Ini akan berpanjang-panjang pada segala "permainan" alasan, menyelaraskan "visi dan misi", dan aneka "tetek-bengek" yang lain. Tapi kalau saja memiliki waktu sejenak, sebenarnya kenapa tidak jazz berbunyi di Pekanbaru? Boleh saja jazz berbunyi dimanapun, pkapanpun, oleh siapapun. Tinggallah kita boleh memiliki sikap, setuju atau tidak?
Semuanya pada akhirnya adalah tinggal pada pelaksanaan. Ketika konsep, visi dan misi sudah tertuliskan dan disepakati, lalu bagaimana? Walau kesepakatan, baik itu tertulis maupun tidak, tentu saja rentan untuk di"goyang-gaying" di tengah jalan. Tapi "goyang-goyangan" sangatlah manusiawi, standar saja adanya. Karena yang terpenting, apakah bisa untuk kembali menjalankan visi, misi dan kesepakatan di awal.
Akhirnya begitulah, dengan segala "persoalan" yang melingkari rapat, sayapun dalam hal ini hanya bisa berucap, "JAZZ as Always".... But, Always HAPPY! Karena sedari dulu, sepanjang sejarahnya, JAZZ memang adalah "perjuangan".... Jadi kalau saja menggelar Jazz di Pekanbaru butuh "perjuangan", so...let it flow. It's JAZZ, right?
Ketiadaan sponsor2 ataupun pihak2 yang sebetulnya berpotensi sebagai sponsor2 yang dapat "lebih menggiatkan festival ini", tentu saja adalah semacam "kerikil-kerikil".... Jalan tetap harus dilalui. Ketiadaan sponsor harusnya tidaklah mematikan festival ini. Ataupun "menghancurkan" visi dan misi yang dasarnya baik, pada festival ini.
Tapi kenapa juga Pekanbaru menggelar Jazz? Kenapa tidak mengeksplorasi dan menggiatkan musik-musik Melayu, sebagai "memberdayakan" eksotisme tradisi budaya setempat? Mungkin, sekali lagi, mendiskusikan hal ini butuh waktu tidak seminggu-dua minggu.
Intinya, kenapa tidak, kalau JAZZ juga dibunyikan di luar Jakarta, di luar Jawa? Kenapa tidak kalau saja Jazz bisa dibunyikan dimana-mana?
Maka begitulah yang terjadi, perjuangan tetap berupaya diteruskan dengan semaksimal mungkin. Jadinya tetap di 5 hingga 7 Juni. Tetap akan digelar di kawasan Bandarserai, Pekanbaru, RIAU. Tetap akan digelar tontonan jazz, seminar dan workshop mengenai Jazz.
Dewa Budjana, Rieka Roslan & Troubadors, simakDialog, Tompi, Zarro n the Vega, Hendri Lamiri & Kawan-Kawan, Tao Kombo Collective Messkeepers, Donny Suhendra, Netta KD. Tentu saja beserta "ikon" utama festival, GELIGA. Bersama penyanyi Andien. Lalu grup-grup luar negeri, Steve Hunter Trio dari Australia dan Bazz Groove dari Malaisya. Beserta grup-grup lain dari beberapa daerah.
Saya hanyalah berkeinginan...The JAZZ Must Go On. Tentu saja, itupun keinginan teman-teman penyelenggara, sebut juga sebagai pemilik acara ini, Yayasan RIAU JAZZ Turbulence.
Nama acara tetap saja MALACCA STRAIT JAZZ - GREEN EARTH, The Festival 2008. Sampai jumpa di Pekanbaru? Terima kasih atas dukungan, perhatian dan....doa-doanya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Lose your dreams and you will lose your mind (‘Ruby Tuesday’, Between the Button-American Release, 1967) The Rolling Stones adala...
-
Achmad Farid J. Saad . Gitaris. Mengaku seperti memiliki dua kepribadian. Dan ternyata saya telah mengenalnya sejak awalnya ia dengan kel...
-
Muhamad Iqbal, nama lengkapnya . . Panggilannya, Yo Iqball . Sebenarnya itu nama “populer”nya di lingkungan sosial media. Kelahir...
No comments:
Post a Comment