Akhirnya kejadian juga! Tak ada konser yang punya catatan sejarah teramat manis begini rasanya. Tentunya saja dalam dunia musik di Indonesia. Dimana ada seorang musisi yang juga menjadi penyanyi, ditambah berkemampuan menulis lagu dengan baik sekali, ternyata baru mendapatkan kesempatan tampil dalam konsernya sendiri.
Yes,
dalam sebuah konser solo. Menghidangkan lagu-lagu karyanya sendiri dengan
leluasa! Saya pribadi menunggu-nunggu kesempatan bersejarah itu sejak lama.
Bahkan pernah, beberapa tahun silam berencana, kalau saja ada kesempatan, ada
satu konser yang kepengen banget bisa saya wujudkan.
Yoih,
begitulah cuuuy. Ini juga konser yang
seperti menjadi impian saya sebetulnya. Jadi impiannya sang penyanyi yang
pianis itu juga dong? Rasanya sih demikian jugalah adanya.
Begini
nih ya. Modalnya itu sudah lebih dari cukup untuk ditampilkan secara solo.
Punya lagu-lagu hits, beserta
lagu-lagu yang ikut mewarnai jaman. Dengan musiknya yang asyik punya. Soal
wajah, aduh gantenglah! Dan belum pernah bersolo konser,padahal karir musiknya
sudah dijalaninya sekitar 40-an tahun ini! Cateeeet...
Komplit
nih konser. Ia bakalan menyanyi dan pasti piano itu untuk dia mainkan. Stage didominasi screen ada 6 yang vertikal. Dan satu yang besar, bentuknya
horizontal. Agak takjub juga melihat design
panggungnya. Ini kelihatannya bakal keren. Layarnya sebanyak itu kan?
Pas
dan cocoklah buat seorang Candra Darusman! Eh sebentar, cerita mengenai Candra
kan, terutama fokus pada kedua solo albumnya, sudah pernah kok saya tulis
beberapa waktu lalu..Candra Darusman, Indahnya Sepi dan Kekagumankul
..
..
Dan malam itu, penonton penuh. Disebarluaskan kabar, bahwa tiket sold-out, sejak beberapa hari sebelum konser. Hebat betul! Tapi memang layaklah buat seorang Candra, yang belakangan ini lebih dikenal sebagai salah satu tokoh terdepan, dalam memperjuangkan kesejahteraan para seniman musik. Terutama dalam soal hak cipta dan kekayaan intelektual.
Pantas
dong, soalnya belum pernah konser solo lho! I cant believe it’s true... Itu
kayak judul lagu kok? Lagunya Candra? Bukan, bukan! Hehehehe. Itu lagunya Phil
Collins kok, solonya..
Walaupun ternyata, saat Candra memberitahukan
kepada penonton malam itu, bahwa ini konser solonya yang pertama, banyak
penonton terkejut. Oh ternyata banyak
yang sejatinya ga tahu soal itu. Atau mungkin ga ngeh kali ya?
Konser
bertajuk Candra Darusman – The Piano Man,
menunjukkan tanda-anda bakal jadi konser yang menyenangkan, mengasyikkan,
menghibur hati. Yup, lagu-lagu dikenal, musiknya pasti keren karena didukung
para musisi muda berbakat.
Apalagi
konser ini disupport sepenuhnya oleh
tata cahaya dan tata suara yang keren punya. Ada DSS Sound, salah satu nama terdepan soal tata suara di Indonesia. Apalagi
langsung Donny Hardono pemilik DSS
sendiri, yang menjadi sound engineer.
Dan
ada pula LemmonID, salah satu nama
terbaik urusan tata cahaya panggung. Warna warni mempesona hati nih bakalan.
Juga sedap pasti buat lensa kamera... Jaminan mutu!
‘Highway to Mexico City’, lagu instrumental karya Candra so pasti jadi pembuka. Dengan ada very special guest, Bens Leo, sebagai pembaca puisi di pembuka konser. Panggung kemudian diisi grup muda yang lagi bersinar cemerlang, HIVI! Mereka membawakan dua karya lagu Candra, ‘Geneve’ dan ‘Balada Seorang Dara’. Apik euy! Sebagai opening, ngangkat!
Lalu
bintang tamu berikutnya, penyanyi cantik,Monita
Tahalea. Ia kebagian membawakan dua lagu juga. ‘Perkenaan Perdana’dan
‘Indahnya Sepi’. Suasana terasa langsung akrab dan dekat.....
Tensi
pertunjukkan langsung meninggi. Monita seleai bernyanyi, kemudian Candra
membawakan sendiri karyanya, ‘Galau’. Yang pasti, ah masak Candra galau dalam
konser solo pertamanya? Ya ga lah .....
Candra lantas memanggil Andien Aisyah. Aiiih, Andien mengharu biru dengan lagu bertema relijius, ‘Senantiasa’. Dan dilanjutkan dengan lagu gembira, ‘Pesta’. Makin ramai dong. Penonton makin terpancing untuk bersemangat dan bergairah.
Apalagi
lantas muncul Chaseiro dengan ‘Rio
de Janeiro’. Dilengkapi para penari berkostum manyala bop do e! Wuidiiih,
penarinya pake kostum berbulu-bulu gitu, kata seorang teman.
Mengingatkan
kita akan....Swara Mahardhika! Chaseiro
yang adalah kelompok vokal yang menjadi “rumah”nya Candra juga, lalu menyambung
dengan lagu, ‘Dunia di Batas Senja’.Chit-chat semua personil dengan Candra juga,
mangkinan membuat suasana meriah dan
akrab.
The
KadriJimmo membawakan lagu sendu merayu teramat manis, ‘Lagu Cinta Untuk
Marlina’. Dan juga lagu, ‘Dara’. Selepas The KadriJimmo, naiklah kemudian Tito Soemarsono. Ini nama musisi yang
rada mirip Candra sebenarnya.
Gimane kagak mirip
coy,
Tito itu musisi, ia bassist. Tapi juga bisa menulis lagu, dan ternyata sebagian
lagunya sempat menjadi hits. Salah
satunya, ‘Kaulah Segalanya’, yang populer lewat Ruth Sahanaya.
Serunya,
Tito di balik panggung mengakui bahwa ia memang belum pernah tampil dengan
Candra membawakan agu tersebut. Mereka hanya bernyanyi di rekaman saja, dalam
album Kekagumanku yang dirilis 1983.
Setelah dirilis, ga pernah dibawain
di atas panggung.
Dan
eh ternyata baru dibawain setelah sekitar 35 tahun kemudian ya, tanya saya
sambil tertawa. Dan Tito pun ikut tertawa lebar sambil mengiyakan. Bisa begitu
ya bro? Tito dan Candra kemudian menyanyikan hits terpopuler, ‘Kau’.
Buat
saya, pemunculan Tito Soemarsono ini original dan unik. Kejutan yang manis.
Kalau saja, nama Ikang Fawzy juga ditampilkan. Wah, kejutan makin klop. Pas.
Cocok untuk memberikan hiburan nan sempurna.
Ok
suasananya itu, selain hangat, juga akrab dan cair. Sesekali Candra ngobrol dengan penonton,
bercerita ini itu. Menggelitik juga, antara lain dengan...”Mo saja. Itu sedikit di atas kakak, tetapi masih di bawah oom”. Penonton tentu tersenyum mendengar
penjelasan “mo” Candra kepada Andien...
Dan
kemudian selepas Tito, naiklah Glenn
Fredly! Ia langsung membawakan lagu ‘Kau’ juga, tetapi dalam versi yang
baru, yang lebih upbeat. Lebih groovy lah, menggoyang. Glenn juga
mempunyai kesempatan menyanyi dua lagu. Ia menutup penampilannya dengan
membawakan, ‘Tempat Berpijak’.
Candra
lalu membawakan karyanya yang juga populer di tahun 1980-an, ‘Kekagumanku’. Tambah
meriah dong! Lebih banyak penonton berdiri dan ikut menyanyi. Plus, goyang!
Sedap dan seru melihatnya!
Konserpun
selesai sudah. Eala, belum. Belum! Yaelaaaaah,
nanggung euy! Penonton merasa belum klimakslah gitu Klimaks paan? Ternyata penonton meminta lagu
tambahan. Dan Candra pun bersama Chaseiro dan semua penyanyi, menyuguhkan encore, ‘Pemuda’.
Pemuda
gitu lho! Sebuah anthem sepanjang
zaman, yang adalah hits pertama Chaseiro, beredar sejak akhir 1970an. Lama
kelamaan, lagu populer itu malah menjadi seperti lagu perjuangan kaum muda!
Ciamik!
Dan
itulah beneran lagu penutup. Penonton
rata-rata puas. Sumringah, cerah ceria, tersenyum manis, tertawa-tawa. Sebagian
mungkin capek karena ikut menyanyi, tapi raut wajahnya terlihat puas betul.
Tercapailah... .
Tercapai
apanya? Klimaksnya Itu? Pendeknya sih, yang datang berpasangan, lalu
berpelukan, melangkah berpegangan tangan. Bae-bae
jo, ga lupa anak-anaknya kan? Hehehehe. Kalau yang bersama teman-teman
baiknya, sebagian buru-buru menuju panggung, menyerbu para artis penyanyi. Selfie-time!
Saya
juga lumayan puas. Senang hati. Ini konser yang membuktikan Candra itu tak
pernah bisa hilang dari musik Indonesia. Nama Candra itu penitng, sampai
kapanpun. Lagu-lagunya betulan kan
mewarnai jaman, dari 1980-an memang waktu pertama kali dirilis.
Tetapi rasa-rasanya lagunya tetap bisa ikut memeriahkan suasana kapanpun. Setuju dong ya? Secara keseluruhan konser berlangsung relatif lancar, dan cukup memuaskan saya.
Dan selipan beberapa repertoar Candra, dengan piano menggambarkan suasana Eropa, itu juga menarik. Membuat konser ini sesuai bener dengan temanya kan? He's real...The Piano Man,exactly!
Kalaupun
ada catatan, sebagai ... ah harusnya bisa lebih baik gitu ya. Mungkin soal design panggung, dimana layar besar
memanjang yang utama kok terkesan
rada mengganggu sebetulnya.
Lalu,
ini tumben betul nih, biasanya saya
terpuaskan untuk memotret dengan tata cahya dari LemmonID. Kemarin itu kok rada
kurang ya? Ga begitu meng-greget, rada
“kena tanggung” tak seperti konser-konser yang didukung oleh LemmonID lainnya
sebelumnya lho.
Penasaran
lah! Setelah selidik sedikit, tanya sana-sini, ternyata saya mengambil
kesimpulan nih. Adodo dapa sayang, ,konser
yang relatif besar dan bagus ini, kayaknya tidak memakai tenaga creative atau art director yang mumpuni. Ada atau ga ya, sebetulnya?
Semua
modal utama sebuah konser sudah lebih dari “cukup” untuk konser kemarin itu. Tetapi
konser yang bagus, tetap memerlukan adanya seseorang yang sepenuhnya fokus soal
artistiknya panggung.
Seseorang
yang mengerti betul atau piawai dalam mem”bungkus” sebuah konser. Membungkusnya
dengan baik dan benar dan keren. Boleh tambahin, dan mentereng? Anak Menteng,
dulu jualan genteng? Hush, ngaco!
Banyak
konser di sini, seringkai melupakan posisi yang sejatinya penting dan terbilang vital itu. Bisa
mendesain panggung dengan apik dan asyik. Dan memahami betul, bagaimana membuat
panggung lebih hidup dan lebih bergairah dengan desain penataan cahaya. Lewat plotting dan spotting lampu yang maksimal.
Semoga masukan saya berfaedah and bermanfaat untuk ke depannya. Untuk promotornya, XI Creative, next time much be more better yoooo. Ditunggu konser-konser berikutnya, yang so pasti bisa lebh “sempurna”.
Perlu diakui dong, point bagus, almost perfect actually. Yang asyik itu ide gokilnya sih, berani dan pinter manggungin Candra Darusman, sambil bermain piano juga bernyanyi!
Kehebatannya
jualan tiket dengan semangat ekstra, itu juga gokil punya! Nah tapi liat cuuuy,
tiket ludes, penonton penuh, kalau tontonan konsernya kerennya itu maksimal kan
pasti akan memuaskan semua pihak! Setuju bro
en sis?
Well,
terkhususnya untuk “kakak” atawa mo Candra Darusman, saya terhibur betul dengan
lagu dan musiknya, yang ditangani music
director muda, bassist, Rishanda
Singgih. Pakai "horn-section" segala! Enerji atau suasana 80-an sekaleee,
original-atmospherenya dapeeeet! It’s so cool, mo-brother!.
Bikin lega tenggorokan, pulang senang dan bisa langsung tertidur pulas! Pakai mimpi ikut-ikutan
menyanyi Kekagumanku segala, di atas panggung lho. Eh pakai difotoin istriku pula. Masya
Allah! /*
No comments:
Post a Comment