Karena
tur konser untuk musik instrumental begini kan udah lama ga ada, begitu katamu
setelah jumpa pers kemarin itu. Bener juga ya, timpalku. Terakhir, yang gw tahu
sih, waktu Trisum kan, tambahmu lagi.
Oh
iya, itu udah tahun berapa ya, sambungku. Makanya, jadi ya jalan aja deh,
beruntung Lemmon ID mau support nih,
ungkapmu lagi. Kalau ga ada Lemmy, susah juga ketemuin pihak yang mau jalanin
konsep tur konser kayak gini nih, Budj.
Adalah
LemmonID yang memang menjadi promotor tur konser tersebut. Nama tersebut
awalnya dikenal sebagai salah satu nama baru di bidang persewaan tata cahaya,
yang ternyata lantas berkembang menjadi promotor. Termasuk juga mendukung
rekaman Mahandini, album terbaru Dewa Budjana, sebagai produser
eksekutif.
Dan
Lemmy Ibrahim adalah “big-boss” dari
LemmonID. Yang secara pysically, asli big-boss, karena tubuh “kecil”nya. Lemmy
sudah bergaul akrab dan dekat dengan Dewa Budjana sejak era 1980-an. Waktu itu
mereka berdua bertemu, dan ngelmu di Forum Musik Jack & Indra Lesmana Farabi.
Foto Nini Sunny |
Tentang
Dewa Budjana ini, sudah berapa kali saya tulis dan muat dimana-mana, sepanjang
karir jurnalistik (musik) saya. Sejak pertengahan 1980-an lho! Masya Allah.
Silahkan
lihat link ini saja, salah satu tulisan
“mendekati cukup lengkap” tentang Dewa Budjana yang saya muat di media terakhir
saya. Kemudian saya lengkapi lagi, untuk dimuat di website saya ini.
Dewa Budjana dan Benny Soebardja....l
Dewa Budjana dan Benny Soebardja....l
Saya
sendiri “beruntung” mengetahui rencana jumpa pers itu dari satu postingan Lemmy Ibrahim, di sebuah whats app group. Lalu saya tanyakan
detilnya dan bilang, minat untuk datang. Jadi saya mungkin satu-satunya penulis
atau wartawan, yang menghadiri jumpa pers itu tapi sebenarnya tidak memperoleh
undangan. Aduh, kayaknya ga dianggep wartawan musik...
Maksudnya,
tidak diundang “resmi” oleh pihak yang membantu LemmonID untuk mengundang
teman-teman pers. Ada 2 pihak yang menyebarluaskan undangan tersebut. Saya nyelonong aja datang, dengan sebelumnya
ya mengontak Lemmy Ibrahim kemudian Dewa Budjana. Saya datang bersama teman
baik saya, Restu Fortuna.
Eh
Budj, sepuluh album sudah ya? Produktif juga dirimu ya, Budj? Dan catatanku,
sejak merilis debut album solo, Nusa
Damai di 1997 berlanjut dengan Gitarku
di tahun 2000, elo itu masuk pada semacam episode idealis ya. Boleh ya, gw
sebut episode idealis begitu, Budj?
Eh
iya sorry, kali ini secara khusus dipilih langsung dengan “gw dan elo”.Karena
memang mewakili obrolan kami berdua selama ini. Maklumi saja, kami bertemu lalu
berkawan dekat baru sejak pertengahan 1980-an sih. Walau ketemuan pertama,
sejatinya ya Budj,gw lupa dimana ya? Elo inget kayaknya? Stars Show Band di Ataka Studio? Ah sebelumnya juga udah ketemuan
kan kite?
Dan
sampailah di berita yang gw baca soal Mahandini, diposting elo dan Lemmy. Astaga!
Musisinya itu lho. Komen pertama gw, gile dah Budjana bisa aja dapetin musisinya yang kayak gitu?
Jordan Rudess,
Budj! Sumpeee lo... Hahaha. Kibordis legend itu mah. Banyak sekali orang yang
tahu dan mengagumi nama satu itu kan? Secara kibordisnya Dream Theatre gettoooo,
ikon progmetal nomer wahid dunia!
Jordan
Charles Rudes, nama lengkapnya. Gw suka juga dengan grupnya selain DT itu, Liquid Tension Eperiment. Gw juga
dengerin beberapa solo albumnya, kayak misal Listen atau Secret of The
Muse. Kalau ga salah sih, itu solo album sebelum doski masuk Dream Theatre gantiin Derek Sherinian. Mudah-mudahan ga
salah deh....
Lalu
nah ini yang ngejutin gw, Mohini Dey! Muda be’eng lho. Bassis cewek, lahirnya tahun 1996. Tapi karir musiknya
itu udah banyak banget, makanya sampai disebut-sebut sebagai prodigy juga. Lha soalnya udah berkarir
sejak umurnya baru 10 tahun kan.
Gw
pas baca elo bisa ngajakin Mohini
Dey, bassis India itu, lantas inget-inget pernah gw baca atau dengerin
permainannya dimana ya? Eh ternyata dia pernah main dengan maestro, Zakir Hussain. Juga Nitin Sawhney, musisi electronica
ternama berdarah India, kelahiran Inggris. Selain juga membantu Steve Vai.
Kemudian
Marco Minneman, drummer. Yang main
dengan Steven Wilson-nya Porcupine Tree. Drummer yang banyak
main di wilayah progressive rock nih.
Dia juga sempat mendukung bandnya Joe
Satriani. Sekarang gabung dengan The
Mute Gods dan The Sea Within,
yang berbau prog-rock.
So,
albummu “bergeser” ke progrock nih, kalau melihat dari musisi pendukungnya ya.
Instrumental iya, begitu jawab elo tapi soal jazz atau progrock, sebenarnya elo
ga secara eksplisit atawa terang-terangan jawab ada pergeseran.
Persoalannya kan, gw sendiri belum mendengarkan materi Mahandini itu? Yang waktu jumpa pers, elo dan Lemmy bilang, akan dirilis versi digitalnya di sekitar November atau Desember tahun 2018 ini. Bakal disusul juga format CD nya, beberapa bulan kemudian.
Dalam
Mahandini itu, ternyata juga ada keterlibatan gitaris lain. Mike Stern, salah satu gitaris jazz
rock yang lumayan kondang buat para musisi di sini. Juga nama tenar lain, John Frusciante, yoih mantan gitarisnya Red Hot Chilli Peppers itu.
Naga-naganya,
bedalah ya dengan Zentuary misalnya?
Kan lihat aja, yang di album kesembilan, Zentuary
itu musisi pendukungnya juga lain lagi. 3 musisi legendaris, Gary Husband, Tony
Levin dan Jack de Johnette. Nah yang lantas kalau mereka-reka corak musikmu
sebenarnya apa, rada sulit sulit mudah sih.
Progressive
Fusion kali? Entahlah. Kan yang lebih penting sih Budj, gw suka apa ga. Hehehe,
itu pentinglah. Kalau ga suka, gimana gw mau nulis tentang elo? Jazz atau
bukan, tetapi ngomongin elo kan, ya ga bisa lepas dari masa lalumu?
Elo banyak bergaul, berkecimpung di wilayah jazz, dengan banyak “orang-orang” jazz. Mungkin itu bisa jadi “tanda-tanda jaman”. Walau elo kan juga berkembang Toh elo malah ngetop justru dengan GIGI?
Gw
penasaran dengan Mahandini. Dan gw juga penasaran tentu saja dengan konser di
Desember nanti. Elo menyebut ada Jay
Soebiyakto sebagai penata artistik konser tersebut kan? Wah, wah, wah.
Dahsyat nih gelagatnya...
Sewajarnya
sih, elo “ditampilkan” lebih istimewa. Musikmu istimewa, perjalanan musikmu
juga spesial. 10 album solo, cuuuy! Belum lagi, sudah berapa album yang GIGI
hasilkan?
Sebagai
musisi, elo termasuk musisi atau gitaris dengan produksi solo album terbanyak.
Yang menyamai elo, rasanya hanyalah sohib-sohib terdekatmu. Tohpati misalnya.
Juga, Bintang Indrianto!
Solo
album memang membuatmu sadar atau tidak, menegaskan jalan yang elo pilih.
Memainkan karya-karya sendiri, orisinalitas yang dikedepankan. Era memainkan
lagu orang, meng-cover, elo pernah
jalanin. Sekitar 1985 sampai kapan Budj? Seinget gw, mungkin sampai GIGI
keluarin album pertama?
Ya
dengan Hydro misalnya. Apalagi Budj? Main di Hotel Hilton dan beberapa kafe
lain, di bawah bendera Ireng Maulana Associates. Termasuk Stars Show Band, yang
bawain lagu-lagu disko barat itu.
Balik
ke rasa penasaran gw. Apakah gw penasaran juga dengan penampilan tur konser elo
ini? Main didukung Shadu Sjah Rasjidi (bass), Demas Narawangsa (drums), Irsa
Destiwi (piano/kibor), Marthin Siahaan (kibor) dan the one n only, Saat “Borneo” Syah (flute and voice).
Budjana dan gw diapit teman-teman wartawan-wartawan musik terkemuka nasional. Difotoin secara wefie oleh Nini Sunny |
Senengnya, berfoto dengan para senior saya, para wartawan yang dedikasinya tinggi sekali, Nini Sunny, Bens Leo, Dimas Suprityanto dan Buddy Ace. |
Ada
sejumput penasaran gw juga. Ga begitu besar. Karena kalau terlalu besar
penasaran ini Budj, gw takut bikin ga bisa tidur. Runyamlah. Ya apalagi kalau
gw ternyata ga bisa dapat kesempatan nonton, paling tidak di salah satu kota
yang disinggahi.
Oh
ya, ketika tulisan ini gw buat berarti, kemarin 12 September, elo dan band itu
main di Purwokerto. 13 September ini, ke Cirebon. Lalu masuk Yogyakarta untuk
main pada 18 September. Lanjut ke Semarang, main di 20 September. Kota
terakhir, Solo, di Selasa malam, 25 September.
Dan
sukseslah Budj. Juga salam hormat dan sukses pula untuk Lemmy Ibrahim and his
Lemmon ID. Soal gw mau nonton apa ganya, gw pikir mending gw pasrahkan ke
semesta raya.
Elo
pernah bilang kemarin, untuk nonton ikutan tur tanya Lemmy aja. Well, ok lah.
Tetapi selama ini, Lemmy rada bermasalah sama gw. Dia suka janji, tapi keseringan
lupa sama janjinya ke gw tuh... Hehehehe.
No comments:
Post a Comment