Nama
ini sudah masuk dalam pikiran saya, dalam beberapa tahun terakhir. Paling
tidak, sempat terpikir, kemana dan ngapain aja dia sekarang ini? Dan sampai
pada satu ketika, di 3 tahun silam, almarhum Yockie Suryoprayogo menyebut namanya. Memilihnya untuk diajak ikut
tampil, dalam salah satu pementasannya.
Saat
itu Yockie berkeinginan untuk menggelar tontonan konser versi rock, dari
karya-karyanya. Ia memilih para musisi, yang rocker. Lalu juga penyanyinya.
Salah satunya namanya. Dan malah Yockie secara khusus mengajak saya berdiskusi,
bagaimana kalau dia diajak manggung?
Kami
berdua bersepakat, ia masih bisa. Pasti mampu. Tetap ngerock, dan tentu saja
pas untuk mendukung pementasan versi “rock total”nya Yockie. Waktu itu pementasan
itu mengambil judul Menjilat Matahari.
Dan kejadian deh!
Ternyata
itu merupakan konser terakhir seorang Yockie Suryoprayogo. Dimana beberapa
bulan kemudian, mas Yockie menghembuskan nafasnya yang terakhir. Dan selepas
konser, ia mengaku puas dengan penampilan semua musisi dan penyanyi. Termasuk
tentu saja, penampilan si “Lady Rocker”
satu itu.
Gegara
penampilannya bersama almarhum Yockie, saya punya ide untuk menggelar konser
solonya. Kan lagi trend-nya konser-konser solo atau konser tunggal, dari grup
band atau para penyanyi.Wah, ya nama dia ini, kudu nih dapat kesempatan juga.
Memang
sempat ada pertemuan dengan teman saya, memperkenalkan seorang yang berhasrat
membuat sebuah konser musik. Tapi harus konser yang megah, kelas premiumlah,
sebut saja begitu. Harus dengan orkestra, dan harus di Plenary Hall, Jakarta Convention Centre. Dia
bertanya, siapa kira-kira yang pas ya, dan yang pasti bisa dijual? Alias, pasti
bisa mendatangkan banyak penonton....
Saya
langsung menyebut namanya. Pertimbangan saya jelas, ia masih mampu. Sangat
mampu. Sudah terbukti kok walau kemarin dengan hanya 3 lagu bersama almarhum
Yockie, tapi ia memang masih “bisa”. Dan pertimbangan penting lainnya,
“kelebihan”nya adalah dia jarang tampil sebenarnya.
Pasti
banyak orang yang kangen dong, ya sama kangennya dengan saya! Ia menggangguk
setuju. Ok boleh juga. Dan, akhirnya rencana itu....tidak kesampaian deh!
Karena suatu dan lain hallah.....
Sampai
tetiba dapat info, diperkuat dengan eFlyers
yang melintas di akun media sosial saya, eh eh ternyata dia beneran konser lho!
Akan konser maksudnya. Wah keren banget, ada yang sama pemikirannya. Kebetulan
sama juga, musisi yang dipilih jadi pengiringnya adalah Tohpati. Dengan orkestra pula! Gokil
cuy. Pasti seru!
Jelas,
saya harus nonton dong! Ga boleh terlewat. Saya yakin, bahwa konsernya pasti
akan sukses nanti. Jualan tiketnya, harusnya akan relatif mudah. Kan bener tuh,
2 mingguan sebelum konser, dapat kabar, tiket sudah sold-out! Cakep!
Oh
ya,merunut ke belakang. Nama dia, Nicky
Astria, saya diperkenalkan oleh teman baik saya, kami satu kantor dulu,
almarhum Denny Sabri. Diperkenalkan
lewat rekamannya, waktu itu album perdananya,.
Saya
ingat, kang Denny Sabri bilang, coba Dion dengerin ini. Dengerin rock juga
dong, jangan selalu jazz terus. Waktu itu, saya memang diplot di desk untuk
musik jazz, di majalah Vista. Almarhum menyambung, ini pnyanyi baru dari
Bandung, keren deh suaranya, dengerin aja....
Usai
dengerin, saya mengangguk setuju, emang keren kang. Siapa sih? Nicky namanya, dia
itu adiknya rekan kita di sini juga, adiknya Bucky Wikagoe. Oh ya? Iya, adik kandungnya lho. Beberapa waktu
kemudian datang kang Buki, lantas almarhum Denny menjelaskan ke kang Bucky itu.
Kalau mau tanya lebih jauh ya langsung sama abangnya aja ya....
Itu
awal perkenalan saya dengannya. Perjumpaan
bertemu muka, baru beberapa tahun kemudian. Lagi-lagi almarhum Denny Sabri yang
memperkenalkan secara tidak langsung, dengan jalan memberi tahu bahwa Nicky
akan ada konperensi pers merilis album barunya. Datang aja. Saya datang,
almarhum Denny ga ada, hanya ada almarhum Remy
Soetansyah.
Remy,
seperti juga kang Denny Sabri, juga rekan seperjuangan di Vista. Remy yang
memperkenalkan saya. Dan hanya sekelebatan, basa-basi gitu saja. Etapi waktu
itu, saya lihat, dia ramah dan baik hatinya.
Tapi
terus terang, memang dari pertama dengar suaranya, saya sudah setuju, suaranya
keren nih! Setelah berkenalan, ya makin memuji saja. Paling ga, saya mencoba
“sok meramal” lah, dia bisa jadi penyanyi bernama besar kelak.
Mungkin
sejak saat itu, saya sebut saja, ya saya jadi mengidolakan dia juga. Karena
sepengetahuan saya, ia memang terbaik. Memang banyak sebenarnya,
penyanyi-penyanyi rock perempuan lain yang bermunculan, tapi Nicky tetap
terbaik. Punya ciri tersendiri gitu.
Dan
kelebihan lain dari Nicky adalah, ia bak ketiban rezeki. Ia banyak sekali
mendapatkan lagu-lagu bagus, yang lantas
menjadi hits. Mengangkat tinggi
namanya. Ia menjadi rocker perempuan terpopuler tentu saja. Populer dan punya
kwalitas, wuih pas banget!
Saya
lantas menonton penampilannya, beberapa kali sih di televisi. Lalu pernah di
Jakarta dan Bandung. Saya makin terkagum-kagum saja. Cewek ini rocker tulen,
kalau on stage deh! Kagak ada
duanyalah.
Suara
bagus. Dan ia juga memang terasa supel, ramah dalam bergaul. Karirnya kan
kemudian memang lumayan lancar. Predikat terbaiknya, sulit digoyahkan
penyanyi-penyanyi rock perempuan lainnya. Kesuksesan penjualan album-albumnya
juga jauh di atas penyanyi rock lain, bahkan juga yang lelaki!
Nicky Nastiti Karya
Dewi,
begitu nama lengkapnya. Kelahiran Bandung, 18 Oktober 1967. Nah namanya
melambung tinggi lewat album Jarum
Neraka, dirilis 1985. Disambung dengan Tangan
Tangan Setan, yang dirilis juga di tahun yang sama.
Berlanjut
dengan Gersang, yang dirilis tahun
1986. Terus ke Cinta di Kota Tua, dirilis
tahun 1988. Dan ada Bias Sinar, yang
dirilis tahun 1990. Dua terakhir, bukanlah solo album lengkap dari Nicky. Ia
muncul hanya dengan single, yang dijadikan judul album. Kedua album lebih
tepatnya disebut kompilasi, dengan menampilkan beberapa nama penyanyi rock
cewek dan cowok lainnya.
Nama
Nicky sebagai penyanyi rock, tak bisa dilepaskan dari sosok gitaris legendaris,
Ian Antono. Gitaris kelompok God
Bless itu mengatakan, ia diperkenalkan kepada Nicky oleh almarhum Nugroho,
produser rekaman. Masih SMA kayaknya Nicky waktu itu.
Ian
Antono kemudian membesut album Jarum Neraka, dan yang lantas melambungkan
tinggi nama Nicky sebagai lady rocker. Menurut Ian,sedari awalnya iatelah
melihat Nicky memang punya potensi. Dan punya kemauan kuat. Lalu kebetulan
lagu-lagu yang didapatnya, pas dengan karakter suara khasnya.
Nah
menyoal pada konser lagi, saya juga terpikir ada kehadiran Ian Antono. Paling
tidak sebagai sebagai very special guest. Karena perannya Ian kan penting
banget, dalam perjalanan karir Nicky. Eh, pihak promotor ternyata mengajak juga
Ian Antono! Pas bangetlah!
Serunya,
menurut Ian, kayaknya baru kali ini ia langsung berkolaborasi dengan Nicky.
Pertemuan serius di sebuah konser, sebelumnya belum pernah terjadi. Seingat Ian
Antono, paling hanyalah Nicky menjadi guest star dengan God Bless. Atau,
lanjutnya, tampil di program televisi. Kalau di konser yang beneran, yang
relatif besar, kayaknya belum pernah terjadi.
Ya
Ian is a Must lah ya, kalo konteksnya
Nicky Astria. Kalo saja Yockie masih ada, rasanya juga pantas diajak, walau
memang featuring di satu-dua lagu
saja. Kenyataannya, konser Nicky kemarin menampilkan eh tepatnya, mengundang
penyanyi lain.
Tia AFI,
yang memang dahsyat suaranya tetapi seperti “berhenti” di AFI. Aduh, sayang
sih. Ada juga Rini Wulandari, dari
ajang Indonesia Idol. Rini diduetkan dengan Nicky? Bukan, Tia iya. Rini diplot
berduaan dengan Nagita “Gigi” Slavina. Gigi adalah putri Rieta Amalia, buah perkawinannya dengan
gitaris Gideon Tengker. Rieta adalah sahabat dekat banget, bahkan kini “rekan
kerja”nya Nicky.
Satu
lainnya bintang tamu adalah, Furhan Expose,
penyanyi muda yang datang dari Malaysia. Cuma penampilan Furhan ini, jadi kayak
“basa-basi” gimana gitu. Tidak sepadan kemampuan vokal Furhan dengan Nicky.
Berasa jaraknya.... Yang penting, anggap saja dia wakil milleniallah.
Sah
jadinya, sebagai sebuah konser lengkap. Dan ada 16 lagu dalam track-list yang dimainkan. Yang menurut
Tohpati, jumlah sesuai keinginan Nicky sendiri, yang juga memilih lagu-lagunya.
Ada diskusi dengan dirinya, lebih ke bentuk musiknya gimana, tapi pemilihan
awal tetap datang dari Nicky sendiri.
Jumlah
16, ya cukup tidak cukup. Mungkin idealnya, 20 ya, eh 21 lagu? Lebih dikitlah,
juga ga papa dong. Tapi hasil akhir tetap 16 lagu itu, dengan catatan Nicky
rehat di satu lagu, ‘Mata Lelaki’, yang dibawain duet Gigi dan Rini. Eh iya
pada lagu, ‘Gelombang Kehidupan’ juga hanya dibawain Tia AFI sendiri.
Penonton,
apalagi kalau bener-bener pengagum berat Nicky Astria bisa kenyanglah. Gimana
ga kenyang, kalau semua lagu hits idolanya dihambur-hamburkan? Lihat ya, ‘Tangan
Tangan Setan’ ada, itu lagu pembuka, nyambung dari overture sebagai opening
konser.
‘Lentera
Cinta’ ada. ‘Negeri Khayalan’ lalu ‘Misteri Cinta’. Ada juga dong, ‘Gelombang
Kehidupan’, setelah ‘Jeritan Anak Manusia’, yang dibawakan Nicky duet dengan
Tia AFI. ‘Jarum Neraka’ pasti dong, iya itu masuk di medley penutup,
bersambungan dengan ‘Gersang’ dan ‘Uang’, dimana Ian Antono ikut main.
‘Mengapa’,
‘Kau’ dan ‘Bias Sinar’ dibawain juga, secara medley. Ya so pasti ada, ‘Jangan
Ada Angara’, ‘Biar Semua Hilang’ dan ‘Cinta di Kota Tua’. ‘Panggung Sandiwara’,
ya pastilah ya.
Dijamin
dah, semua bisa ikutan nyanyi, hafal ga hafal deh. Fals ga fals, yang penting
keluarin aja. Goyang juga boleh. Ngapain deh. Pokoknya bersukacitalah.
Seneng-seneng sambil melampiaskan rindu yang terpendam sekian waktu lamanya.
Secara
keseluruhan, konsernya asyik. Asyik dan lengkaplah, ya suara Nicky tentu saja.
Musiknya yang dibikin Tohpati, ngerock tapi ngepop, ada yang keras tapi tetap
enak didengerin. Tohpati itu kan gitaris rock juga adanya....
Suasana
megah pada musik, terbangun bagus nyaris sempurna, karena dukungan orkestrasi.
Rhythm section, formt bandnya itu pas banget. Dengan diisi oleh Rio Ricardo (keys), Yoiqball (drums), Fajar Adi Nugroho (bass), Yanjay
Nugraha (gitar) serta Andi Jibron
(keyboard, electricpiano). Tohpati ya main juga dong, jadi double-guitar dengan
Yankjay.
Kalaupun
ada sedikit kekurangan, lebih pada finishing-touch
dari pergelaran itu. Ini masukan, yang kudu dicermati pihak Iwan Kurniawan, sang executive producer sebagai promotor
bersama Kolam Ikan Production-nya.
Yaitu dari sisi sound, dan terlebih
pada soal lighting.
Tata
suara dan tata cahayanya, eksekusi akhirnya terasa kurang maksimal saja. Agak
sedikit mengganggu, kalau memang dicermai baik-baik. Mungkin untuk sebagian
besar penonton sih, bisa jadi dianggap fine-fine
aja...
Ncky
siap memang, dan itu terbukti kok. Ia selama ini terasa betul menjaga tubuhnya,
jogginglah, fitness dan zumba juga ya. Pokoknya relatif bugar. Suara, tak ada
penurunan berarti, relatif sama dengan “zaman keemasan”nya dulu.
Yang
juga tak berubah, mood-nya yang masih suka naik-turun? Hehehe, itu kata
orang-orang terdekatnya. Bisa ya, bisa ga. Tapi kalau saya lihat dan merasakan,
Nicky “sangat berhati-hati” jadi kesannya malah kok kurang pede? Karena lama ga
tampil, apa masih bisa? Pertanyaan Nicky itu suka gini, emang masih ada gitu
yang mau nonton gw?
Padahal
ya bukan sekedar suami budahal. Nicky siap dan sigap. Sesigap dia rajin membetulkan hijabnya saat
konser kemarin, yang suka bikin gemes penontonnya. Atau dia suka mengaku celana
kesempitan, kostumnya kok agak gini gimana gitu.
Eh,
nilai tambah satu lagi. Nicky komunikatif lho! Bahkan melihat celotehnya yang
riang, mendekati cerewet itu, sesungguhnyalah konser kemarin tidak membutuhkan MC lagi. Ketika MC “berduet” dengan
Nicky, mengajak ngobrol Gigi dan Rini, lha MC nya keteter. Jadi saya pikir, MC
ga ada ya ga masyalah, bisa
diselesaikan dengan baik kok sama seorang Nicky!
Sungguh, itu kejutan buat saya. Nicky bisa selincah itu juga, ngomong-ngemeng di atas panggung? Banyak kebisaannya ternyata! Bisa jadi tambahan inspirasi yang "baik dan benar" dong, untuk para penyanyi muda....
Iya Nicky hadir, sungguhpun terkesan ia seolah tak lagi "perlu-perlu amat" untuk tampil di panggung. Tetapi tetap ada nilai tambah. Anggap saja sebagai hikmah eh apa ya namanya, menginspirasi para kaum muda. Sapa tahu memotivasi bibit-bibit muda untuk berani tampil ke depan. Kan vokalis rock perempuan itu masih sedikit?
Sungguh, itu kejutan buat saya. Nicky bisa selincah itu juga, ngomong-ngemeng di atas panggung? Banyak kebisaannya ternyata! Bisa jadi tambahan inspirasi yang "baik dan benar" dong, untuk para penyanyi muda....
Iya Nicky hadir, sungguhpun terkesan ia seolah tak lagi "perlu-perlu amat" untuk tampil di panggung. Tetapi tetap ada nilai tambah. Anggap saja sebagai hikmah eh apa ya namanya, menginspirasi para kaum muda. Sapa tahu memotivasi bibit-bibit muda untuk berani tampil ke depan. Kan vokalis rock perempuan itu masih sedikit?
Dia
sudah kepala 5 sekarang, tepatnya 51 tahun ya? 18 album sudah dihasilkan
sepanjang karirnya. Sempat punya band sendiri, yang sekian waktu mendukungnya.
Vakum lantas berkonser. Dibarengi rilis new-single,
lagu daur ulang milik Dewi Yull. Dengan musik yang jadi lebih enerjik, lebih
bersemangat lagi.
Dan
judul konsernya diambil dari judul single terbarunya itu.
Ku harus terus
berlari.... Dari hari kehari..... Angan dan harapanku ... Luas membentang
tinggi.
Kua kan terus berlari.... dari hari ke hari... Kupacu
smangatku....sampai akhir nanti.
Insha
Allah teteh Nicky, semesta memberkahi perjalanan karirmu. Apalagi suami
merestui dan mendukungmu sepenuhnya, juga anak-anakmu tentu. Ditunggu
perhelatan konser berikutnya.
Selamat
terus berlari. Jangan lupa banyak minum.... Yang penting kan, berhentilah
(makan) sebelum kenyang, kan? /*
No comments:
Post a Comment