kemudian,
banyak belajar dari Musisi2 seperti Billy
J Budiarjo, Bagoes AA, Erwin Gutawa, dan lainnya.
T : Pernah belajar bikin lagu? Dari siapa bro?
J : Dari kedua orang tua, dan dari lingkungan.
Maksudnya, dari teman-teman.
T : Proses tersulit, waktu elo bikin album pertama?
J : Yaaa, tidak ada yang sulit sih, hanya di era
itu Jazz belum banyak diminati. Belum terlalu dianggaplah. Jadinya, mau ga mau
idealisme terpaksalah dikurangi.
T : Kenangan apa yang elo paling inget, waktu
bikin album pertama?
J : Wah, banyak
kenangan bersama sohib-sohib musisi, apalagi kita menetap di Hotel Sriwijaya untuk workshop album pertama itu. Cukup serius
lho.....
t : Ok omong soal musik awal-awalmu dulu,
siapa favorit musisi atau penyanyi elo dulu, waktu sebelum rekaman?
J : Harus disebut, Koes Plus. Juga Beatles. Gw
juga suka Gino Vanneli, Kenny Loggins, Matt Monroe, Antonio Carlos Jobim..dan
banyak lagi..
T : Michael Franks, Al Jarreau?
J : Oh ya, didengerin juga waktu itu.
T : Apakah musisi atau penyanyi favorit
elo itu, memberi influence pada album
pertama elo?
J : Yup, udah pasti ter-influence..
T : Masih inget, lagu pertama yang elo
tulis? Apakah masuk di albummu, bro? Tentang apa? Dan berapa lama elo bikinnya?
J : Lagu, ‘Semurni Kasih’. Liriknya ditulis sama
om Bagoes AA. Itu hanya sehari prosesnya kok
T : Apa komentar ortu, waktu album
pertamamu dirilis? Kalau waktu pertama kali liat elo muncul di TV?
J : Wah,
mereka merasa senang karena regenerasi. Soalnya kan ayahku dulunya pemusik
juga. Kalo di TV, TVRI maksudnya, sudah
sering sih muncul bersama Group Bourest di awal tahun 1977-an,
kalau tak salah ingat. Bourest, itu vokal grupku.
T : Elo masih inget ga, pertama kali
muncul di TV? Acara apa? Ada kenangan tersendiri yang ga bisa dilupain waktu
syuting pertama itu?
J : Yang pertama di acara Hiburan Malam, TVRI.
Yang buat kita lucu waktu itu tuh, pas shooting
acara pemain flute, Bambang namanya,
yang. bergoyang sambil memutar-mutar flutenya. Dan tau ga, flutenya terlepas,
terbang dan kena jidad kameramennya, hahahaha
T : Dian PP waktu muda. Dimana bro, masa
sekolah elo dulu. SD, SMP, SMA...
J : SD Kebon Baru, SMP 23 Muhammadiyah, SMA 37 yang
juga di daerah Tebet. Emang anak Tebet banget ya gw tuh, hihihihi......
T : Kesan elo waktu sekolah dulu, gimana?
Misal, waktu SD deh. Ada yang elo inget?
J : Palingan apa ya, saat pacaran kali di SMA. Naik motor, pas
tikungan ngebut...oooouw, ada Becak!
Kaget, menghindar..Akhirnya kita nyusruk
lah berdua ke dalam Becak. Dan motorku lari sendiri ke selokan....uuuh! Bayangin aja!
T : Waktu kecil dulu itu, Elo paling
seneng apaan?
J : Paling seneng belajar ilmu bela diri, oom....
T : Oh ya, beladiri apaan? Senang liat film silat
kali ya?
J : Di SMA, pilih belajar kungfu. Sekarang masih
belajar juga,tapi Aikido, om.... Hahahaha, iya dulu. Sekarang biar sehat aja
bro.
T : Soal musik, salah satunya. musik apa,
yang paling elo "rekam" bener, dan ga bs lupa sampai sekarang.
Apapun, ya bisa lagu, musisi, penyanyi....
J : Oh,
apa ya? Ok, di musikku aja ya. Itu di lagu "Semurni Kasih", saat itu
kita bebas berkreasi. nikmat lho begitu, pada era itu
T : Bakat menyanyi, main gitar, menulis
lagu, kira-kira dapat dari siapa ya bro? Ayah atau ibumu?
J : Dari
kedua orang tua.
T : Pada saat dulu, ortu bolehin ga elo
main musik, main musik secara lebih serius?
J : Iyaa
pastinya.... Mereka support banget, apalagi untuk belajar secara beneran ya,
edukasi teori gitu.
T : Ada pesan masa dulu dari ortu, baik
ayah dan ibu, yang masih elo inget sampai sekarang?
J : Dari Papaku itu, "Belajar, Berteman Banyak Dari Likungan
". Sementara, dari Ibu "Berdoa sebelum ada Penciptaan dan Bernyanyilah
dengan Rasa dan Jelas". tu gw inget banget.
T : Cita-citamu waktu kecil apa bro?
J : Aduh,
apaan ya? Ga ada kayaknya... Hihihi. Tidak pernah ada yang terlintas, secara
serius gitu ya, hanya berfikir apakah saya bisa...kaya raya, hehehehe
T : Waktu kecil dulu itu, nilai tertinggi
elo dapat dari pelajaran apaan?
J : Ada
tuh! Hanya untuk seni rupa dan seni musik. Pelajaran yang lain
kelaut semua...Hahahaha
Albumnya udah banyak juga
sih ya? Yang pasti, dimulai dari Indonesian
Jazz Vocal, dirilis oleh Jackson
Records di tahun 1983. Itu dia, langsung laris. Tapi memang berani juga,
pakai langsung title “jazz” di judul albumnya itu. Penata musik album ini adalah
Billy J. Budiarjo.
Lagu-lagunya antara lain
adalah ‘Kusabar Menanti’, ‘Satu Birasa’, ‘Melati di Atas Bukit’, ‘Semurni Kasih’.
Lalu juga ada, ‘Aku’, ‘Doa Tuk Negeri Tercinta’, ‘Kaum Muda’, ‘Jawaban’. Dan
dua lagu terakhir, ‘Imajinasi’ dan ‘Anna’. Semua lagu ditulisnya sendiri,
dengan dibantu oleh Deddy Dhukun dan Bagoes AA. Hanya lagu pembuka itu, karya
bersama Billy, Deddy Dhukun dan Bagoes AA.
Album berikutnya, dirilis
setahun kemudian. Intermezzo
judulnya. Musiknya ditangani oleh Bagoes AA. Dirilis oleh label yang sama
dengan album perdananya. Ada beberapa nama musisi muda, yang waktu itu mulai
menonjol namanya, antara lain macam, Dodo
Zakaria, Erwin Gutawa, Tito Soemarsono, Raidy Noor dan Uce Haryono.
Materi tracks di dalamnya, dibuka dengan, ‘Gelisah’, ‘Kubawa Kau Serta’.
Itu dua lagu yang melejit tinggi saat itu. Selain itu, ‘The Second Night’, ‘Inspirasi’,
‘Selama Kau Ada’, ‘Cinta Kita’, ‘Sabtu Meriah’. Lagu berikutnya, ‘Selimut Hati’,
‘Intermezo’ dan ‘Jumpa Bahagia’.
Album Lima Menit Lagi, kemudian dirilis 3 tahun setelah album kedua. Dorie Kalmas menjadi produser.
Sementara musik ditangani oleh Raidy Noor. Beberapa musisi muda handal, ikut
mendukung album ini, antara lain,Aminoto
Kosin, Uce Haryono dan tak ketinggalan, Bagoes AA.
Adapun track-list pada album ini adalah, dimulai dengan, ‘5 Menit Lagi’.
Kemudian, ‘Papa Sayang Mama’, ‘Mengapa’, ‘Musikku’, ‘Disana Ada Dia’, ‘Di Sini’.
Selanjutnya ada lagu, ‘Cinta 2 kali’, ‘Kamar Biru’, ‘Sepekan Lalu’. Dan ditutup
oleh, ‘Lagu Sukaria’.
T : Waktu elo dulu bisa rekaman, siapa
yang paling berjasa, yang membuat akhirnya elo bisa rekaman?
J : Almarhum Billy J Budiarjo, Bagoes AA, serta
juga almarhum pak Jackson Arif, itu lho Jackson Record, yg memberi kebebasan
berkarya..
T : Iya ya bro, Billy, Bagoes juga Deddy yang
mendukung debut albummu dulu itu?
J : Yup oom. Ya dikerjain barengan dengan
mereka.
T : Sejak kapan
sebenarnya sih, elo bercita-cita atau kepengen jadi musisi?
J : Sejak lepas SMA, itupun tidak sadar sepenuhnya
kok, kalau akhirnya eh beneran jadi musisi,komposer, ataupun singer...
T : Nah, ketika rekaman
satu album, dua album, tiga albumlah. Apa yang kemudian elo cita-citakan, yang
tentunya berkisar soal rekaman, soal musik?
J : Ah ga
muluk-muluk, hanya berharap
karya-karyaku bisa abadi aja..
T : Abadi itu, bukannya toko emas di daerah
Tebet?
J : Ah masak? Hahahahaha, bisa aja elo, oom....
Setau gw, itu toko kelontong....
T : Dari semua lagu yang
pernah elo tulis, elo buat selama ini, bisa elo sebut 5 lagu yang paling
berkesan buat elo? Yang paling ada "ceritanya", yang elo ga akan
lupa...
J : Pertama
itu, Melati di atas Bukit, gw bikin dengan Sumiaty Sutiko. Kedua, Semurni
Kasih, dibikin dengan Bagoes AA. Lalu ketiganya, Gelisah, itu gw bikin juga
dengan Sumiaty Sutiko. Keempatnya, Masa Kecilku, gw bikin juga dengan Sumiaty
Sutiko.Lima kan ya? Ya, yang kelima, Masih Ada, gw bikin dengan Deddy Dukun
Lelah
Hati ini
lelah karena dia
Satu dua
hari tak kujumpa jua
Rasa
setahun sudah kita berpisah
Rindunya....
Ya Tuhan
Sampaikanlah
doa hamba
Ooo...sampaikan...
Diri ini
tak kuasa tanpa diKau
Kususunkan
jari ini padamu
(Gelisah, karya Dian Pramana Poetra.
Dari album Intermezzo, 1984)
T : Partner untuk bikin
lagu bro. Siapa yang paling ideal sebagai teman dekat elo dalam membuat lagu?
J : Ibuku,
Bagoes AA dan Deddy Dhukun
T : Ada ga, partner elo
bikin lagu, yang punya kisah tersendiri, yang elo inget sampai sekarang?
J :
Hahaha, ada tuh. Di lagu, Aku ini Punya Siapa", dimana itu ceritain
2D macarin Satu Cewek.. Hihihi, threesome! Dan ceweknyapun sampai bingung lhooo...hehehe
T : Tentang penggemar
nih. Ada ga lagu yang paling berkesan buat penggemar elo, yang lantas punya
cerita unik banget dan elo selalu inget?
J : Apa
ya, mungkin khusus untuk lagu Kau Seputih Melati, yang karya Yockie Suryo
Prayogo, yang membuat fansku lantas jadi bertambah di segmen pop
T : Apa arti penggemar
cowok, buatmu?
J : Sama
aja kok mereka dengan penggemar cewek. Tau ga bro, lucunya tuh
lagu-laguku dipakai untuk merayu ceweknya mereka. Sampai jadian, eh
sampai beranak pinak deh sekarang..
T : Perhatian apa yang
paling unik, paling membuat elo terkesan dari penggemar elo yang cowok? Sekali
lagi, cowok lho, bukan cewek...
J : Ga
ada yang khususlah, Sama kok. Tapi mungkin dulu itu, penggemar cewek dan
penggemar cowok, yang suka lagu dan musikku, sama banyaknya ya.... Kayaknya
sih....
T : Nah, kalau dari
penggemar cewek, ada yang pernah elo inget, perhatian unik dan lucu gitu?
J : Rata-rata mereka itu, kalo sudah mencintai
lagu-laguku, kadang rela untuk hadir di setiap Performku, walau di luar kota. Bukan di kotanya gitu. Mau ngejarnya...
T : Pernah ga, dikritik
fans elo, ya cowok dan cewek, yang elo inget sampai sekarang?
J : Mereka
masak ya, ga suka kalau gw itu rambutnya pendek. Sukanya Dian PP yang rambutnya
panjang.......hihihi. Ada-ada aja
T : Soal show, ada yang
paling berkesan selama ini buat elo? Dimana dan kapan dan kenapa...
J :
Secara spesifik sih bisa dibilang ga adalah. Hampir di setiap penampilan
berkesan, apalagi mereka
semua ikut berjamaah di sepanjang show. Keren lhooo itu....
T : Kota terjauh yang elo
datangin waktu show?
J : Sampai ke London, Amerika, Brunei..
T : Ada kenangan
tersendiri ga, waktu show di kota yang terjauh itu?
J : Yaa
pasti adalaaaah.... Apalagi kalau bukan, karena paymentnya itu 10 kali lipat
dari di Indonesia,oom...Hahahaha
T : Elo masih inget ga, musisi-musisi
yang pernah membantu elo, mendukung elo selama ini untuk show? Maksudnya ya,
yang masuk dalam formasi band pengiring elo...
J : Susah
juga ngingetnya. Banyak banget soalnya. Bagoes AA, Erwin Gutawa,Yopie Item,
Jimmy Manoppo, Billy JB, Candra Darusman, Addie MS, Ilyas Muhadji, dan
lain-lainnya.
T : Selama ini, bagaimana
elo memilih musisi-musisi pendukungmu?
J : Yang
utama itu, bisa baca partitur tentunya. Supaya tidak buang-buang banyak waktu
Dian juga membuat album
lain, dengan grup tersendiri. Sebenarnya, semacam grup kolaborasi, yang mana ia
bekerja bareng dengan sahabat-sahabat terdekatnya. Misalnya, persekutuan Dian, Bagoes dan Deddy lantas seperti
“diresmikan”, pada 1985. Mereka membentuki K3S.
Mereka sendiri yang menjadi produser album ini. Sementara Canary Records, bertindak sebagai produser eksekutifnya. Album
mereka tersebut berjudul, 17 ½ Tahun
Keatas.
Semua lagu dalam album K3S
mereka bertiga garap bareng bersama. Urutan lagu dalam album itu adalah, ’17 ½ Tahun
Keatas’, ‘Putri Ayu’, ‘Sherry’, ‘Tiada yang Lain’, ‘Melangkah’, ‘Dirimu’, ‘Sesumbar’,
Waktu’, ‘Cinta...Cinta’, ‘Bunga Pengantin’.
Dari K3S ini, lantas
jadilah kemudian 2D, yaitu ya Dian
dan Deddy. Album mereka adalah Keraguan.
Album ini diproduksi oleh Granada
Records. Sementara untuk musiknya, ditangani musisi kawakan, Jopie Item. Uniknya, dalam album ini
ada 2 lagu instrumental lho.
Kalau dalam album 2D ini,
sebagian besar memang berisikan penampilan mereka. Tapi ada terselip penyanyi
lain seperti, Malyda, K3S, Henry
Restoe Poetra. Lagu-lagunya adalah, ‘Keraguan’, ‘Oh Mengapa’ (oleh Malyda), ‘Kunanti
dan Kucari’, ‘Lolla’ (oleh K3S), ‘Pengisi Kalbu’. Kemudian menyelip,’Pantomim’
lagu instrumental oleh, Jopie Item.
Berikutnya, ‘Asmara Rindu’
oleh Henry Restoe dan 2D feat. Malyda. Lalu ada, ‘Yang Mana’, ‘Kadangkala’, ‘Apalagi’.
Lantas ada lagu ‘Begadang’ dibawain instrumental juga, oleh Jopie Item.. Dan
laguterkhir, ‘Teman’.
Kedua album bisa disebut
tidak sukses tapi tidak juga gagal, ketika diedarkan waktu itu. Tapi jelasnya, angka penjualan di bawah
penjualan solo album Dian. Album 2D sedikit lebih berhasil dari K3S. Namun
kalau sekarang ini, kedua album tersebut di atas, sama-sama menjadi album yang
diburu para kolektor rekaman lawas. Terutama, rekaman musik 1970-1980an.
T : Bro, apa arti rumah
buat elo, dulu ya? Kalau sekarang?
J : Rumah
itu yang selalu menginspirasi dan penuh tawa, canda, dan air mata...
T : Apa arti gitar buat
elo, bro?
J : Gitar adalah instrumen, yg bisa ada di lingkungan manapun. Dan buatku,
sangat magis jika bermain dengan full harmony
T : Elo sekarang lagi
suka dengerin siapa, musisi atau penyanyi, bisa luar negeri atau dalam negeri
deh. Kenapa bro?
J : Ah
dari dulu, ya sapai sekarang, teteuplah Antonio Carlos Jobim. Nada-nadanya itu
selalu ajaib. Dan juga, modulasinya itu, apa ya, gw sebutnya...Touchy
T : Elo suka nonton film?
Film apa yang paling berkesan buat elo?
J : Semua
film yang keluaran dari Marvel Pro atau karya-karyanya Steven Spielberg
T : Soundtrack film apa,
yang elo paling sukai?
J : Sabrina nya John Williams
T : Siapa bintang film
favorit elo, yang cewek dan yang cowok...
J :
Harrison Ford dan Jackie Chan.
Lalu ceweknya itu, Sheryl Flinn dan Serdina Swan
T : Kalau di rumah,
seberapa lamanya elo menonton televisi? Dan apa yang paling elo sukain, maksudnya
program televisi...
J : Aduh
maaf, gw jarang nonton tv. Acara-acaranyanya juga ga tahu, palingan apa
ya, oh itu On the Spot
T : Apa yang pertama kali
elo lakukan, waktu baru bangun tidur? Ya waktu bangun tidur pagi...
J : Duduk
dulu bentar, lalu olah raga kepala, untuk sembuhin Vertigo. Terus minum air
putih hangat deh, beberapa gelas
T : Lalu, apa yang
biasanya elo lakukan, sebelum tidur bro?
J : Balas-balas postingan di sosmed. Apa lagi, edit photo...
Trus nonton free movie, yang streaming itu
T : Mimpi elo yang paling
indah, selama hidup elo, ada ga yang masih elo inget terus?
J : Mimpi
di lihat Nenek dari Surga..
T : Kalau boleh berandai-andai
nih, elo pengen duet dengan siapa ya bro, penyanyi dalam negeri? Lalu kalau
penyanyi luar negeri?
J : Waduh, aku ga atau belum berpikiran ke
situ....
T : Lalu,masih
berandai-andai lagi, elo pengen kolaborasi dengan band apa bro, band dalam atau
luar negeri...
J : Ya,
itu juga. Sama deh, belum terlintas sama
sekali.
T : Kalau ada reinkarnasi
bro, elo lahir kembali tapi tidak menjadi musisi atau penyanyi, tapi
menjadi...Gubernur DKI Jaya. Apa yang akan elo lakukan?
J : Hah?
Hehehehe... Jakarta akan gw bikin jadi kota surga dengan segala kebersihannya..
Aman dan nyaman banget deh, buat semua orang....
T : Apa arti politik buat
elo?
J : Well,
politik itu sih terlalu Implicit,
karena banyak paradigma yang banyak keluar dari koridor hukum..., bahasa
politiknya
T : Apa arti polisi buat
elo?
J : Alat negara,
aparat yang harus ada di setiap sudut
kota, tempat dimana mereka melayani
masyarakat bawah dan atas dengan segala keikhlasan serta kejujuran.
T : Apa yang paling elo
inget dari seorang Deddy Dhukun?
J :
Hahayyy, doi itu seseorang yang tidak pernah berubah. Passs, sesuai
lagunya
T : Pengalaman paling
lucu, yang pernah elo alami dengan Deddy Dhukun apa. Yang terlucu deh....
J :
Banyak banget sih, tapi ini yang sekarang gw lagi inget nih, ketika show
di Bandung di tahun 80-an. Waktu itu om Deddy masuk, kepleset, ke jeblos
maksudnya, ke dalam panggung sambil membawa bunga..penontonpun jadi lebih
histeris... Iya, penonton bersorak, dipikir itu akting!
T : Elo masih inget, pertama
kali kenal dengan Deddy Dhukun, gimana?
J : Waktu
kenal pertama gw asli deh, gw pikir orang Ambon. Karena rambutnya kribo, eeh
ternyata orang Purwokerto! Ah, lucu aja kan?
T : Elo di 20 tahun
mendatang, apa yang ingin elo lakukan? Mau tinggal dimana?
J : Gw
pengennya ya oom, tinggal di Jenewa....
T : Jakarta sekarang,
menurut elo gimana ya bro?
J : Jakarta
masih ada banyak tempat-tempat kumuh yang harus dibenahi..
T : Ada ga, lagu elo yang
idenya datang dari kota Jakarta?
J : Ada
dong. Itu lagu, ....Oooh Jakarta
T : Kalau elo ulang
tahun, elo pengen fans elo kasih apa sama elo bro?
J : Ah
cukuplah, kasih doa aja. biar gw panjang umur. Sehat-sehat.
T : Apa arti istri dan
anak-anakmu buatmu bro?
J : Mereka
tak tergantikan..mereka surga buat gw..
T : Lagu elo apa yang
mana, yang paling disukai istri elo?
J : Demi
CIntaku
T : Lalu, lagu elo yang
mana, yang paling dikenang dan paling disukai sampai sekarang, oleh anak elo
yang paling sulung...
J : Oooh,
semua anak-anak suka lagu yang lucu-lucu seperti Bohong dan O...Iya
T : Elo pengen ga, anak
elo, paling tidak salah satunya,mengikuti jejak elo. Ya sebagai penyanyi, penulis lagu, musisi....
J : Biarkan
waktu yang bicara.. Ga
harus nyiapin gimana gitu, apalagi memaksa. Ga begitu.
Sengaja
aku bernyanyi
tuk dirimu
Sejuta
nada tercipta
Demi
cinta, demi cintaku
Alunan
simfoni
Menghias
indah mimpiku
Semoga
cinta abadi
Aku ingin
kau selalu menemaniku
Walau
apapun terjadi...
(Demi Cintaku, karya Dian Pramana
Poetra. Dari album Terbaik – Dian Pramana Poetra, 1999)
T : Ada ga, keinginanmu,
dalam soal musik, yang belum kesampaian hingga sekarang?
J : Gw
pengen banget bisa recording dengan full orchestra
T : Siapa tokoh, tokoh
apapun, yang pengen banget elo lihat jadi penonton konser elo?
J : Yang pasti Om Dion Momongan..biar banyak files foto-fotonya laaah, hahahaha
T : Ahayyy, bisa aja elo bro...
J : Eeeeh, beneran, hehehehe
..
T : Lalu, kalau
selebriti. misalnya bintang film, siapa yang elo pengen banget duduk di depan
nonton konser elo?
J : Yang
pasti yang bisa kasih saweran...hehehehe
T : Albummu, kapan album
terbarumu dirilis? Apa yang paling susah, dalam proses pembuatan album
terbarumu itu?
J : Album
baru itu masih progress. Yaaa, sejauh
ini sih, sebenarnya ya ga ada yg sulit..Tahun depan mungkin baru bisa rilis.
Sebenarnya, rencana tahun ini, tapi ditund dulu.
T : Terakhir, ada ga lagu tertentu, lagu
apapun, yang pengen orang-orang terdekat elo putar khusus waktu pemakamanmu?
J : Waaaaah ... Hahahahaha. Scary Song!!!
J : Waaaaah ... Hahahahaha. Scary Song!!!
Demikianlah cerita-ceriti Dian PP, begitu dia juga biasa disebut
namanya. Dian PP, eh apa ga capek tuh? Ouw, itu kan bukan, “Pergi-Pulang” keleuuussss. Ga capeklah. Walau Dian
belakangan suka males banget menyetir di Jakarta, karena kemacetannya itu. Bisa
bikin lidah lengket, begitu selorohnya.
Ia
beberapa waktu lalu sempat merilis album Fariz
RM & Dian PP in Collaboration with, diproduksi Swara Sangkar Emas dan
Music Factory Indonesia. Dalam album itu, lagu-lagu hits kedua hits maker 80-an tersebut, dibawakan
lagi oleh para penyanyi jaman sekarang, dengan aransemen musik yang baru pula.
Yang
penting sehat selalu ya kan bro? Terima kasih, sudah mau menjawab
pertanyaan-pertanyaan saya, yang sebagian ada juga yang usil dan iseng saja.
Hehehehe. Terima kasih juga dulu, di tahun silam, sudah menyediakan waktu
datang, menembus kemacetan Jakarta lhoooo. Memenuhi undangan saya untuk live
interview.
Ah
sayangnya, wawancara intim dan mendalam itu, ternyata tak bisa berlanjut.
Maksudnya, ga bisa dituntaskan hingga proses editing. Karena satu dan lain hal,
yang tak mungkinlah kiranya saya ungkapkan di tulisan ini.
Oh
ya, tulisan ini bisa menghibur para pembaca ya. Semoga ada faedahnya....../*
Dari 2D, eh jadi.... 3D. Hehehehe
Udah kan, 3D. Lalu, jadi...4D deeeh. Hehehehe. Deddy Dhukun - Donny Hardono - Dion Momongan - Dian PP
1 comment:
Alm mas Dian ga pernah diiringi alm mas Jockie s. Ya? Kalo ada album/lagu mana selain kau seputih melati?
Post a Comment