Ia
telah pergi, kembali ke sang pencipta nan agung, 30 Maret 2007. Usianya masih
terbilang relatif muda, waktu ia pergi keabadiannya, 57 tahun. Begitu cepatnya
ia pergi. Tetapi ia meninggalkan warisan setumpuk lagu-lagu hits, yang akan dikenang sepanjang masa.
Lagu-lagunya
terus mengisi hari-hari kehidupan begitu banyak orang. Suaranya tetap saja
berkumandang dimana-mana, sampai hari ini, dua belas tahun setelah
kepergiannya. Dan Chrismansyah Rahadi,
yang begitu populernya dengan nama pendek, Chrisye,
akhirnya menjadi seorang penyanyi pria yang bisa disebut yang tersukses selama
ini.
Ia
punya lagu yang pas, musik yang apik. Dan lebih daripada itu, ia memiliki suara
yang sangat khas. Dimana suara yang berciri khas itulah, yang sulit di”tiru”
oleh penyanyi-penyanyi pria lainnya. Itu salah satu kendala paling penting,
bahwasanya kalau menyanyikan lagu Chrisye, jangan coba-coba meniru persis suara
Chrisye.
Semaksimal
mungkin berdaya upaya, tetapi hasil akhirnya, biasanya sih, bukan melenakan
pendengar atau penonton, malah...mengganggu kenikmatan! Bisa terasa macam, ini
kok gatel kuping kita ya? Itu salah satu keunggulan utama sosok seorang
Chrisye.
Dan
karena itulah, lantas muncul sebuah komunitas kecil. Yang terdiri dari para “Chrisye lovers”. Yang bukan semata-mata pencinta
saja, tetapi lebih sebagai sekumpulan orang, dari pelbagai profesinya, yang
menaruh respek dan apresiasi tinggi atas Chrisye dan lagu-lagunya. Juga memberi
hormat pada perjalanan hidup sang legenda itu.
Komunitas Kangen
Chrisye namanya. Dan saya juga ada lho di dalamnya. Dan
saban setahun sekali, K2C ini punya gawean.
Sebenarnya lebih berupa arena silaturahmi saja, gathering lah bahasa kerennya. Cuma bukan sekedar kumpul-kumpul.
Silaturahmi
lalu, merilis buku. Sudah ada beberapa buku dirilis sejauh ini. Yang dicetak
dan disebarluaskan bukan untuk komersial. Lebih sebagai mengingat, melestarikan,
memelihara terus kenangan-kenangan dengan sosok almarhum, suara dan tentu saja,
dengan lagu dan musiknya yang terasa abadi dan tak lekang dimakan zaman itu.
Buku-buku
tersebut adalah Chrisye, Kesan di Mata
Media, Sahabat dan Fans (rilis 2012). Kemudian 10 Tahun Setelah Chrisye Pergi (Ekspresi Kangen Penggemar) (2017). Ketiga, 11 Tahun Kangen Chrisye (Kumpulan
Tulisan Jurnalis Tentang Chrisye, dirilis tahun 2018).
Adalah
seorang Ferry Mursyidan Baldan, yang
sejatinya politikus,yang memberi perhatian ekstra pada almarhum Chrisye. Tak
menampik kalau disebut ia pencinta Chrisye, yang sudah dekat sejak Chrisye
masih ada.
Karena
kedekatannya tersebutlah, timbul respek tingginya. Dan saat Chrisye, Ferry
merasa sangat kehilangan. Seperti juga yang dirasakan oleh jutaan penggemar
Chrisye lainnya. Dan lantas membuatnya berinisiatif mengajak sahabat-sahabatnya, yang dikenalnya
baik dan sama-sama menyukai Chrisye, untuk membentuk sebuah komunitas.
Pada 2018 lalu, Ferry Mursyidan Baldan dan Yanti Chrisye |
Ferry
kemudian giat juga mengumpulkan pelbagai pernak-pernik tentang Chrisye. Di
waktu mendatang, ia berencana untuk bisa mendirikan sebuah museum kecil, yang
berisikan berbagai memorabilia terkait Chrisye. Nantinya, itu akan menjadi hotspot-nya penggemar Chrisye secara
keseluruhan.
K2C
dibentuk sejak 30 Maret 2012, dan selain Ferry Mursyidan Baldan sebagai
penggagas dan pendiri sekaligus ketua, K2C terdiri dari beberapa penulis musik
atau wartawan. Juga fotografer dan termasuk pula profesional di bidang show management. Maka tak heran, selalu
ada event kecil di setiap 30 Maret.
Wadah
ini adalah murni non profit dan tak boleh menjadi alat politik, begitu
digariskan oleh Ferry Mursyidan Baldan. Ini murni berbuat untuk dan atas nama
Chrisye, dan tentu saja sepengetahuan dan diijinkan pihak keluarga Chrisye,
demikian dijelaskan Ferry lagi.
Kegiatan
yang kecil dan sederhana, menjadi agenda tetap K2C, setiap tanggal kepergian
almarhum dan pada tiap 1 September, hari kelahirannya. Acaranya bisa berupa
berziarah bersama ke makam almarhum lalu dilanjutkan pengajian bersama anak
yatim, selepas Maghrib.
Bisa
juga berlanjut dengan, bersama-sama mendengarkan lagu-lagu Chrisye, bisa lewat
CD. Atau merikues band di kafe, menyanyikan lagu-lagu sang legenda itu, bila
memang memilih nongkrong dan ngopi bareng
di kafe, tambah Ferry.
Khusus
memperingati kepergian Chrisye di tahun 2019 ini, diadakan pementasan Legend of Love, Tribute to Chrisye di panggung Pasar Seni Jaya Ancol. Bekerjasama
dengan Pasar Seni Ancol dan Jakarta
Melayu Festival.
Jadinya
adalah sebuah upaya memberikan warna lain pada sajian lagu-lagu memorable dari Chrisye. Yaitu upaya
mencoba memberi sentuhan khas musik Melayu. Sebuah gagasan yang unik.
Walau
pada implementasinya, bukanlah hal mudah. Mengingat sebagian besar lagu-lagu
yang dipopulerkan Chrisye itu, baukanlah musik yang “mudah”. Apalagi lagu-lagu
itu sudah amat lekat dengan musiknya. Mencoba membungkusnya dengan musik yang
berbeda, selain tidak mudah juga rada beresiko sebenarnya.
Acara
kemarin itu menampilkan banyak penyanyi yang menjadi langganan pengisi acara
Jakarta Melayu Festival.seperti Nong Niken, Darmansyah, Alfin Habib, Tom
Salimin dan Takaeda, serta Eri Susan, Shena Malsiana.
Selain
itu, dimeriahkan pula oleh penyanyi populer yang telah lumayan dikenal, Bonita.
Putri entertainer kawakan Koes Hendratmo itu, seperti diselipkan untuk memberikan tambahan warna yang spesifik
pada sajian musik malam itu. Muncul juga violis, Henri Lamiri, yang mendukung
grup band Seroja, sebagai pengiring.
Dalam
kesempatan malam itu, diserahkan juga tanda mata berupa sebuah lukisan, karya
seniman Pasar Seni Ancol, pelukis Prawoto.
Lukisan wajah Chrisye itu diserahkan oleh pihak Pasar Seni Ancol, dan
diterimakan oleh saya, sebagai wakil dari K2C dan keluarga almarhum
Chrisye.Kemarin, Yanti Chrisye, istri almarhum, tak dapat hadir..
Chrisye memang sejatinya tak pernah hilang. Segenap kegiatan yang dilakukan K2C, adalah bukti bahwasanya kepedulian, penghargaan dan kecintaan terhadap almarhum tak pernah habis.
Buat
Ferry pribadi, semua lagu Chrisye mempunyai keindahan dan kelembutan.
Mendengarkan lagu-lagu Chrisye tak pernah bosan, karena selalu menimbulkan rasa
bahagia.
Pada
waktu selanjutnya, diharapkan memang lagu-lagu dan musik-musik indah yang
diedarkan pada masa-masa lalu, tetap akan dapat terdengar sepanjang masa.
Selain didengar dan dinikmati, tentunya juga dapat memberi apresiasi yang
tinggi pada penyanyi-penyanyinya. Termasuk juga penulis lagu dan para
pemusiknya.
Lagu-lagu
itu menjadi bagian penting dalam sejarah kehidupan begitu banyak orang. Tak
hanya Chrisye memang, ada nama-nama lain yang mewarnai masa-masa muda banyak
sekali orang. Sekaligus menjadi inspirasi dasar bagi perjalanan musik
Indonesia, memberi pengaruh positif bagi
karya-karya musisi generasi berikut, pada masa-masa mendatang. /*
No comments:
Post a Comment